Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya?

Halo, saya admin. Tahukah Anda bahwa di jurang internet Jepang, di sudut-sudutnya yang tersembunyi, ada kisah-kisah yang dibisikkan secara diam-diam?

Di balik kegelapan anonimitas yang mendalam, banyak kejadian aneh yang masih terus diceritakan. Di sini, kami telah mengumpulkan dengan cermat kisah-kisah misterius itu – yang tidak diketahui asalnya, namun anehnya begitu nyata – yang bisa membuat bulu kuduk berdiri, hati terasa sesak, atau bahkan menjungkirbalikkan akal sehat.

Anda pasti akan menemukan cerita yang belum pernah Anda ketahui. Nah, apakah Anda siap untuk membaca…?

[1] Aku lagi latihan otot perut, jadi bosen, mau jawab pertanyaan.

  • [2] Youkai paling imut yang pernah kamu basmi?

Youkai: Istilah umum untuk berbagai makhluk supranatural dalam cerita rakyat Jepang. Konsepnya luas, mencakup dewa, oni (iblis), roh, tsukimono (roh yang merasuki orang atau benda), fenomena aneh, dll. Sering digambarkan sebagai makhluk yang membahayakan manusia atau menyebabkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan.

  • [4] Tolong kasih tau spek kamu.

[5] >>2 Nggak banyak youkai yang imut sih, tapi kalau harus disebut, mungkin yang biasa disebut “Kungkang Dataran Luas”. Mirip kungkang, tapi nama resminya jarang kedengeran. Kukunya tajem banget, suka nyerang ternak gitu.

[6] >>4 Aku masih pemula, umur 22 tahun, cowok. Tinggi 174cm. Alirannya sih namanya “Hanzan”. Muka, kalau ganteng nanti ganggu kerjaan, jadi mukanya biasa aja cenderung jelek. Masih perjaka. Ini juga biar lebih enak buat kerjaan.

Aliran “Hanzan”: Dalam konteks ini, merujuk pada aliran atau gaya tertentu dalam pembasmian youkai atau teknik dan filosofi terkait. Semacam kelompok atau garis keturunan spesialis.

  • [8] >>6 Udah lulus kuliah? Ada jurusan atau fakultas tertentu yang bikin gampang jadi pembasmi youkai?

[10] >>8 Lulusan SMP doang. Dulu rumahku di desa, waktu kecil pernah kerasukan makhluk aneh, yang datang buat basmi itu orang yang jadi guruku sekarang. Keluargaku hampir semua meninggal, jadi aku diangkat anak sama guru sampai sekarang. Katanya sih, guru dulu kuliah di Fakultas Sastra Universitas Kyoto, spesialisasi arkeologi.

Lulusan SMP: Salah satu tingkat pendidikan di Jepang, menunjukkan telah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (pendidikan wajib, biasanya selesai pada usia 15 tahun).

  • [13] >>10 Wah, kamu ngalamin hal berat banget ya. Gajinya dari siapa? Pendapatan per bulan berapa?

[15] >>13 Nggak ada gaji bulanan tetap. Kadang ada permintaan dari kuil Buddha atau kuil Shinto, terus aku kasih perkiraan biaya, baru dapet uang. Yah, biasanya sekali kerja dapet sekitar 1-3 juta yen. Kalau gunung yang berbahaya gitu bisa lebih dari 10 juta yen. Tapi permintaan kayak gitu paling cuma datang 2-3 bulan sekali.

Kuil Buddha (Otera) / Kuil Shinto (Jinja): Otera adalah fasilitas keagamaan Buddha, Jinja adalah fasilitas keagamaan Shinto (agama asli Jepang). Di masyarakat lokal, terkadang menjadi tempat meminta solusi untuk masalah spiritual.

  • [17] Gimana cara basminya?
  • [19] Beneran ada ya profesi kayak gitu. Kirain cuma bohongan (mancing/trolling).

[20] >>16 >>17 Hampir bisa dibilang cuma pakai insting gunung. Youkai itu, sebenernya nggak terlalu rapi dikategorikan kayak Kappa (youkai yang konon tinggal di air) atau Tengu (youkai gunung yang konon punya kekuatan gaib), tiap youkai itu beda-beda. Jadi, kita mikirin cara ngatasinnya sesuai kondisi di tempat. Aliran kami sih, cenderung banyak pakai cara paksa buat nyelesaiin masalah. Aliran lain ada juga yang pakai Feng Shui atau formasi (Jin). Contohnya, kerjaan yang guru lakuin tempo hari, basmi youkai jahat mirip Zashiki-warashi (youkai anak kecil yang menghuni rumah), caranya ditempelin banyak Ofuda (jimat kertas/kayu), terus rumahnya dibakar gitu aja (haha). Yah, emang efeknya cepet sih, tapi kasar.

Ofuda: Kertas atau plakat kayu yang dikeluarkan oleh kuil Shinto atau kuil Buddha, bertuliskan nama dewa/Buddha, simbol, atau sutra. Digunakan sebagai jimat penolak bala atau pengabul permohonan.

alt text

[21] >>19 Jujur, ini bukan profesi yang direkomendasiin. Di manga youkai gitu kadang bisa interaksi, tapi aslinya nggak gitu. Hampir kayak nuker umur sendiri sama uang.

[23] Ngomong-ngomong, soal Ofuda gitu, bukan kita yang bikin, tapi minta tolong ke orang hebat yang punya kebajikan tinggi. Mahal banget.

  • [25] Malem-malem suka olahraga di kuburan?

[26] >>25 Sekarang nggak terlalu sih (haha). Dulu orang-orang yang kerja beginian katanya punya kerja sampingan jadi penjarah makam, mungkin aja mereka olahraga di kuburan.

  • [27] Youkai itu adanya di mana sih? Bayanganku sih Kyoto, Izumo, Tono. Aku orang Tohoku, jadi ngerasa romantis kalau ada di Tono.
  • [28] Poniku selalu berdiri kayak antena, apa ini karena ngerasain hawa youkai (youki)?
  • [30] Youkai itu musuh semua? Nggak ada youkai yang jadi teman?
  • [31] Yang muncul di cerita horor kayak Kunekune atau Hasshakusama itu youkai?

[32] >>27 Susah dijelasin sih, tapi yang ada di tempat-tempat gitu, kayaknya yang dulu udah bikin perjanjian resmi sama Kaisar (Tennou) lewat Onmyouji gitu. Di luar negeri kan sering ganti dinasti, tapi Jepang hampir selalu Keluarga Kaisar, katanya sih karena itu. Kalau nggak ada wibawa Kaisar, katanya bakal gawat banget. Pas kerja, aku beneran bawa foto Kaisar (haha). Ada juga di banyak tempat lain kok. Biasanya yang bahaya itu youkai liar kayak gitu.

Kaisar (Tennou) / Keluarga Kaisar: Penguasa turun-temurun Jepang dan keluarganya. Secara historis juga memiliki peran sebagai pendeta tertinggi Shinto, dan dianggap memiliki otoritas spiritual terkait ketentraman dan ketertiban negara.

Onmyouji: Salah satu jabatan yang ada di istana kekaisaran Jepang dari zaman kuno hingga abad pertengahan. Ahli yang didasarkan pada pemikiran Yin-Yang dan Lima Elemen, melakukan astronomi, pembuatan kalender, ramalan, bahkan sihir dan ritual.

[33] >>28 Nggak lah (haha). Bukan hawa youkai (youki), tapi lebih kayak dirasain di kulit gitu, kalau ada. Yah, kayaknya karena udah biasa. Nanti aku ceritain episodenya kalau udah selesai latihan perut. >>30 Bukan musuh semua sih, mungkin mereka nggak punya konsep musuh kali ya. Yang jahat itu kayak hama, cuma ada di situ dan bikin onar (haha). Mungkin terasa ada niat jahat, tapi itu cuma bagian dari sifatnya. Dulu katanya dibantu sama Shikigami-sama atau semacamnya, tapi belakangan ini udah nggak bisa gitu lagi. Penyebab terbesarnya karena Keluarga Kaisar nggak ngelakuin semacam pembaruan perjanjian. Atau lebih tepatnya, udah nggak bisa. Kayaknya gara-gara banyak orang mati pas perang, budaya kayak gitu jadi putus. >>31 Cuma baca sekilas ceritanya jadi kurang paham. Tapi Hasshakusama kayaknya youkai ya.

  • [34] Kuil Shinto sama youkai ada hubungannya? Oinari-sama itu turunan youkai? Beda sama Onmyouji? Shikigami itu beneran bisa terus dipake?

Oinari-sama: Dewa yang dipuja di kuil Inari yang tersebar luas di Jepang, atau rubah yang dianggap sebagai utusannya. Umumnya dipuja sebagai dewa kesuburan padi dan kemakmuran bisnis, tetapi terkadang juga menjadi objek ketakutan.

  • [36] Kamu bisa kerja ginian karena punya indra keenam?

[37] >>34 Kuil Shinto ada yang berhubungan, ada yang nggak. Soal Oinari-sama, di Wikipedia ada penjelasannya lumayan detail lho (haha). Sampe kaget aku. Ngomongin itu jadi inget, ada rubah ekor sembilan (Kyuubi no Kitsune) kan. Itu kayaknya jadi simbol rubah jahat, tapi kalau liat deskripsinya, kayaknya harusnya rubah baik deh…

[39] >>34 Sama Onmyouji agak beda mungkin. Orang aliran gitu punya logika jelas, kayak “kalau begini, hasilnya begini, jadi harusnya begini”. Tapi aliran kami lebih kasar, cuma kayak, “pengalaman selama ini bilang kalau diginiin bakal beres kok! Nggak yakin sih!” gitu. >>36 Malah menurutku aku nggak punya. Nggak punya pun bisa diganti pakai alat kok. Punya malah sering bahaya.

  • [41] Nggak punya partner non-manusia kayak di manga?

[42] >>41 Nggak punya (haha). Aku nggak punya banyak temen, jadi pengen pelihara hewan, tapi dibilangin guru “Bahaya, jangan”. Katanya hewan juga bisa bawa bahaya. Terus, barang kesayangan juga dibikin seminimal mungkin.

  • [43] Aku sama sekali nggak percaya youkai gitu, tapi apa mungkin makhluk kayak gitu muncul di depanku?
  • [45] Ada hal yang harus diwaspadai sehari-hari? Sesuatu yang nggak boleh dilakuin, atau tempat yang nggak boleh didatengin?

[46] >>43 Yah, nggak tau juga lingkunganmu gimana, jadi nggak bisa bilang pasti, tapi mending jangan sering keluar pas gelap.

[48] >>45 Kalau minum air malem-malem, mungkin mending jangan minum air yang udah ada di gelas. Ambil baru dari keran. Terus ada banyak lagi sih, tapi yang paling harus diwaspadai ya jangan jalan sendirian malem-malem.

  • [49] >>31 Kunekune itu karangan dari 2ch (forum internet)…

[50] Sori. Latihan perutnya udah selesai, aku mau mandi dulu. Nanti kalau udah balik, aku ceritain episode yang agak panjang.

  • [51] >>37 Makasih responsnya. Dewa Inari belum liat wiki, nanti aku cek. Boleh nanya lagi? Di manga atau cerita sering ada orang penting di pemerintahan atau ekonomi yang ngandelin kekuatan okultisme, apa di dunia nyata ada yang gitu? Terus, kamu hidupnya gimana? Kalau itu kerjaanmu, uangnya dari mana?

[54] Udah balik. >>51 Soal uang udah aku tulis tadi, lumayan dapet banyak kok. Cuma ya, karena kerjaannya gini, hidupnya lumayan sederhana. Nggak boleh punya barang kesayangan, jadi kalau beli manga atau buku langsung dijual lagi, pake komputer juga selalu ganti cepet. HP juga pake yang murah-murah, gantian.

[55] Kalian sukanya cerita yang gimana? Yang pendek aja?

[66] Karena aku lulusan SMP, maaf ya kalau kata-katanya banyak yang aneh.

  • [87] Seru. Tolong ceritain yang paling serem dong.

[89] Nggak bisa lama-lama sih, tapi kalau ada pertanyaan, aku jawab dikit-dikit ya. >>87 Yang paling serem, mungkin karena ada bias kenangan juga, cerita masa kecilku sendiri. Ceritanya agak panjang, jadi nanti malem atau kalau udah senggang.

[94] Oke, udah ada waktu, jadi aku cerita yang agak panjang deh. Cerita kenapa aku mulai kerjaan ini. Yah, separuh awal sih hampir semua cerita kakekku, jadi aku nggak terlibat langsung. Separuh akhir baru cerita giliran aku yang kena imbasnya. Ini cerita waktu kakekku masih kecil, pas perang, karena serangan udara, anak-anak kecil sama perempuan kan dievakuasi (sokai) ke desa? Kakekku waktu itu umur 12 atau 13 tahun, buat evakuasi, dia ngungsi ke rumah neneknya dari pihak ayah.

[95] Kakekku itu tipenya agak preman kampung gitu, meskipun dibesarin di kota lumayan gede, dia cepet akrab sama desa, dapet banyak temen juga. Karena lagi perang, makan juga nggak bisa banyak, jadi katanya dia sering bareng temen-temennya nangkepin kelinci atau tanuki (anjing rakun) di sekitar situ terus dibakar buat dimakan.

  • [96] Ditunggu.

[97] Cara nangkepnya macem-macem, tapi kakekku sama temen-temennya suka ngambil beberapa perangkap gunting gede buat jepit kaki hewan yang biasa dipake pemburu lokal tanpa izin, terus dipasang ulang. Anak-anak dilarang masuk gunung karena bahaya, tapi zaman itu, laki-laki yang bisa kerja hampir semua masuk tentara, nggak ada yang ngawasin juga, jadi kalau kabur pas lagi bantu kerja di ladang, gampang aja masuk hutan.

  • [98] Terus, gimana jadinya?

[99] Kakekku, kalau mau dibilang baiknya, orangnya aktif banget, suka ninggalin kerjaan ladang terus main ke gunung. Tentu aja pas pulang dimarahin neneknya, tapi tetep aja bandel, sering masuk gunung buat main, kadang nangkep hewan terus BBQ-an. Katanya itu sekitar bulan September, suatu hari, kakek masuk gunung, sekalian ngecek perangkap yang dia pasang ada hewan kena nggak, eh dia nemuin kucing gede kakinya kejepit. Warna bulunya agak kemerahan katanya. Kakek seneng banget mikir bisa makan daging lagi, tapi waktu itu kedengeran suara langkah kaki dari belakang.

[100] Pas liat ke belakang, yang datang itu salah satu dari sedikit pemburu bapak-bapak yang tersisa di desa. Bapak itu, orangnya jahat banget, kadang hasil buruan anak-anak suka diambil paksa sambil bilang, “Mana mungkin anak kecil bisa nangkep ginian”, orangnya nyebelin, kalau ketauan main di gunung suka diaduin. Kakek mikir, “Wah, orang nyebelin dateng. Dia kalau liat kucing ini pasti diambil lagi.” “Daripada dikasih ke dia, mending hewan ini dilepasin aja.” Mikir gitu, kakek ngelepasin perangkap yang jepit kucing itu, terus ngagetin kucingnya “Hus hus” biar kabur. Terus, pas kucingnya tau kakek nggak niat bunuh, dia kayak berterima kasih, natap kakek pake mata berkaca-kaca, terus kabur ke dalam hutan.

[101] Terus bapak-bapak jahat itu datang. Bapak: “Woi, liat sesuatu nggak?”. Kakek: “Ada kucing tadi, tapi kaget gara-gara kamu datang terus kabur.” Jawabnya gitu, bapaknya mikir “Kucingnya luka, pasti nggak bisa lari jauh”, terus buru-buru ngejar kucing itu. Kakek juga hari itu langsung pulang.

[102] Sekitar sebulan kemudian, masuk bulan Oktober kalender lunar lama, alias Kannazuki. Yah, Kannazuki seperti yang kalian tau, waktunya para dewa pergi ke Izumo gitu, tapi kebanyakan youkai kan tingkatannya nggak setinggi itu, jadi buat mereka kayak tahun baru manusia, katanya suka ngumpul bareng youkai lain. Kedengerannya imut sih, tapi aslinya lebih serem, katanya orang zaman dulu kalau bulan Oktober kalender lunar lama nggak mau masuk gunung gitu, ada cerita kayak gitu. Aku juga nggak mau masuk. Tapi kakekku orangnya sama sekali nggak percaya takhayul gitu, tetep aja masuk gunung. Tapi, waktu itu udah mulai turun salju dikit, kakek dilarang neneknya “Bahaya, jangan ke gunung lagi”, tapi kakek mikir “Sekali ini aja terakhir”, tetep aja masuk gunung.

Kalender lunar lama (Kyuureki): Kalender lunisolar berdasarkan fase bulan. Digunakan secara resmi di Jepang hingga 1873 ketika kalender matahari (Gregorian) diadopsi, dan masih mempengaruhi acara musiman.

Kannazuki: Nama lain untuk bulan ke-10 kalender lunar lama Jepang. Ada legenda bahwa para dewa dari seluruh negeri berkumpul di Kuil Izumo Taisha (di Prefektur Shimane saat ini) untuk rapat, sehingga di daerah lain dewa tidak ada. Sebaliknya, di wilayah Izumo disebut “Kamiarizuki” (bulan dengan dewa).

[103] Terus, sehari setelah kakek pulang dari hutan. Karena bulan Oktober kalender lunar lama, aslinya mungkin sekitar November gitu, pasti dingin banget, tanah juga udah ketutup salju, pake baju tebel pun kalau berdiri di luar sebentar pasti dinginnya nusuk tulang, gampang dibayangin kan. Di hari kayak gitu, tiba-tiba kakekku kayak orang gila, telanjang bulat, di ladang desa yang ketutup salju, guling-guling sambil ketawa ngakak kayak orang gila. Tentu aja orang desa berusaha nghentiin, tapi tenaga kakek yang lagi gila itu kuat banget, 3-4 orang dewasa aja nggak bisa nahan. Orang desa tau kakek sering ke gunung, liat kakek ngamuk gitu, mereka jadi agak takut, orang tua yang percaya takhayul mulai bilang, “Jangan-jangan kena kutukan Yamahijiri atau Ogori-sama atau semacamnya”, akhirnya mereka cuma bisa ngelilingin kakek sambil nonton.

[104] Beberapa saat kemudian, dokter dipanggil, tapi tentu aja nggak bisa meriksa kakek yang lagi ngamuk, nenek kakek nangis kejer “Kenapa cucuku bisa jadi begini”, akhirnya orang dewasa yang kasian pada rame-rame nahan kakek, diiket pake tali terus dibawa ke kamar. Di situ dokter meriksa macem-macem, tapi tetep aja nggak ngerti apa-apa, terus ada omongan “Mungkin kenalan dokter bisa bantu”, akhirnya orang itu dipanggil.

[105] Bentar lagi takut kena batasan (forum) nih (haha). Yah, yang dipanggil itu orang dari kalangan ‘begituan’. Pokoknya setelah liat kondisi kakek, mikir sebentar, dia nyuruh bikin banyak banget air rebusan jahe, terus dimasukin garam banyak banget, disuruh minum ke kakek. Kakek waktu itu, udah diiket di atas kasur, mukanya pucet banget mungkin karena dingin, tapi keringet ngucur deras. Neneknya yang khawatir sama kakek, denger cara penanganannya langsung dilakuin, air jahe garem banyak itu diminumin paksa ke kakek. Terus, kakek tiba-tiba matanya melotot, bangunin badan, terus muntah “Hwaakk”. Tapi yang keluar bukan cairan pencernaan atau makanan belum dicerna gitu, tapi benda hitam kental kayak lumpur. Nggak terlalu berair, baunya busuk banget. Orang yang dipanggil itu, bakar benda itu pake api. Terus, kakek jadi lemes, tapi sadar lagi. Ngomong-ngomong, air jahe garem banyak ini lumayan direkomendasiin. Kalian kalau abis dari kuburan gitu mending minum.

  • [106] Seru. Lanjutin dong.
  • [107] Kayak nggak nyata tapi seru.
  • [108] Air jahe garem banyak harus bikin dulu ya.
  • [109] Air jahe garem banyak itu harus dimuntahin ya? Aku sih bisa muntah tanpa harus colok jari, jadi bisa aja.

[110] Pas kakek sadar, orang yang dipanggil itu nanya datar aja, apa yang terjadi kemarin dan hari ini sama kakek. Kakek ditanya, terus cerita kejadian pas hari salju turun dikit sebelumnya. Karena salju udah mau numpuk dan gunung bakal nggak bisa dimasukin sama sekali, sebelum itu, terakhir kali, kakek diem-diem masuk gunung mau liat ada buruan kena nggak, tapi kayaknya nggak ada hewan kena di perangkap mana pun, kakek agak kesel, nyari sampe sekitar senja, tapi tetep nggak ada. Kakek pasrah, karena dingin dan laper juga, dia mikir mau bakar ubi yang tadi diem-diem diambil buat makan siang terus pulang, jadi dia jalan ke arah yang pohonnya lumayan lebat. Daerah itu jarang didatengin, tapi nggak terlalu jauh, mungkin karena musim dingin, tempat yang banyak pohon lebih gampang nemu kayu bakar. Terus, dari belakang kedengeran suara seneng.

[111] >>109 Yah, dimuntahin boleh, nggak juga nggak apa-apa kayaknya. Katanya kalau ada benda jahat masuk, bakal muntah sendiri secara alami.

[112] Kakek kaget. Waktu itu langit udah agak gelap, tiba-tiba dipanggil di tengah hutan gitu. Kakek kan orang zaman dulu juga, ada sedikit sisi takhayulnya, sempet hampir teriak. Tapi, dia langsung sadar siapa yang ada di belakang. Bapak-bapak jahat yang tadi. Bapak itu anehnya akrab banget, nepuk-nepuk pundak kakek sambil bilang, “Udah malem, aku cariin. Ayo cepet pulang.” Kakek ngerasa agak aneh bapak itu sok akrab banget, dia nepis tangannya terus bilang, “Kalau pulang ya pulang sendiri. Siapa juga yang mau pulang bareng kamu.” Bapak itu denger gitu jadi kayak panik, “Udah malem, gunung bahaya. Ayo cepet pulang,” sambil maksa narik kakek buat pulang. Kakek emang biasanya nggak akur sama bapak itu, benci banget, jadi dia kabur dari bapak itu.

[113] Karena di tengah gunung, bapaknya juga udah lumayan tua katanya, kakek berhasil kabur cepet. Terus, tiba-tiba seluruh badan jadi dingin. Padahal tadi nggak terlalu dingin. Apa karena lari-lari jadi badannya dingin? Mikir gitu, “Ini semua gara-gara bapak itu,” jadi kesel. Terus, karena tetep dingin, laper, dan capek, dia mutusin bakar ubi. Nyari tempat yang kering buat bikin api, nemu tempat agak terbuka di hutan, mungkin karena terbuka, saljunya udah mencair semua, di tengahnya ada pohon gede yang patah. Pohonnya keliatan tua banget, bagian dalemnya udah busuk, lumayan kering. Deket akar pohonnya ada lubang kecil, kakek mikir “Lubang ini pas banget buat bikin api,” seneng, terus masukin ranting kering sama daun-daun ke situ, terus nyalain api.

[114] Sebentar kemudian, dari lubang keluar asap mengepul, pas kakek mikir “Yosh, angetin badan!”, dari lubang kedengeran suara binatang kayak “Ci, cicci!”. Diliat baik-baik, dari arah lubang ada makhluk kayak tikus keluar cepet. Karena asap jadi nggak keliatan jelas, tapi ada tupai agak gede di situ. Di gunung tupai kan bukan hal aneh, kakek udah pernah makan macem-macem hewan gunung, pas banget lagi dingin dan laper, jadi kepikiran, “Oh, pas banget ada daging di sini!”

[116] Jadi, kakek langsung injek tupai yang mau kabur itu sampe mati, terus dilempar ke dalem api. Terus, dari dalem lubang kedengeran suara tupai “Cicci, cicci” banyak banget, kakek mikir “Wah, banyak juga nih, bisa makan kenyang,” terus masukin ranting sama daun banyak-banyak ke lubang biar ketutup setengah, supaya nggak bisa kabur. Sekitar 10 menit kemudian, suara binatang dari lubang berhenti, tapi waktu itu, kecium bau daging gosong kebawa asap. Kakek sebenernya pernah makan tikus bakar juga, tupai bakar juga pernah. Tapi, bau itu kayaknya bukan dari keduanya, baunya aneh banget, bau busuk.

[117] “Aneh ya,” pikir kakek, dia coba aduk-aduk dalem lubang pohon pake tongkat kayu, ketemu sekitar belasan bangkai binatang. Diliat baik-baik ternyata cerpelai (itachi). Cerpelai dagingnya jelek banget, banyak serat, baunya juga tajem, jadi jangankan pemburu, orang yang sedikit tau soal gunung aja nggak bakal makan. Yah, terus cerpelai itu mirip rubah, suka dibilang bisa berubah wujud atau nakutin, jadi termasuk hewan yang nggak mau dihubung-hubungin. Yang pertama kabur tadi kayaknya masih anak cerpelai, masih kecil, jadi sekilas keliatan kayak tupai. Kakek juga mikir, “Wah, sial banget,” tiba-tiba tengkuknya merinding, ngerasa aneh, terus dia buang ubinya, langsung lari pulang ke rumah.

[118] Denger cerita itu, orang yang dipanggil tadi. Di tempat kami, orang kayak gini disebut “Johan” (Pembantu Hanzan), Johan juga jadi kayak “Ah, ini nggak bisa nih”. Tapi, nenek sama kakek nangis-nangis mohon, akhirnya dia bilang, “Yah, detailnya belum tau juga, tapi kalau yang dibunuh cuma cerpelai biasa, harusnya nggak punya kekuatan sampe bisa ngutuk manusia sampe mati. Tapi kalau udah jadi gini, mungkin di dalem lubang pohon itu selain cerpelai ada sesuatu yang lain, dan sesuatu itu yang berubah wujud.” Aku ulang lagi ya, bagusnya youkai itu nggak ngotot, tapi denger dari cerita, kalau youkai itu udah dibunuh, dia bakal muncul sebagai arwah penasaran (onryou), jadi itu bukan bidangnya, udah di luar logika kehidupan, jadi nggak bisa diajak ngomong baik-baik atau diatasi pake wibawa Kaisar segala macem. Lagian, kalau ini sejenis youkai cerpelai, cerpelai itu pendendam banget, nggak cuma orangnya yang mati, tapi orang sekitarnya juga bisa kena bahaya. Johan juga takut kena imbasnya, jadi bener-bener nggak mau bantu.

[119] Aku baca ulang tulisanku, maaf ya kalau susah dimengerti. Terakhir kali aku nulis panjang itu pas tugas karangan liburan musim panas SMP (haha). Terus setelah mohon macem-macem, Johan bilang “Aku sendirian nggak bisa, jadi aku panggil temen, tolong tunggu sehari.” Terus, hari itu, buat kakek lumayan kayak neraka, dia muntahin benda hitam aneh itu seharian penuh. Sementara itu, Johan manggil temennya, yang dalam kasus ini disebut “Kyouhan” (Resonansi Hanzan). Terus, malem besoknya, mereka berdua coba nyelesaiin masalahnya.

[120] Pelaksanaan ritual diputuskan dilakukan tengah malem. Kenapa ritual dilakuin tengah malem, aku inget katanya itu bentuk penghormatan maksimal ke youkai. Youkai sama manusia itu setara, pembasmian youkai itu sebenernya nggak terlalu tepat, aslinya kerjaannya kayak pengadilan perdata, ngobrol sama youkai biar damai. Ada juga cerita aku kena batunya gara-gara ngeremehin youkai, tapi yaudahlah. Pas malem, Kyouhan sama Johan saling siram air kencing ke seluruh badan. Ini bagian agak aneh dari pembasmian youkai, kalau pendeta Shinto gitu kan bersihin badan, tapi kalau ini malah harus dikotorin. Alesannya nggak tau (haha). Lampu kamar dimatiin semua, lilin dinyalain di sisi timur. Terus, Kyouhan mukul alat musik kayak perkusi (lupa namanya, jarang dipake) dengan interval tertentu. Johan selama itu, terus-terusan nampar pelan pipi kakek. Suara alat musiknya bergema di dalem ruangan kayak gema, terus tiba-tiba api lilin mati, suara gema itu jadi kedengeran kayak dimainin dari tempat lain, kalau udah gitu berhasil. Tinggal ayo negoisasi.

  • [121] Semangat.

[122] Pas masuk waktu negoisasi, kakek tiba-tiba matanya putih semua terus gemeteran hebat katanya. Terus, permainan alat musik dihentiin, lilin yang mati dipindahin ke tengah ruangan, dinyalain lagi. Di sini ada detail kecil kayak jari manis kakek ditusuk jarum dikit biar keluar darah, tapi aku lewatin ya. Terus, baca semacam puisi, artinya kira-kira “Terima kasih sudah datang! Silakan duduk dulu istirahat. Mau buah dulu?” Gitu. Pas di situ, kakek tiba-tiba mukul lantai keras sambil gemeteran. Di sini aku yang masih amatir aja tau, puisi ini kayak basa-basi, kayak kalau perusahaan mau negoisasi nanya “Gimana kabarnya akhir-akhir ini?”, kalau ini aja nggak didengerin, berarti situasinya udah gawat banget. Harusnya sih nyerah terus kabur, tapi dua orang yang ada di situ tetep coba lanjutin.

[123] Udah aku bilang kan, ginian itu lumayan sering pake kekerasan. Tawaran pertama yang keluar, “Pokoknya, kakek ini buat kamu, tolong maafin manusia lain.” Maksudnya “buat kamu” di sini juga agak gimana gitu sih, intinya minta dimaafin sama pembasmi youkai dan dibiarin pergi dari situ, terus bunuhnya jangan terang-terangan dikutuk gini, tapi dibikin kayak kecelakaan gitu. “Yah, terserah mau diapain asal nggak ketauan,” gitu maksudnya. Pas bilang gitu, lilin yang di tengah ruangan mati. Selama lilin ini nyala itu tanda masih ada niat negoisasi, tapi kalau mati beneran gawat. Udah nggak tau bakal terjadi apa.

[124] Terus, kakek mulai ngamuk sambil teriak suara aneh banget. Lagian, di dalem ruangan muncul hawa nggak enak. Lebih spesifiknya, di ruangan sempit itu harusnya cuma ada Kyouhan, Johan, sama kakek, tapi rasanya kayak ada puluhan orang desek-desekan? Akhirnya, Kyouhan sama Johan mutusin buat mundur paksa pake kekerasan. Johan nusuk jarum yang tadi nusuk jari kakek ke boneka jerami yang udah disiapin bertuliskan nama kakek, terus sambil nyiram darah anjing ke kakek, dia seret kakek keluar ruangan. Kyouhan selama itu mukul alat musik keras banget sambil baca puisi semacam kata perpisahan.

[125] Maaf, ada urusan sebentar, nanti aku balik lagi.

  • [126] Ditunggu ya~
  • [127] >>120 > Pas malem, Kyouhan sama Johan saling siram air kencing ke seluruh badan. > > Ini bagian agak aneh dari pembasmian youkai, kalau pendeta Shinto gitu kan bersihin badan > tapi kalau ini malah harus dikotorin. Alesannya nggak tau (haha) ↓ > aslinya kerjaannya kayak pengadilan perdata, ngobrol sama youkai biar damai. Aku penghuni forum okultisme, jadi ini spekulasi amatir. Mungkin maksudnya menyamakan posisi diri dengan youkai ya. Bukan cuma dari perasaan manusia, tapi biar keliatan juga secara fisik. Isi negoisasinya, ternyata, lumayan masuk akal, menarik. (Yah, kalau diliat dari sisi manusia yang dirasuki, tentu beda sih). >>1 Tulisannya nggak usah dipikirin, nggak apa-apa kok. Isinya menarik, kami nungguin. Sisanya ditunggu ya.
  • [133] Bentuknya manusia atau hewan juga nggak jelas ya. Pernah liat pas bangun tengah malem, ada wujud nyata, pusaran putih nggak beraturan gitu, sama sekali nggak tau apa. Liatnya cuma sekali, abis liat juga nggak ada apa-apa. Ketindihan (kanashibari) juga cuma denger suara halusinasi, nggak ada bahaya nyata. Kayaknya kondisi biasa, badan tidur kepala bangun.
  • [134] Penasaran lanjutannya~

[136] Udah balik. Sekarang mau mandi dulu, abis itu nulis.

  • [137] Selamat datang kembali~ Tolong ya.
  • [140] >>133 Kayaknya itu bukan yang jahat deh. Kalau punya indra keenam kadang keliatan yang gitu.

[141] Yah, begitulah, Kyouhan sama Johan berhasil bertahan sambil ngelindungin kakek sampe pagi. Terus pas pagi, kakek diminumin air jahe lagi, kali ini dikelilingin pake shimenawa (tali suci Shinto) yang dibasahin air garem, kakek yang kecapean semaleman tidur pulas di dalemnya. Sebenernya bisa dilindungin segampang ini, tapi ini bukan solusi permanen, talinya juga harus terus dibasahin kalau nggak bakal gagal. Kenapa nggak dari awal dilakuin? Mungkin karena karma atau gimana, awalnya kan yang salah kakekku, jadi pengennya biar cerpelai (youkai?) itu ngerjain dikit, terus pas malemnya mohon “Tuh kan, udah dikerjain sampe gini, maafin dong,” gitu, tapi sikap pihak sana jelek banget, nggak dikasih kesempatan sama sekali. Selama kakek tidur, Kyouhan, Johan, nenek kakek, kepala desa, dll rapat strategi.

**[142] Pokoknya pihak lawan itu youkai cerpelai, nggak salah lagi Itachi Nyuudou. Sering ada nama akhiran Nyuudou kan, “Nyuudou” ini semacam gelar kehormatan. Kayak “Pak/Bu”. Arti Nyuudou itu “yang sudah menjalani Dougyou”, Dougyou itu yah, anggap aja kayak lama latihan, semangat latihan, gitu. Kalau nolak kerjaan kadang bilang “Dengan Dougyou saya, ini nggak mungkin.” Terus soal Itachi Nyuudou itu, yah bukan cerpelai hebat banget atau gimana sih, mungkin makhluk lain, tapi akrab banget sama cerpelai, pas hari kakek bakar itu Kannazuki, mereka lagi ngumpul rame-rame, eh dibakar sama kakek sampe musnah semua, mungkin gitu.

[143] Ya iyalah, dari sisi cerpelai, mereka nggak ngelakuin salah apa-apa tiba-tiba dibunuh, ya jelas marah banget lah. Ngobrol baik-baik mana mungkin bisa, mungkin meskipun kakek udah dikutuk mati, marahnya belum reda. Mungkin desanya bisa musnah semua, atau gimana gitu. Di situ semua bingung harus gimana, terus Johan nyeletuk “Denger dari cerita kakek, hari itu dia ketemu bapak-bapak jahat, coba tanya bapak itu tau sesuatu nggak.” Tapi, pas bapak itu dipanggil dan ditanya, dia bilang “Hari sebelumnya nggak naik gunung sama sekali.”

[144] Di situ Johan langsung dapet ide. “Kayaknya kasus ini ada hubungannya sama sesuatu yang lain, mungkin dari situ bisa ketemu jalan keluar.” Terus mereka rame-rame bangunin kakek, ditanya macem-macem “Akhir-akhir ini ada hubungan sama hewan lain nggak?” atau “Nggak ada kejadian aneh?” tapi kakek nggak inget apa-apa. Akhirnya baru inget cerita nolongin kucing.

[145] Ada yang punya gambar kucing lucu?

  • [146] >>145 Tiba-tiba kenapa (haha).
  • [147] >>145 Ada apa ada apa (haha).

[149] Di sini aku kenalin dikit soal kucing, yah, mungkin kalian suka Bakemonogatari atau Nekomusume, tapi yang paling terkenal soal misteri kucing mungkin “Kucing punya 9 nyawa”. Nah, repotnya youkai tipe kucing itu di situ, beda sama youkai lain, sekali nempel itu ngotot banget. Yah, meskipun mereka nggak terlalu pengen aktif berhubungan sama manusia sih. Terus Kyouhan sama Johan mikir macem-macem, akhirnya mutusin buat bikin Choumeihai (plakat panjang umur) buat kucing itu.

alt text

[150] Intinya, kucing itu dipuja sebagai dewa. Terus, kalau emang bener kucing itu terlibat, dari sisi kucing kan jadi “Loh? Aku dipuja jadi dewa? Kenapa kenapa?” gitu, pasti dia dateng liat, nah pas itu dicoba negoisasi sama kucingnya. Yah, bagian feng shui-nya aku kurang paham, jadi aku lewatin. Pokoknya bikin plakat buat kucing, nata batu, kayu, rumah nenek dibikin kayak kuil darurat gitu. Pas udah selesai, matahari mulai tenggelam lagi, siap buat pertempuran terakhir.

[152] Nggak penting sih, tapi ada ya (thread) kayak gini. Pas malem, kerjaan yang dilakuin kemaren diulang lagi, tapi kali ini kakek dilindungin beneran pake tali. Terus pas lilin di sisi timur mati, tali itu mulai kering cepet banget, jadi disiram air garem terus-terusan. Sekitarnya jadi gelap gulita, tapi di ruangan kedengeran napas atau semacamnya jadi belasan, udaranya jadi berat banget dan tegang katanya. Situasi itu terus berlanjut, pas mereka mikir “Kalau gini terus kita juga bahaya nih,” kakek tiba-tiba bangunin badan. Matanya, meskipun di ruangan gelap gulita, keliatan bersinar aneh katanya.

[153] Di sini mungkin kalian agak ngerti, cara ngelindungin kayak gini itu bisa dilakuin kalau pihak lawan punya niat jahat. Sebenernya kebanyakan youkai itu ngebahayain orang tanpa sadar, nggak sengaja, jadi seringkali cara kayak gini nggak mempan. Di situ Kyouhan sama Johan mikir “Nah ini dia!” terus mindahin lilin ke tengah ruangan, dinyalain lagi. Apinya goyang-goyang hebat, kayak mau mati kapan aja, tapi nggak mati. Entah karena cahaya atau gimana, katanya di ruangan keliatan banyak bayangan orang.

[154] Di situ Kyouhan berhenti nyanyiin puisi. Terus Johan juga beresin semua tali di sekitar kakek, terus mereka berdua buru-buru keluar kamar. Terus, mereka pesen ke nenek, “Kalau besok pagi kakek masih hidup, berarti aman sementara. Tapi, mungkin sebaiknya jangan terlalu sering keluar dari desa ini lagi. Jangan pernah deketin hutan lagi. Puja plakat panjang umur kucing di rumah, tiap malem taruh sedikit makanan dan air yang banyak di depannya. Air itu besoknya minumkan ke kakek,” dan banyak janji lain, terus mereka buru-buru pergi dari desa pas malem.

  • [155] Ternyata mereka juga punya semacam logika sendiri ya.

[156] Menurutku sih dua orang ini pinter banget. Kalau ternyata kakek tetep mati, mungkin udah nggak ada yang bisa dilakuin lagi, dan selanjutnya mungkin mereka yang jadi target, jadi kabur pas perhatian masih ke sekitar kakek itu bener. Youkai selain yang punya nama, katanya nggak mau deket-deket daerah Kanto, jadi kalau pergi sampe sana mungkin aman. Yah, meskipun bahaya juga karena serangan udara perang segala macem. Terus, semaleman, lilin di kamar kakek tetep nyala, pas pagi tiba-tiba mati.

[157] Yah, cerita kakekku segitu aja. Selanjutnya cerita aku, cucunya. Cerita setelah itu, pas kakek mau masuk SMP, perang berakhir. Orang tua kakek meninggal karena serangan udara dll, akhirnya kakek tetep tinggal di rumah neneknya. Apa yang terjadi di kamar itu malem itu, nggak ada yang tau. Mungkin youkai pada olahraga (haha). Yah, neneknya lumayan kaya katanya, rumahnya gede, kakek dibesarin di situ. Gara-gara kasus cerpelai itu susah dapet jodoh, tapi pas udah lumayan tua nikah sama perempuan desa, punya anak. Terus, setahun setelah punya anak, kakek meninggal karena longsor. Terus anak itu tumbuh besar, jadi ayahku. Yah, hari ini capek pengen cepet tidur, jadi boleh aku potong di sini dulu?

  • [158] >>157 Makasih ya udah cerita. Besok ditunggu lanjutannya.
  • [160] Makasih ya. Ditunggu lanjutannya, tapi utamain diri sendiri dulu, santai aja. Selamat tidur.
  • [162] Akhirnya, gambar kucing tadi buat apa.
  • [179] Udah nyusul baca. Seru ya. Kalau duel langsung kayak di manga, manusia bakal kalah gampang kali ya.

[203] Udah beres-beres jadi senggang, aku lanjut nulis ya. Ini kejadian terkait youkai pertama yang aku alamin, kayaknya yang paling bahaya, cerita waktu SMP. Kakekku meninggal karena longsor, tapi istrinya, alias nenekku, selamat. Waktu itu, nenek kakekku juga udah lama meninggal karena sakit, jadi nenekku ngebesarin ayahku sendirian. Pemukiman desa kecil itu gabung sama desa lain dll, pelan-pelan berkembang jadi kota kecil. Tetep aja desa banget sih. Ayahku dibesarin biasa aja di situ. Nenekku jujur aja nggak terlalu percaya takhayul. Makanya mungkin dia mau nikah sama kakekku yang dibilang kena kutukan. Jadi, sempet ada waktu dia males muja kucing itu. Tapi, tiap kali gitu, ayahku sakit parah, jadi akhirnya dia nurutin aturan itu.

[205] Aku sama sekali nggak punya indra keenam, tapi ayahku kayaknya punya sedikit. Waktu kecil katanya sering gambar bayangan hitam pekat. Terus kalau ditanya nenek, “Ini apa?” dia selalu jawab, “Di luar jendela banyak.” Denger itu, nenek selalu mikir, “Ah, cerpelai-cerpelai itu masih belum nyerah balas dendam ya.” Yah, karena itu juga, ayahku jadi orang yang sangat pendiam dan nggak banyak ngomong. Intinya susah komunikasi. Ayahku bukan orang yang aktif, anaknya cepet dewasa, tau juga susahnya nenek. Jadi, apa yang dibilang nenek selalu diturutin, nggak pernah mau deket-deket hutan.

  • [206] Oh, selamat malam~
  • [208] Oh, udah dateng~

[209] Mungkin karena itu, ayahku tumbuh sehat. Setelah lulus SMA lokal, dia kerja di daerah Kanto. Tentu aja, altar kucing (Kamidana) itu dibawa pindah juga. Di sana dia jatuh cinta, menikah, terus lahirlah aku. Tapi, ibuku juga, liat ayahku tiap hari ngelakuin ritual kayak takhayul gitu, sempet khawatir jangan-jangan ayahku ikut aliran sesat, tapi ayahku keras kepala nggak mau berhenti. Beberapa tahun kemudian, aku lahir.

Kamidana: Altar kecil yang dipasang di dalam rumah Jepang. Tempat memuja dewa Shinto (agama asli Jepang), terutama dewa pelindung rumah (Ujigami) atau Ofuda (jimat) dari kuil yang dihormati.

[210] Tiga tahun setelah aku lahir, adik perempuanku lahir. Terus, tiap Obon (festival arwah leluhur), kami pulang ke kampung halaman ayah, alias kota kecil tadi. Aku, seperti yang diajarin ayah, tiap hari ngelakuin semacam ritual. Maksudku, dari kecil udah dilakuin jadi kebiasaan, malah jadi mikir “Orang lain emang nggak ngelakuin ya?” gitu. Karena kota kecil di desa, tiap rumah hampir saling kenal, jadi pas pulang kampung gitu, anak-anak dari rumah lain juga sering main bareng. Cuma, pas semua pada nangkep serangga di gunung, atau main di sungai, aku sama adikku selalu dilarang nenek sama ayah, “Jangan pergi.” Liat temen seumuran seneng-seneng pergi gitu jadi pengen banget.

[211] Yah, ada juga kampung halaman dari pihak ibu, jadi nggak tiap tahun ke sana sih. Pas aku kelas 2 SMP dan adikku kelas 6 SD, pas pulang ke kota itu, kejadiannya terjadi. Anak preman kampung tetangga ngajakin nyelinap keluar rumah malem-malem, mau uji nyali di kuburan deket situ. Aku tahun itu juga, dilarang keras sama ayah jalan malem-malem, jadi lumayan tertarik sama hal gitu, sempet ragu, tapi dibujuk temen-temen akhirnya ikut juga. Adikku denger kabar itu, jadi pengen ikut juga.

  • [212] Penolak (spam/troll).

[213] Aku sama adikku malem-malem, setelah orang tua sama nenek tidur, diem-diem keluar rumah. Pas mau ke arah pintu depan, tiba-tiba plakat panjang umur kucing yang dipajang di altar (Kamidana) itu jatuh ke tatami (tikar Jepang) dengan suara lumayan kenceng. Waktu itu lagi buru-buru jadi nggak terlalu dipikirin sih. Kok bisa suara jatuhnya kenceng padahal di tatami? Sekarang dipikir agak aneh. Mungkin mau ngasih peringatan ya. Yah, mungkin cuma ketiup angin aja sih, tapi kalau dibilang kebetulan kok ya pas banget. Tapi, aku sama adikku waktu itu buru-buru balikin plakatnya ke tempat semula, lega orang tua sama nenek nggak bangun gara-gara suara itu.

Tatami: Tikar tradisional Jepang yang digunakan sebagai alas lantai. Dibuat dengan inti jerami, dilapisi dengan permukaan (omote) yang dianyam dari rumput igusa, lalu dijahit. Memiliki tekstur dan aroma yang khas.

  • [214] Lanjutannya mana?

[215] >>214 Sori, tadi sempet keinget adikku. Dari situ, kami anak-anak ngumpul, terus jalan ke kuburan. Yang ngumpul sekitar 5-6 orang. Kuburannya nggak terlalu luas, isi uji nyalinya juga simpel. Di ujung paling dalem kuburan ada satu makam tua banget nggak ada namanya, di situ udah disiapin sumpit yang diwarnain sebagai tanda, satu-satu harus ngambil itu. Giliranku urutan ketiga dari depan, adikku sebelum terakhir. Pas giliranku, aku ambil tandanya tanpa ada apa-apa. Aku bener-bener nggak punya indra keenam, jadi nggak ngerasain apa-apa, nggak liat apa-apa. Terus, pas giliran adikku, dia jalan sendirian ke arah kuburan.

  • [216] Pertanda (buruk) ya.

[217] Terus, di situ terjadi hal aneh. Udah nunggu lumayan lama, tapi adikku nggak balik-balik. Kalau aja ada T-san yang lahir di kuil (meme internet) dateng di sini bakal ngebantu banget, tapi sayangnya dia lagi sibuk kayaknya. Mau nggak mau, sebagai kakaknya, aku sama si preman kampung pergi buat liat kondisi. Terus kami jalan masuk kuburan, di tengah-tengah, adikku ada di situ. Kondisi adikku agak aneh, dia berdiri di deket pohon yang tumbuh di kuburan, mukanya ngadep ke pohon sambil ngomong gumam-gumam.

[223] Aku sama si preman manggil adikku, tapi nggak ada jawaban. Kami jadi takut juga, akhirnya deketin adikku, terus balikin badannya ngadep kami. Ternyata adikku masih gumam-gumam, tapi badannya gemeteran dikit. Kami bingung mau gimana, tapi akhirnya bawa adikku balik ke tempat yang lain. Yang lain liat kondisi adikku juga jadi cemas, ditanya macem-macem, tapi adikku nggak respons. Akhirnya, uji nyalinya dibubarin, karena uji nyalinya sendiri rahasia dari orang dewasa, takut dimarahin, jadi kami diem-diem pulang ke rumah, mikir gampang aja “Besok pagi pasti adikku baikan.” Aku tuntun tangan adikku pulang bareng, anterin dia sampe tempat tidur. Untungnya, pas dituntun pelan, dia mau ikut, jadi nggak terlalu susah. Setelah nidurin dia, aku juga takut sih, tapi kalau ngadu ke orang dewasa takut dimarahin, jadi aku biarin aja terus tidur. Yah, sekarang sih, aku agak ngerti kondisi adikku waktu itu, kayaknya dia kena “Gou” sama youkai.

[224] “Gou” (囂), atau ditulis lebih rumit “Gou” (嚻), itu apa? Katanya itu cara orang dulu nulisin suara youkai pake huruf kanji. Sekarang, artinya jadi lebih dalem lagi, kayak dikagetin youkai terus sebagian jiwanya diambil. Jiwa manusia, nggak tau bener apa nggak, katanya ada Tujuh Jiwa Delapan Roh (Shichikon Happaku), nah ini kondisi sebagiannya diambil. Cara diambilnya macem-macem, penanganannya juga beda-beda.

[225] Sori. Ngantuk lagi nih. Padahal tadi siang udah tidur lumayan banyak, tapi kok makin tidur makin ngantuk ya. Mau atur jam biologis badan, jadi aku cabut dulu di sini. Nanti kalau ada waktu lagi.

  • [227] >>225 Selamat tidur. Terus huruf di dalam 「」 nggak keliatan, tolong kasih tau cara bacanya.
  • [230] >>227 Huruf kanji di dalam tanda kutip ini. Huruf yang dibilang “Yah lebih rumit lagi ditulis 嚻” itu ini.
  • [236] Huruf kanji kayak gini boleh dipake buat nama nggak ya. Kayak bakal dikutuk, atau malah dilindungi… Terus kucing itu temen apa musuh. Bapak nyebelin yang pertama kali (pas lepasin kucing) itu emang bapak nyebelin, pas kejadian ubi bakar yang kedua kali itu kucing yang nyamar jadi bapak itu kah.
  • [238] >>230 Oh, makasih. Dua-duanya nggak bisa kebaca jadi makasih banget.

[240] >>236 Aku juga kurang paham soal itu. Cuma denger cerita dari nenek, bener apa nggaknya juga nggak tau.

[241] Lanjutan kemarin. Pokoknya, adikku dibiarin gitu aja, aku masuk selimut, tapi aku sama adikku sekamar, tidurnya gelar kasur di tatami sebelahan. Tetep aja aku khawatir sama adikku, takut banget, jadi nggak bisa tidur nyenyak. Terus pas lagi setengah tidur, kedengeran suara aneh dari sebelah. Dari arah adikku. Aku nengok dikit ke arah adikku, dia lagi duduk. Awalnya nggak tau dia lagi ngapain, tapi pas diliatin terus, baru keliatan adikku lagi nguyah-ngunyah rambutnya sendiri. Rambut adikku panjang sebahu, tapi rambutnya itu dia tarik sendiri sampe putus, terus rambutnya itu dimasukin paksa ke mulutnya, kayak mau nyumpel tenggorokannya.

  • [242] Serem…

[243] Pengen teriak. Tapi, tenggorokanku kayak kesumbat, nggak bisa keluar suara. Bukan ketindihan atau gimana, kayaknya karena kaget banget. Dari situ aku liatin adikku terus, beberapa saat kemudian, mikir “Yosh, harus diapa-apain nih,” langsung nyalain lampu. Terus, liat ke arah adikku, gara-gara narik rambut paksa, sebagian kulit kepalanya berdarah. Di kasur banyak rambut adikku, tapi barengan sama itu, ada juga banyak bulu pendek yang kayaknya bukan punya adikku. Kali ini, aku beneran teriak, bangunin ayah, ibu, sama nenek.

[247] Dari situ sampe pagi macem-macem kejadiannya. Ada yang serem, ada yang karena bingung jadi nggak inget jelas. Ayah, ibu, sama nenek bangun, berusaha nahan adikku, tapi dia tetep ngamuk, jadi diiket pake tali. Terus, aku ditanyain cerita, nelpon ke rumah anak lain, dll. Aku ditanyain terus “Kamu nggak apa-apa? Ada yang nggak enak badan?” gitu, aku jawab “Nggak apa-apa,” terus dibawa ibu ke kamar lain, disuruh masuk kasur, dibilangin “Pokoknya kamu tidur.”

[248] Pas aku bangun besok paginya, kondisi adikku udah lumayan tenang. Tapi, dia demam tinggi banget katanya, pas aku sekali liat kondisinya, dia lagi ngigau parah. Aku dipanggil nenek, di situ baru diceritain soal kakekku tadi. Aku akhirnya ngerti kenapa selama ini ngelakuin ritual kayak gitu. Terus, aku dilarang keluar rumah, disuruh di kamar yang ada TV, main Pokemon terus. Generasi Emas Perak sih, Pokemon itu kayak Shikigami ya (haha), gimana gitu. Sekitar siang, kenalan nenek? Kurang tau juga, tapi orang dewasa dari rumah lain yang biasa main bareng pas Obon gitu pada ngumpul di rumah kami. Ada juga orang yang lumayan tua. Orang-orang dewasa itu bawa adikku naik mobil, dibawa pergi ke suatu tempat.

[249] Keinget nih, kalian semua ikutan pemilu ya. Jangan lupa. Yah, mungkin dibawa ke rumah sakit gede atau sekitar situ sih. Aku sama nenek disuruh jaga rumah, selama itu, kamar tempat aku sama adikku tidur hampir jadi kamar terlarang, aku sama nenek nggak berani masuk. Sampe malem pun, orang dewasa belum pulang, aku sama nenek cemas banget, tapi mau keluar rumah buat ke rumah lain juga nggak berani. Rumah terdekat jalan kaki 10 menit, tapi nggak mau keluar rumah jalan malem-malem. Terus, di balik pintu geser (fusuma) kamar adikku, mulai kedengeran suara garuk-garuk.

[250] Awalnya kan, aku sama nenek takut, pura-pura nggak denger, nggak berani liat. Terus suaranya makin parah, akhirnya, kedengeran kayak suara orang ngobrol dari dalem kamar. Kayak bisik-bisik gitu, isinya nggak kedengeran jelas. Tetep aja diabaikan, tapi pas lagi makan malem, kedengeran suara “BRAK!”, altar (Kamidana) yang dipajang jatuh. Buru-buru diberdiriin lagi, tapi plakat panjang umur yang muja kucing itu retak.

  • [251] Aku liatin kok.

[252] Aku sama nenek udah nyerah, nelpon minta tolong ke bapak-bapak akrab yang tinggal di rumah deket. Diminta cek kamar adikku, katanya nggak ada apa-apa. Terus aku sama nenek melek sampe subuh, sekitar situ ada telpon dari ibuku. Katanya adikku kondisinya tiba-tiba memburuk di rumah sakit dan meninggal. Penyebab kematiannya pneumonia akut.

[253] Sori, laper mau makan dulu.

  • [255] Eh? Meninggal?

[256] >>255 Iya. Di awal thread ini harusnya ada spoilernya sih… Lagi makan nasi goreng, tunggu bentar ya (haha).

  • [257] >>256 Oh gitu, nggak sadar tadi.

[258] Udah balik. Ayah sama ibu yang pulang dari rumah sakit keliatan capek banget. Pokoknya, aku waktu itu udah kalah sama ngantuk karena begadang, mutusin buat tidur, tapi sempet bangun sekali buat minum air, denger orang dewasa ngobrolin soal pemakaman dll. Terus masuk kamar lagi, tidur, bangunnya besok paginya. Pas bangun badan anehnya lemes banget, keringetan nggak enak lengket. Jadi, mau mandi, keluar kamar, pas mau ke kamar mandi ketemu ibu, ibu liat mukaku langsung teriak kenceng.

  • [259] Selamat datang kembali.

[260] Diliatin mukaku di cermin. Ada bintik-bintik merah aneh banyak banget di muka, rasanya jijik. Dari muka sampe leher ada. Nggak sakit atau gatel sih, tapi pokoknya lemes banget, diukur suhu juga nggak demam. Aku disuruh balik ke kamar lagi, diperintah tidur. Terus, orang dewasa di sebelah ngobrol lagi kayak rapat, sebentar kemudian mulai kayak debat gitu. Setengah sadar, isi detailnya nggak inget, tapi pokoknya, ngomongin soal aku mau diapain. Terus aku tidur, tapi mimpi aneh yang jelas banget. Dalam mimpi, aku lagi di depan kulkas, tapi di celah antara kulkas sama dinding, ada muka manusia nyangkut setengah, terus pake suara melengking bilang, “Pergi sana, pergi sana.” Tapi aku haus banget, pengen ambil jus dari kulkas, jadi aku cuekin, buka kulkas. Ternyata di dalemnya ada badan perempuan, gimana ya jelasinnya. Badan perempuan tapi mungkin kayak manekin di supermarket gitu, nggak ada kepala, kaki, tangan, adanya dari bahu sampe paha atas gitu? Badan perempuan itu, kayak nonjolin alat kelaminnya ke arahku, nyangkut di kulkas. Aku, entah kenapa jadi sange banget, terus nggak sengaja lepas celana…

[261] Yah, sisanya bisa ditebak lah. Pas bangun, udah malem, terus bagian bawah badan juga agak lengket basah, rasanya nggak enak. Mikir, “Ah, kayaknya abis ‘itu’ nih,” nyalain lampu, cek kasur, ada dikit cairan putih itu sih, tapi lebih banyak dari itu kecampur sama cairan itu, ada darah banyak banget.

[262] Bintik-bintik merah itu? Cek badan, ternyata udah nyebar sampe sedikit di bawah perut. Pas diliatin ke orang dewasa, termasuk yang nempel di kasur, ibu nangis sambil meluk aku bilang “Nggak apa-apa, nggak apa-apa kok.” Terus, sebentar ibu bikinin makan, dikasih chawanmushi (telur kukus Jepang) sama bubur dikit, dikasih es serut juga dikit, main Pokemon, eh udah tengah malem, bel pintu rumah bunyi. Terus, ada laki-laki setengah baya dateng ke kamarku, nah itu pertama kalinya aku ketemu guru.

alt text
  • [263] Semangat.

[264] Hari ini pas banget selesainya, jadi sampe sini dulu. Maaf ya selalu nggak maju banyak. Bagian ini, pas nulis lumayan bikin sedih. Yah, jadi di sini biarin aku selipin cerita soal Shikigami dll dulu.

[265] Udah aku bilang di awal, kayaknya nggak ada orang yang beneran bisa pake Shikigami sekarang. Banyak bagian yang susah dijelasin, aku juga banyak yang belum paham, tapi ini yang aku denger dari guru. Kenapa nggak bisa dipake? Karena kalau manusia yang tinggal di Jepang modern, kemungkinannya tinggi nggak bisa. Inget cerita soal “Nyuudou” atau “Dougyou” kan? “Dougyou” itu bisa diartiin langsung “Menjalani Jalan”. Intinya, beneran menjalani jalan itu, merasakan pengalaman langsung, pemahaman tentang dunia, hal-hal yang nggak bisa dijelasin pake kata-kata itu dirasain, terus baru mencapai Nyuudou, mungkin gitu? Tapi, yang paling menghalangi Nyuudou itu, apa? Yaitu tulisan.

[266] Yah, sama kata-kata juga mungkin? Maaf banget kalau abstrak, tapi contohnya ada kanji “Satu” (一) kan. Ini mengekspresikan “Satu”, kalau liat ini jadi mikir “Ah, satu” gitu, tapi konsep “satu” yang sebenernya itu nggak bisa diekspresikan cuma pake huruf “Satu” ini. Ada “satu buah”, “satu lembar”, macem-macem. Tapi, karena kita udah tau huruf “Satu” itu, kita jadi membatasi pandangan kita pake kata “Satu” itu, dan itu menghalangi kita buat bener-bener paham arti “satu”. Katanya orang dulu yang pengen punya kekuatan gitu, dari kecil sengaja nggak pernah belajar baca tulis.

  • [268] Ada orang terkenal Onmyouji muncul di TV, itu settingan? Dia ngomongin Shikigami ini itu.

[269] Makanya, kenapa hewan relatif lebih gampang mencapai Nyuudou, karena mereka nggak punya kata-kata atau tulisan, nggak ada batasan pandangan kayak gitu, jadi lebih gampang menempuh Dougyou katanya. Tentu aja, bisa juga diliat dari sudut pandang sebaliknya, pake kata-kata dan tulisan buat membatasi konsep biar lebih gampang dikontrol, tapi setidaknya dari sudut pandang menempuh Dougyou, ini jadi handicap besar buat manusia dibanding makhluk lain. Makanya, metode latihan misterius kayak gini jarang ditulis di buku. Kalau ditulis di buku pake tulisan, nanti pandangan soal metode latihan itu jadi terbatas, akhirnya malah nggak bisa latihan. Kan, misalnya tulisan yang sama aja bisa punya banyak interpretasi kan? Makanya, dasarnya itu diturunkan dari mulut ke mulut, tapi karena perang, Jepang kehilangan banyak hal. Di masyarakat Jepang modern, mungkin karena terlalu banyak pake tulisan dan literatur buat nyoba pake hal gitu, pas dicoba dipake, “pandangan” jadi sempit dan nggak bisa dipake.

[270] >>268 Nggak tau deh. Susah sih, menurut guru sih nggak mungkin, tapi mungkin aja ada orang jenius yang bisa melampaui itu dan paham. Dunia kan luas. Nggak pantes banget, padahal lulusan SMP ngomongin hal susah gini, maaf ya. Aku sama guru pas belajar susah banget. Beda banget cepetnya pemahaman ada tulisan sama nggak.

[271] PS: Ini cerita Barat sih, tapi orang yang latihan serius zaman dulu, ada yang sampe butain mata dan tuliin telinga buat latihan, mungkin emang harus sampe segitunya baru keliatan hal lain ya.

  • [272] >>271 Bisa disimulasiin kok. Misalnya mata atau jiwa di mata diambil atau dirasuki youkai atau arwah penasaran. Kalau coba liat pake mata, nanti malah bingung sama kesadaran makhluk lain dan dikuasai. Buat keluar harus liat sesuatu yang lain banget.

[273] Yah, hari ini aku tidur dulu ya. Di akhir-akhir malah ngomongin hal ribet, maaf ya. Selamat tidur.

  • [274] Ceritanya menarik banget, seru. Selamat tidur.
  • [275] Makasih ya. Seru kok. Selamat tidur.

[278] >>272 Gimana ya. Kayaknya susah sih macem-macem. Ngomongin soal pake roh jadi inget, klien yang dateng ke tempat kami juga banyak yang nggak bisa bedain youkai sama roh, jadi kadang ada pertanyaan di luar spesialisasi gitu. Pernah ada cerita perempuan yang dateng ke tempat guru, pendek sih ceritanya, aku kenalin sekilas ya.

  • [279] Di latihan ajaran Buddha esoteris (Mikkyo) kayaknya ada yang namanya Mugaryoku (kekuatan tanpa pamrih/keakuan). Katanya harus bikin kondisi tanpa pamrih/keakuan dulu baru bisa pake jurus Mikkyo.
  • URLをコピーしました!

コメントする