-
Katanya Kalau Bunuh Diri Masuk Neraka atau Mengulang Momen Itu Terus
-
“Saya Memiliki Dua Ingatan” – Kisah Seorang Pria yang Dapat Membaca Manuskrip Voynich yang Misterius
-
KALIAN BENERAN PERCAYA REINKARNASI???
-
“Aku Punya Dua Ingatan” Kisah Pria yang Bisa Membaca Manuskrip Voynich Misterius
-
Pengalaman Anehku: “Orang yang Seharusnya Mati, Hidup Kembali”
-
Kanashibari Ternyata Bukan Ulah Roh, Tapi ‘Sleep Paralysis’! Hah?! Σ(゚Д゚;!?
-
Kenangan Setelah Kematian dan Kenangan Kehidupan Sebelumnya
-
Gue Mau Cerita Soal Gimana Sekelas Gue di SMA Nglawan Roh Jahat
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 5
-
【Penjelajah Waktu?】Pria Misterius “(Menepuk bahu) Lihat ke belakang” → Detik berikutnya….
-
Aku melihat mimpi firasat. Aku akan menuliskan apa yang akan terjadi mulai sekarang.
-
Buat Lo yang Pengen Ngulang Hidup, Sini Gue Kasih Tau Pengalaman Gue Time Leap
-
Mungkin Tidak Percaya, tapi Ini Kehidupanku yang Keempat…
-
Mengapa Aku Terobsesi dengan Dunia Setelah Kematian, Apakah Ada Kehidupan Setelah Mati?
-
Pas orang mau meninggal, pasti ada yang ‘jemput’, kan? Bokap gue pas meninggal juga bilang temennya dateng jemput.
-
【Dunia Lain?】Saat saya masih kecil, ada seseorang yang disebut “Orang Sungai”.
-
“Cerita Pengalamanku Pergi ke Dunia Lain” ~ Mungkin saja Penduduk Dunia Lain Mengincar Dunia Kita…
-
Mimpi yang Saya Lihat Saat Tidur Terlalu Misterius
-
【DUNIA LAIN】Kisah Tersesat di Dunia Aneh yang Berwarna Oranye
-
Menceritakan Pengalaman Mengerikan yang Berlanjut Sejak Kecil[1] Gaya tulisanku jelek dan ceritanya bakal panjang, tapi kalau ada yang mau dengar, aku lanjutin. Kira-kira ada yang tertarik?
-
Saya memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu di dunia yang berbeda, ada pertanyaan?
-
Tolong Ajari Aku Cara Proyeksi Astral
-
Aku Rasa Aku Datang dari Dunia Lain
-
【BERITA DARURAT】Afterlife Telah Terbukti Ada.

[1] Q. Youkai itu nggak ada. Ini cuma cerita bohong kan? A. Mungkin aja ada kali ya. Soal cerita ini, ya mau percaya atau nggak, terserah sih. Gue cuma pengen kalian sedikit tahu aja soal dunia youkai. Q. Punya indra keenam (reikan)? Gimana cara basminya? A. Gue nggak punya reikan, jadi nggak bisa keluarin jurus keren atau cahaya gitu. Lebih ke pake cara penanggulangan yang udah ada dari zaman dulu, tanpa ngerti banget teorinya. Q. TS (Thread Starter)-nya nggak muncul-muncul. A. Cuma soal itu, mohon maaf banget, tapi tolong sabar menunggu ya. Q. Seberapa sering harus di-bump (hosyu)? A. Katanya sih cukup 1-2 kali sehari.
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 7
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 6
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 5
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 4
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 3
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 2
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya?
- [3] Makasih udah bikinin thread-nya! Beneran deh, ceritanya beda dan seru banget dibanding yang lain! Keren abis! Mau nanya dong, kalau manusia mati itu gimana ya? Masih bisa mikir nggak? Kalau dari cerita TS, roh itu bisa ngasih pengaruh mental kan ya. Kalau gitu, bisa nggak sih komunikasi sama mereka? Kalau bisa, apa nggak bisa komunikasi sama roh orang yang dibunuh buat mecahin kasus kriminal? Atau cari anak hilang gitu.
- [5] TS emang jago nulis ya. Bikin kecanduan kayak novel bagus gitu. Pas banget muncul lagi sekarang, apa emang lagi sibuk ya di bulan Oktober kalender lama?
Bulan Oktober dalam kalender lunisolar Jepang disebut “Kannazuki” (Bulan Tanpa Dewa), karena dipercaya para dewa dari seluruh negeri berkumpul di Kuil Izumo Taisha, sehingga daerah lain menjadi tanpa dewa. Sebaliknya, di wilayah Izumo disebut “Kamiarizuki” (Bulan Para Dewa Ada).
- [6] Makasih udah bikin thread. Akhir tahun dan awal tahun kayaknya banyak acara ya, pasti sibuk. Kalau minta tolong sama istri (Dewa?), kayaknya bisa dapet banyak bonus ya.
- [9] Seneng banget deh. Lebih dari sekadar bisa baca lanjutannya, seneng karena TS udah balik lagi.
**[10] >>5 Bukan sibuk sih. Lebih banyak hal yang bikin capek mental, jadi sering nggak mood buka komputer. Gue juga nggak terlalu ngerti internet, jadi mohon maklum ya soal itu (wkwk). >>3 Kayaknya di Amerika atau mana gitu ada kan ya? Semacam investigasi supranatural gitu. Gue belum pernah mati jadi nggak tahu soal dunia setelah kematian, dan gue bukan cenayang yang bisa nangkep sinyal hantu, jadi jujur aja gue nggak tahu gimana. **
[11] Cuma, dulu gue pernah nanya hal serupa ke Sensei (Guru), waktu itu dia bilang, dia nggak mau masuk neraka, jadi mungkin neraka itu nggak ada. Hal-hal kayak gini kan nggak kelihatan mata, jadi mau orang lain ngomong apa pun, akhirnya nggak bisa dipastiin juga. Daripada mikirin beneran ada atau nggak, yang lebih penting itu apa yang lo percaya kali ya.
- [15] Klaim bahwa hanya orang tertentu yang bisa merasakan hal yang nggak bisa dirasakan oleh mayoritas orang lain bisa jadi karena otak atau mental mereka nggak normal. Menurut Anda sendiri gimana?
- [32] Gue baca dari rangkuman, menarik banget. Kalau dirasain pake feeling sih ngerti, tapi kalau ditulis jadi beda ya.
- [33] Menarik. Pas banget gue lagi mikir mau jadi biksu (tokudo), jadi cerita soal karma (gou) ini menarik. Gue pikir karma gue di kehidupan ini udah terlalu berat, jadi mau latihan biar sedikit berkurang buat kehidupan selanjutnya, tapi ternyata kebawa juga ya…
Tokudo adalah upacara penahbisan menjadi biksu dalam agama Buddha.
- [34] Lo bilang soal prosedur waktu Sensei meninggal, tapi apa TS dikasih tahu soal keluarga atau asal-usul Sensei? Atau dikasih semacam surat wasiat buat jaga-jaga? Atau orang yang kerjaannya kayak gini biasanya putus hubungan sama kerabat ya?
[88] >>15 Tapi ya, kan ada orang yang punya indra super tajam yang nggak dimiliki orang biasa, kayak perfect pitch gitu kan. Tentu aja, ada kemungkinan kelainan juga sih. Dulu Sensei pernah nanya ke gue, menurut lo, nafsu manusia yang paling kuat itu apa? Ada nafsu makan, tidur, bertahan hidup, macem-macem, tapi kebanyakan bisa dikontrol pake akal sehat. Nafsu makan, ada orang yang puasa sampai mati. Nafsu tidur, ada orang yang bisa nggak tidur sampai mati. Bahkan nafsu bertahan hidup pun, akhirnya ada orang yang bunuh diri. Nafsu s*ks, ada orang yang bisa nofap, jadi ini juga bisa diatasi. Terus, nafsu apa yang paling kuat akhirnya? Itu adalah rasa ingin tahu (chishikiyoku). Cuma mikirin sesuatu itu yang nggak bakal bisa ditahan sama sekali. Semakin lo coba tahan, semakin nempel di otak. Orang zaman dulu, banyak banget hal yang nggak mereka tahu, dan mereka takut sama ketidaktahuan itu. Malam hari, kita orang modern pun nutup gorden, tentu aja ada alasan privasi juga, tapi manusia itu takut sama kegelapan lho. Sekarang mungkin nggak ada alasan khusus. Tetep aja, perasaan takut itu nggak bisa ditahan. Di kepala, kita terus mikir apa ya yang ada di dalam kegelapan itu. Gue ngomong gini agak aneh sih, tapi mungkin youkai atau hantu itu sebenernya cuma bentuk paksa yang dikasih ke rasa takut nggak jelas itu, biar bisa “tahu” dan nahan rasa ingin tahu tentang ketakutan itu, kali ya?

- [89] Gue mandi dulu deh sebelum jadi takut (wkwk).
- [90] Jadi takut banget nggak bisa tidur…. Apa ada hubungan antara Sanshi yang jumlahnya lebih satu sama tingginya angka bunuh diri?
Sanshi adalah konsep dari Taoisme, merujuk pada tiga cacing yang konon hidup di dalam tubuh manusia. Dipercaya pada malam hari tertentu, saat orang tidur, mereka pergi melapor dosa orang tersebut kepada Kaisar Langit dan memperpendek umurnya.
[95] >>88 Lanjutan. Makanya, orang yang sedikit lebih peka sama suara atau apa pun, terus mereka coba nutupin hal-hal nggak jelas itu, lama-lama bisa lihat ilusi, terus mentalnya jadi agak aneh biar bisa nerima itu, menurut gue itu sangat mungkin terjadi. Tapi, buat orang-orang kayak gitu, youkai itu beneran ada lho. Di dalam ketakutan di hati mereka sendiri. Mungkin kerjaan gue sebenernya bukan basmi youkai, tapi jadi psikiater kali ya (wkwk).
- [97] >>88 Cara pikirnya kayak, “Aku berpikir, maka monster itu ada” ya. Kalau dukun atau cenayang abal-abal denger pasti marah (wkwk). Tapi karena cara pandangnya tentang youkai kayak gini, makanya isinya lebih meyakinkan dibanding penghuni papan Okaruto atau orang-orang yang kadang posting aneh-aneh di thread ini.
- [104] Gue pernah liat di thread mana gitu, katanya di Korea? ada yang ngirim kutukan kuat ke Jepang, terus dewa-dewa Jepang perang sama dia. Akhirnya dewa-dewa menang, tapi selama itu Jepang jadi nggak terjaga, makanya gempa bumi kemarin kejadian. Katanya Jepang dilindungi dewa, tapi itu krisis terbesar akhir-akhir ini, dan krisis sebelumnya itu Perang Dunia II. Ingatan gue agak kabur sih, mungkin ada yang salah, tapi karena di thread sebelumnya lo bilang banyak yang hilang karena perang, gue jadi kepikiran. Tahu sesuatu soal itu nggak?
- [107] Sensei, kenapa meninggal?
[108] >>104 Masalahnya juga, apa sih yang dianggap sebagai “Kamisama”? Gue dipaksa baca komik manga Kojiki sama Sensei dulu, apa maksudnya dewa kayak gitu, atau orang yang udah mencapai puncak dalam Shinto, atau maksudnya youkai yang dipuja jadi dewa? Ada banyak banget dewa, tapi kalau dari yang gue pelajari dari Sensei, agak aneh sih kalau dibilang salah satu dari mereka ngelindungin negara Jepang. Lebih ke arah ngelindungin wilayah kekuasaan sendiri, atau nggak mau tempat nyaman mereka diganggu. Mungkin ada orang yang manfaatin mereka buat ngelindungin Jepang, kali ya.
Kojiki adalah buku sejarah tertua Jepang yang masih ada, disusun pada tahun 712. Berisi mitos, legenda, dan silsilah keluarga kekaisaran.
Shinto adalah agama politeistik asli Jepang yang memuja alam dan leluhur. Ciri khasnya adalah tidak memiliki pendiri atau kitab suci tertentu.
[109] >>107 Hmm, cerita itu bakal panjang lagi. Lain kali aja ya. Maaf, gue mau tidur dulu.
- [111] >>107 Mungkin karena karmanya berat.
- [134] Anehnya terasa nyata dan menarik.
- [136] Gue jadi mikir, dengan nulis di sini, apa TS malah jadi terhubung sama banyak “karma”? Terus, gimana caranya kalau mau bantu dana ke TS ya?
- [137] Gue baca semua dari rangkuman sekaligus, tapi kepala gue nggak bisa ngikutin.
- [157] Gimana kabar TS thread “Bisa Lihat Youkai Sejak Kecil”?
- [163] Gue coba taruh morijio di pintu masuk玄関. Resep garam jahe yang banyak garamnya nggak tahu sih, tapi apa cukup air panas dikasih jahe parut sama garam secukupnya aja?
Morijio adalah tradisi Jepang untuk memurnikan, mengusir roh jahat, atau membawa keberuntungan dengan menempatkan garam yang dibentuk kerucut atau piramida di pintu masuk atau sudut ruangan.
- [164] Garam banyak itu seberapa ya. Pengen resepnya deh.
- [166] Air garam jahe gimana ya cara bikinnya.
[177] Halo halo. Ngomong-ngomong, ternyata banyak juga ya yang nyoba air garam jahe. Kayaknya ini bukan sesuatu yang bagus banget buat badan secara spiritual, dan kalau dipikir secara normal, kayaknya nggak ada bagusnya juga buat badan secara ilmiah, malah kayaknya lebih buruk, jadi mending jangan diminum tiap hari deh. Kayak cuci usus tiap hari aja kan. Cukup pas selesai kimodameshi, atau jalan-jalan ke reruntuhan malam-malam, atau ke tempat bunuh diri terkenal, gitu aja udah cukup kok. Soal takaran jahe sama garam, mikirin itu detail banget khas orang modern ya. Justru karena terlalu terpaku sama kata-kata atau tulisan, kayaknya inti yang lebih penting malah jadi salah. Gue juga nggak ngerti banget teorinya secara detail, tapi hal kayak gini tuh yang penting pertama niat orang yang bikin, terus makna yang dimasukin ke bendanya, hal-hal kayak gitu, jadi takarannya sendiri nggak usah terlalu dipikirin deh.
Kimodameshi adalah permainan uji nyali Jepang dengan pergi ke tempat-tempat yang dianggap menakutkan seperti kuburan atau reruntuhan pada malam hari.
- [178] >>177 Udah ditunggu-tunggu!! Selamat datang kembali!
- [179] >>177 Selamat datang kembali. Terima kasih atas kerja kerasnya.
- [183] >>177 Selamat datang kembali! Penasaran soal Sensei, tapi nggak apa-apa kok kalau ceritanya nanti pas udah tenang.
[184] >>136 Duit sih mau, tapi mending donasi ke Filipina aja deh. Terus gue baru inget, dulu gue pernah pasang foto Koki Kawagoe pas zaman basmi youkai, ada yang nyimpen nggak ya? Kok kayaknya ilang…
[186] >>183 Hari ini nggak banyak waktu, jadi cerita Sensei besok aja kali ya.
- [188] >>186 Istirahat yang cukup ya. Oh iya, foto Koki Kawagoe nggak ketemu.
[191] Mumpung ada waktu dikit, gue cerita soal youkai yang ada hubungannya sama cerita Sensei deh. Nggak terlalu terkenal sih, namanya “Chou”. Detailnya ada di buku mana gue juga kurang tahu, tapi kayaknya ada di cerita rakyat lama, manusia yang dimakan macan jadi “Chou”, terus dia jerumusin manusia lain buat dimakan macan juga. Baru setelah itu, manusia yang pertama dimakan bisa lepas dari macan dan arwahnya tenang atau gimana gitu. Jadi “Chou” itu, cerita yang umum lah, contohnya kayak cerita orang bunuh diri yang terus nyoba bunuh orang berikutnya yang datang ke tempat itu, sering denger kan.
Chou adalah makhluk dari legenda Tiongkok. Roh manusia yang dimakan macan konon melayani macan tersebut dan memikat korban berikutnya. Istilah ini juga bisa merujuk pada roh manusia yang menjadi kaki tangan roh jahat atau youkai.
- [192] Udah ditunggu!
- [193] Oh! Jangan dipaksain ya!
[198] Yah, mungkin yang bisa ngelakuin itu cuma youkai yang udah tinggi ilmunya kali ya, tapi yang terkenal contohnya di cerita Kintaro, bukannya ada ya yang jadi anak buah beruang? Bagian ini gue nggak terlalu inget. “Chou” itu nunjukkin manusia yang udah dibunuh tapi masih terperangkap gitu, dan ada juga bagian yang nunjukkin pihak yang merangkapnya. Dulu, hewan atau nyuudou yang ilmunya tinggi kadang disebut gitu, tapi belakangan ini, yang merangkap itu seringnya “tempat”, jadi “tempat” kayak gitu mungkin juga youkai “Chou” ini kali ya. Kayak tempat bunuh diri terkenal gitu (wkwk).
Kintaro adalah pahlawan anak-anak berkekuatan super dari cerita rakyat dan legenda Jepang. Terkenal dengan cerita seperti bergulat dengan beruang.
Nyuudou adalah orang yang telah memasuki jalan Buddha. Juga digunakan sebagai nama youkai yang berwujud biksu.
[201] Udah ngantuk nih. Selamat tidur.
- [203] >>201 Selamat tidur.
- [206] >>201 Makasih atas kerja kerasnya. Istirahat yang cukup, nanti cerita lagi ya.
- [247] Gue mau manfaatin youkai buat bikin anak tiri istri gue hilang (mati juga nggak apa-apa sih), gimana caranya ya?
- [249] >>247 Cerita karangan kayak gitu nggak lucu.
- [252] >>247 Udah jangan.
- [255] Baru pertama kali ketemu TS, boleh nanya nggak? Apa pas akhir tahun, awal tahun, atau sekitar Setsubun pas onitaiji gitu youkai jadi lebih aktif? Cuma penasaran aja sih, kalau nggak mood nggak usah dijawab.
Onitaiji adalah pembasmian “Oni” (iblis/raksasa) jahat dalam cerita rakyat, legenda, dan acara Jepang.
Setsubun adalah acara tahunan Jepang yang diadakan sehari sebelum awal musim semi (Risshun). Ada kebiasaan mengusir roh jahat dengan melempar kacang sambil meneriakkan “Oni wa soto, Fuku wa uchi” (Iblis keluar, keberuntungan masuk).
[258] >>247 Lo bener-bener benci banget ya sama anak tiri lo. Ini jadi inget sama kata Sensei dulu soal kanji “死” (kematian). Aslinya “死” itu nunjukkin “一” (satu) mungkin maksudnya tanah ya? Kondisi mayat terkubur di bawahnya. Jadi mayat dalam bentuk “タ” (ta) dan “ヒ” (hi) di dalam tanah. Dulu ada dua cara penguburan mayat. Gue lupa yang mana, tapi salah satunya buat nguburin kerabat biasa, orangnya didudukin, dimasukin ke tong, terus dikubur. Satunya lagi kejam banget, entah kenapa tulang punggung orang yang mau dikubur itu dipatahin ke arah sebaliknya, terus dikubur gitu aja. Salah satu hal yang bisa dimengerti dari sini adalah kanji “怨” (On – dendam/kebencian mendalam). Sekilas liat aja kayaknya ngerti deh. Artinya, dari “心” (kokoro – hati) terdalam, mengharapkan seseorang jadi “死体” (shitai – mayat). Bukan kematian biasa, tapi mengharapkan kematian dengan tulang punggung yang dipatahkan secara nggak wajar.
**[260] Lanjutan. Terus, yang bisa dibaca sama kayak On ini adalah “恨” (Urami – dendam/penyesalan). Ini terdiri dari bagian kiri yang berubah dari “心”, aduh lupa namanya apa, sama kanji “良” (ryou – baik) yang titiknya dihilangin. Artinya, dari kondisi baik, ada sesuatu yang hilang. Lebih jelasnya, kanji “恨” itu artinya, hati berada dalam kondisi yang nggak baik. Iri atau dendam sama orang lain mungkin nggak bisa dihindari ya. Itu nggak enak buat pihak lawan, tapi yang paling parah itu nggak baik buat hati lo sendiri. Yah, mungkin gue bisa ngomong gini karena ini urusan orang lain, tapi kalau emang nggak suka banget, kenapa nggak cerai aja? Kalau benci anaknya tapi cinta ibunya. Ya mau gimana lagi, itu namanya kalah sama perasaan (wkwk). Maaf ya gue masih perjaka tapi sok tahu. **
[261] >>255 Mungkin lebih rame pas kalender lama kali ya? Gue kan nggak bisa liat youkai, jadi nggak bisa bilang, sekarang lagi aktif banget nih!! gitu. Selama akhir tahun sama awal tahun kayaknya kerjaan nggak terlalu banyak deh. Mungkin di keluarga biasa, kalau ada hal aneh dikit pun, karena banyak hal seneng, setidaknya di waktu ini nggak terlalu dipikirin kali ya.
- [265] >>261 Makasih jawabannya. Jadi gini, beberapa tahun terakhir ini kerasa banget, tiap kali kayaknya bakal ada hal baik terjadi, langsung ada hal buruk yang bikin itu batal. Apa ada youkai yang suka gangguin orang kayak gitu ya…?
[267] >>265 Nggak bagus juga kalau ngasih saran aneh tanpa tahu situasinya, jadi coba aja pergi berdoa ke kuil deket rumah? Terus, dulu pernah denger cerita soal ginian. Kalau lagi sial, jangan minum air keran langsung, tapi bagusnya direbus dulu pake teko baru diminum. Teh mahal juga bikin tenang kan. Terus, mungkin foto Kaisar atau foto Koki Kawagoe juga bisa.
- [288] >>258 Ternyata tiap huruf ada artinya yang bener ya. Penjelasannya gampang dimengerti, makasih banyak.
[303] Soal karma (gou) atau hubungan sebab akibat (inga), rasanya arti aslinya sama yang dipikirin orang modern itu beda deh. Yang modern itu banyak dipengaruhi agama Buddha. Dan Buddha itu, mungkin prasangka gue aja, tapi kayak ngajarin kalau berbuat baik bakal bahagia gitu, itu yang gue diajarin Sensei. Tapi, banyak banget kan cerita orang berbuat baik tapi hasilnya nggak baik. Nah, sekarang gue mau cerita soal Sensei, mungkin pas akhir ceritanya nanti, kalian bakal sedikit lebih ngerti soal karma atau hubungan sebab akibat.
- [305] Oh, TS. Makasih atas kerja kerasnya.
- [306] Kenapa ada orang yang nanya pertanyaan nggak penting sih?
- [307] Yah, kan emang thread pertanyaan. Hal sepele juga nggak apa-apa kali ya.
- [308] Oh, pas banget.
[310] Penyebab kematian Sensei gue itu tenggelam. Kalau dipikir-pikir sekarang, Sensei emang nggak suka tempat yang ada airnya. Dia nggak pernah deketin laut, bahkan ke sungai pun jarang banget kalau nggak perlu. Bahkan keran air aja jarang dipake, minum selalu dari botol, mandi pake air yang ditampung di bak. Dulu pas musim panas gue pernah ngajak Sensei ke laut, tapi tentu aja ditolak. Pas ditanya kenapa nggak suka air banget, Sensei selalu jelasin kalau dia punya reikan, jadi kalau ke tempat berair yang banyak youkai atau hantunya, dia jadi nggak enak badan. Tapi, pernah sekali pas lagi minum bareng, Sensei keceplosan atau gimana nggak tahu, dia bilang kalau waktu kecil dia tinggal di kota pelabuhan, dan waktu kecil selalu main di laut. Cari kerang, mancing, tentu aja berenang juga. Tapi, suatu waktu, pas Sensei lagi berenang di laut, dia ngerasa ada sesuatu yang megang dia, terus dia hampir tenggelam. Terus, kakaknya yang setahun lebih tua berusaha keras nyelametin dia yang hampir tenggelam, hasilnya dia selamat, tapi kakaknya malah meninggal sebagai gantinya. Gitu katanya.
- [311] Pernah ada kejadian banyak orang tenggelam barengan di pantai mana gitu ya. Apa itu emang hantu?
[325] Sensei lumayan suka minum alkohol. Dan termasuk kuat minumnya, hobinya keliling izakaya (warung minum Jepang). Setahu gue, dia mabuk parah kayak gitu cuma waktu itu aja. Gue juga lumayan minum sih, tapi nggak kuat-kuat banget, dan belum ngerti enaknya bir, jadi selalu pesen sour rasa buah atau apa gitu. Ngomong-ngomong menurut Sensei, kalau udah nggak perjaka baru bisa ngerti enaknya bir. Nggak tahu bener apa nggak. Minum pas hari itu, pas banget selesai ngerjain suatu kerjaan, detailnya cerita Sensei jadi nggak terlalu gue ceritain, tapi kita ngusir youkai dari suatu rumah. Tapi, anak di rumah itu kayaknya dapet kekerasan, dan youkai itu mungkin coba ngelindungin anak itu, setidaknya itu dugaan gue sama Sensei. Terus, pas gue udah minum sekitar 2 gelas sour, Sensei sekitar 3 go (ukuran sake) atsukan (sake panas), dia nanya ke gue, menurut lo, kerjaan gue ini jahat nggak? Gue langsung ngangguk.
[329] Terus Sensei ketawa. Sebenernya gue sendiri juga kadang mikir apa kerjaan gue ini agak kejam ya. Tapi, kalaupun iya, gue nggak nyesel. Kenapa? Karena itu jelas hal yang pengen gue lakuin saat itu. Manusia itu paling bagus hidup lurus (seichoku). Gitu katanya. Gue nanya, seichoku itu apa? Terus Sensei, mungkin karena udah minum, jadi agak lancar ngomongnya. Seichoku itu ditulisnya “正直” (shoujiki) tapi dibacanya “Seichoku”. Tapi jangan salah paham, Seichoku itu bukan “Shoujiki”. “Shoujiki” itu istilah biksu, artinya nggak bohong. Di dunia biksu, kalau bohong masuk neraka. Biarpun itu bohong demi orang lain, tetep nggak boleh. Yah, lo kan udah cukup umur buat minum, jadi pasti udah tahu lah kalau di dunia ini ada yang namanya “bohong baik”, tapi mereka nggak peduli, kalau bohong ya masuk neraka. Makanya harus hidup “Shoujiki” nggak boleh bohong. Tapi, Seichoku itu beda. Seichoku, secara harfiah artinya lurus. Lurus terhadap apa? Ya, terhadap hati sendiri dong.
Seichoku adalah kata yang digunakan oleh guru protagonis (TS). Berbeda dengan “Shoujiki” yang berarti jujur (tidak berbohong), ini didasarkan pada interpretasi unik yang berarti “lurus terhadap hati sendiri”.
- [330] Menarik banget.
- [331] Saya setuju dengan pemikiran Sensei. Entah kenapa, “Seichoku” itu terasa sangat pas ya.
[332] Terus, Sensei cerita soal orang hebat zaman dulu, namanya Konfusius. Suatu hari, Konfusius lagi ngobrol sama raja suatu negara, terus rajanya bilang, “Rakyat di negaraku semuanya jujur! Contohnya, ayah si A nyuri kambing si B. Terus, anak si A bersaksi kalau ayahnya yang nyuri.” Terus, Konfusius jawab gini, “Jujur yang saya maksud bukan begitu. Kalau orang tua mencuri, anaknya menyembunyikannya. Kalau anak mencuri, orang tuanya menutupinya. Itulah arti jujur yang sebenarnya.”
- [333] Hmm.
[334] Bertindak mengikuti hati nurani sendiri. Ini penting banget. Baik saat berhadapan sama youkai, maupun sama manusia, ini nggak berubah. Kalau ngikutin hati nurani yang sebenernya, biarpun bohong, ngeles, atau ngelakuin hal buruk, ya mau gimana lagi. Kan itu kemauan hati sendiri. Kalau hidup seichoku, hasilnya gimana? Hasilnya “puas”. Kondisi “puas” itulah kondisi terbaik buat hati, bahkan hantu atau youkai pun nggak ada apa-apanya. Ada cerita soal ngusir begituan pake teriakan “Haa!”, nah itu justru cuma bisa dilakuin sama orang yang bener-bener “puas”. Gitu deh kurang lebih ceritanya. Tapi, di situ gue tiba-tiba kepikiran. Terus gue nanya ke Sensei, kalau gitu, kalau emang boleh ngikutin kemauan hati, kalau pengen sks ya perksa aja, kalau pengen barang ya curi atau rampas aja, hal kayak gitu juga nggak apa-apa dong? Terus Sensei bilang, itu pertanyaan bagus.
- [335] Cerita bagus ya.
- [336] Hmm hmm.
[337] Melakukan seenaknya demi memenuhi nafsu hati sendiri. Tapi, ini juga nggak baik buat hati. Kenapa? Karena hati jadi lupa caranya merasa “puas”. Lama-lama di dalam hati isinya cuma “lagi, lagi, berikutnya, berikutnya” terus-terusan. Inilah yang disebut “Ma” (Iblis/Kejahatan). Lo kan nggak punya reikan, nggak ada hubungan sama jurus atau apa pun, tapi Ma inilah alasan nomor satu yang ngehancurin orang-orang di bidang ini. Lama-lama hati isinya cuma nafsu, lupa caranya puas, lupa jalan sejati yang harus dituju hati, akhirnya jadi lebih menyedihkan dari youkai.

- [338] Ma ya. Kalau dibilang gitu, orang yang kelakuannya seenaknya emang keliatannya nggak pernah puas sih.
- [339] Istilah “Ma ga sasu” (kerasukan iblis/melakukan hal buruk tiba-tiba) emang pas banget ya.
- [340] Begitu ya.
[343] Waktu itu gue udah diceritain soal Jalan (Michi/Tao) sama Sensei, dia nyinggung soal itu juga. Ma itu mengaburkan Jalan. Orang yang latihan zaman dulu sering ngelakuin latihan keras, kenapa? Biar nggak ngelahirin Ma ini. Tapi. Seperti kata “ma ga sasu”. Ma itu bukan sesuatu yang bisa dibasmi. Terus gimana dong? Di Tiongkok ada istilah Mu’i Shizen (bertindak sesuai alam/tidak melakukan apa-apa). Nggak ngapa-ngapain, nggak berhubungan sama apa pun. Kalau gitu, Ma nggak akan lahir. Tapi, ini juga nggak mungkin. Jelas lah, nggak ngapa-ngapain itu ya mati (wkwk). Terus, harus gimana? Pertama, temukan Ma di dalam hati sendiri, terus hadapi. Terima bagian diri yang jelek, yang nggak berguna, hal-hal kayak gitu. Jangan jadi minder karenanya, jangan juga jadi anehnya terlalu percaya diri. Terima kenyataan sebagaimana adanya. Terus, jangan gampang kebawa perasaan seneng atau sedih karenanya. Kalau udah bisa gitu, baru deh jadi manusia dewasa. Dan dari situ juga penting.
[344] Ah, gue tadi mau sok keren bilang “Ma ga sasu”, eh udah keduluan. Malu deh.
- [345] Nggak apa-apa (wkwk). Semangat ya.
- [348] Kata-kata Sensei selalu bikin terpukau deh.
- [349] Ceritanya bermanfaat banget, tapi ini jelas foreshadowing ya.
[350] Maaf ya, nggak masuk-masuk ke inti ceritanya. Mau coba ringkas tapi nggak bisa nulis bagus. Kemampuan nulis gue kayaknya udah sedikit berkembang sih, tapi masih jauh.
[352] >>349 Hal yang diceritain itu kejadiannya udah lama banget, jadi bukan foreshadowing kok (wkwk). Cuma pengen kalian lebih kenal aja sama orang kayak Sensei. Basmi Ma itu nggak perlu, cukup tarik tangan, jalan di rel yang udah dibikin hati sendiri. Inilah arti Seichoku yang sebenernya. Tapi, kalau hidup sendirian aja mungkin ini cukup, tapi di dunia ini banyak manusia, dan kita harus hidup sambil berhubungan sama mereka. Saat itulah, orang lain bikin hati kita goyah. Contohnya, pegawai kantoran di mana gitu. Biarpun dia jaga hati nuraninya, tapi misalnya ada atasan nyebelin, dia harus nunduk-nunduk di depannya padahal nggak mau. Lama-lama, dia jadi benci sama hati nuraninya sendiri. Terus, akhirnya dia nolak hati nuraninya. Bukan cuma Seichoku, bahkan Ma pun nggak mau diliat langsung. Inilah yang lagi ngetren sekarang, “depresi”. Terus, gimana dong? Nggak tahu lah. Kalau gue tahu, gue udah jadi “orang suci” dari dulu. Caranya harus dicari sendiri.
- [353] Gampang dibaca kok. Ditunggu lanjutannya.
- [355] >>352 Oh begitu, maaf ya. Ceritanya menarik banget, jadi ceritain pelan-pelan aja.
[356] Maaf banget nih, tapi udah ngantuk di sini. Kalau tiap hari mimpi buruk, jadi kurang tidur kronis. Maaf ya, selamat tidur.
- [357] Selamat tidur. Semoga bisa tidur nyenyak.
- [358] Pelan-pelan aja nggak apa-apa kok. Hari ini juga seru. Makasih atas kerja kerasnya.
- [359] Makasih. Cerita bagus.
- [378] >>343 Pas banget gue lagi ngelakuin hal itu, menghadapi dan menerima sisi buruk diri sendiri, jadi baca thread ini jadi dorongan yang bagus. Dengan menyadari keburukan diri, sekaligus menyadari kebaikan diri. Semuanya digabung baru jadi bentuk hati diri sendiri. Cuma, konsep baik dan buruk itu cuma subjektif, jadi cuma kata-kata buat mengekspresikan hati sendiri, itu kesimpulan gue. Maaf jadi panjang, tapi intinya cerita Sensei jadi pengalaman bagus, makasih. Sebagai salah satu pembaca setia dari thread pertama, sambil khawatir sama TS, gue tungguin kelanjutan ceritanya ya.
- [379] >>311 Apa maksudnya Pantai Nakagawara di Kota Tsu, Prefektur Mie ya? http://ja.wikipedia.org/wiki/Hashikita_Chuugakkou_Suinan_Jiken Tapi, suami gue (39) yang asli Tsu nggak tahu soal kejadian ini atau pantainya. Apa dia nggak tahu soal pantainya karena nggak bisa buat berenang, atau kejadiannya udah dilupain, atau orang dewasa sengaja nyembunyiin dari anak-anak turun-temurun… gitu katanya. Sebenernya yang bilang kakinya ditarik hantu katanya cuma 1 orang ya. Terus majalah mingguan sama media ngebesar-besarin seolah-olah semua orang bilang gitu.
[442] Sensei punya beberapa semacam prinsip gitu. Misalnya, kalau dia ngomong hal suci kayak gini. Dia bakal ngomong hal mesum yang sama tingkatnya, atau kalau dia baik sama seseorang, langsung setelah itu dia bakal jahat sama tingkat yang sama. Sensei yang kayak gitu, bilang lagi hal kayak gini. Saya payah dalam menjinakkan Ma saya sendiri. Makanya saya selalu harus ngingetin diri sendiri lewat tindakan kayak gini. Saya bukan orang baik, bukan juga orang jahat. Jangan kasih alasan lain buat apa yang saya lakuin, selain dari hati saya sendiri. Bukan soal baik atau jahat, tapi apa yang saya pilih itu yang penting. Dan, kalau itu pilihan saya sendiri, saya nggak akan pernah menyesal. Cara ini disebut jalan tengah (Chuuyou). Saya rasa, ini jalan yang cocok buat saya. Tapi, mungkin ini nggak cocok buat kamu. Terus, kamu gimana? Apa hati nurani kamu yang sebenernya, dan jalan apa yang bakal kamu ambil? Udah umur segitu. Udah waktunya nentuin.
[447] Gue denger cerita Sensei itu dan jadi mikir. Banyak sih yang kepikiran, tapi kayaknya gue belum cukup dewasa buat ngungkapin jalan gue sendiri atau apa pun itu pake kata-kata. Kayaknya bukan kebetulan juga Sensei cerita ini ke gue. Di awal banget, gue cerita soal aliran (ryuuha) keluarga gue, namanya “Hanzan”. Asalnya dari cerita Gukou Yizan (Si Kakek Bodoh Memindahkan Gunung). Zaman dulu kala, ada sebuah desa. Akses transportasi desa itu jelek banget. Soalnya, persis di depan desa itu ada gunung gede. Kakek paling bodoh di desa itu, berusaha ngatasin ini, dia pergi ke gunung itu, gali tanah, bawa tanah itu ke laut yang jauh, terus buang tanahnya ke laut. Dia lakuin itu tiap hari. Terus, anak dan cucunya juga bantuin. Tetep aja, jumlah tanah yang dibuang ke laut tiap hari itu cuma sedikit banget. Terus, kakek paling pinter di desa itu bilang ke kakek bodoh, “Sekeras apa pun kamu usaha, gunung itu nggak bakal beneran hilang cuma dengan segitu.” Denger itu, kakek bodoh jawab gini, “Bener juga. Setidaknya selama saya hidup, gunung ini nggak akan pindah. Kan tiap hari cuma bisa buang segini. Tapi, kalau saya mati, anak saya bakal tiap hari gali tanah dan buang ke laut. Kalau anak saya mati, cucu saya bakal tiap hari gali tanah dan buang ke laut. Kalau cucu saya mati, anaknya. Kalau anaknya mati, anaknya lagi, bakal tiap hari gali tanah dan buang ke laut. Dan kalau itu ditumpuk terus, suatu saat gunung itu pasti hilang.” Kakek paling pinter di desa itu, denger itu langsung diem nggak bisa ngomong. Sementara itu, dewa gunung di depan desa itu denger omongan kakek bodoh, dia mikir, gawat, kakek ini serius, kayaknya beneran bakal dilakuin nih. Daripada gunungnya dihilangin, mending pindah ke tempat lain aja, terus dia pindahin gunungnya sendiri. Yang paling penting di aliran Hanzan itu tekad kayak kakek bodoh ini. Pas nyanyiin puisi atau apa pun, nyanyinya pake tekad ini. Artinya, gue nggak akan pernah nyerah. Apa pun yang terjadi nggak akan nyerah. Makanya, lebih baik lo (youkai) yang nyerah duluan. Ngasih tahu hal kayak gitu ke youkai itu penting. Tapi, buat ngelakuin itu, harus nemuin jalan hati sendiri dulu. Nggak mungkin ada manusia yang bisa punya hati sekuat itu tanpa penunjuk jalan.

- [448] Begitu ya~.
[449] Soal pertanyaan, postingan gue selalu dari komputer kok. Gue pake sekitar 5 komputer gantian tiap 3 bulan gitu. HP gueガラケー (hape jadul Jepang) ada 3. Pakenya ganti-ganti kartu. Kerjaannya utamanya dari kenalan sih. Dari mulut ke mulut pelanggan lama atau gitu. Terus, makin kaya orang, makin gampang ditempelin hal-hal nggak enak. Jadi banyak dari arah situ. Terus, artis atau seleb kan sering masuk agama tertentu, ini juga salah satu penyebabnya.
[450] Selamat tidur.
- [451] Makasih kerja kerasnya. Ceritanya menarik banget, seru!
- [452] Wah, ada cerita keren banget yang diposting ya. Selalu makasih atas kerja kerasnya, TS. Selamat tidur.
- [453] Makasih kerja kerasnya (^○^).
- [476] Mau nanya ke TS, udah ngerti kalau nggak boleh pelihara hewan, tapi kalau hewan peliharaan elektronik gitu boleh nggak? (Contohnya Tamagotchi gitu)
- [478] Mau nanya ke TS. Ada cerita soal mayat gerak di ruang bawah tanah rumah Pak Wan, itu hantu? Setan? Youkai? Masuk kategori mana ya. Untung gelap, kalau terang keliatan kayaknya bisa pingsan.
- [479] Pertanyaan, pernah ada permintaan dari orang asing yang tinggal di Jepang nggak?
[480] Selamat malam. Nanti gue tulis sesuatu habis makan. >>479 Yang gue inget sih nggak ada ya. >>478 Jujur nggak tahu. >>476 Belum pernah kepikiran sih, tapi karena bakal jadi sayang, kayaknya tetep nggak bagus deh.
- [486] Pokoknya nunggu cerita guru deh.
[487] Makan malamnya yakisoba sama nasi putih dan jus sayur. Ngomong-ngomong, Jalan Iblis (Madou) juga salah satu jalan lho. Buang sepenuhnya hati nurani, terus cuma bertindak setia sama nafsu sendiri. Tentu aja nafsu bakal terus membengkak, tapi kalau misalnya, sebesar apa pun bengkaknya, lo punya cara buat ngewujudinnya, akhirnya, lo bisa ngatur semua di dunia ini sesuai kemauan lo, dan lewat Jalan Iblis, lo bisa mencapai tingkat orang suci.
[489] Lanjutan. Denger cerita Sensei, gue jadi agak mikir, tapi tetep aja jalan gue sendiri masih belum jelas. Terus, tiba-tiba kepikiran. Ngomong-ngomong, Sensei gimana ya caranya nemuin jalannya sendiri? Yah, manusia kan jarang banget bisa nemuin jalannya sendiri tanpa pengalaman apa pun. Tentu aja Sensei juga pasti punya pemicu atau semacamnya. Pas gue jujur ngungkapin pertanyaan itu. Sensei mulai cerita soal kelahirannya. Yang pertama bikin kaget, ternyata Sensei itu anak kedua dari kuil kecil di suatu kota pelabuhan.
- [494] Sensei anak kuil ternyata….
[495] >>494 Ternyata anak kuil emang hebat. Gue mikir gitu sambil nulis soal yakisoba.
- [496] Kayak Pak T ya! Oh iya, “sambil nulis soal yakisoba” dong.
[498] Sensei punya tiga saudara. Kakak laki-laki tertua, Sensei sebagai anak kedua, dan adik laki-laki bungsu. Orang tuanya katanya orang yang keras. Katanya disiplin banget soal tata krama. Terus, yah, karena lahir di kuil, jadi sering banget bersentuhan sama ajaran Buddha. Waktu kecil, Sensei nggak suka sama orang tuanya. Lebih tepatnya, takut katanya. Kakaknya, si sulung, pinter banget, jadi kebanggaan orang tua. Terus, si bungsu karena anak terakhir, jadi disayang sama orang dewasa. Di tengah-tengah itu, Sensei mikir jangan-jangan dia yang paling nggak disayang orang tua. Kenapa? Karena kakaknya, mungkin karena pinter, jarang dimarahin. Adiknya karena disayang, kalau nakal pun, yaudahlah~, gitu aja dilewatin. Tapi cuma Sensei, tiap kali ngelakuin kesalahan, selalu dimarahin habis-habisan. Kata-kata yang diucapin pas gagal itu kayak “Kakakmu waktu kecil nggak pernah kayak gini” atau “Kamu ini bener-bener anak nggak berguna ya” gitu. Tapi sebaliknya, jarang banget dipuji. Di sekolah, biarpun dapet nilai yang menurut dia lumayan bagus, di rumah dibilangnya “Belajar lebih giat lagi, kakakmu dulu nilainya lebih tinggi dari ini”.
[509] Kakak Sensei katanya orang yang baik. Waktu Sensei dimarahin, terus nangis sendirian di kamar, yang selalu ngehibur cuma kakaknya. Tapi, Sensei paling nggak suka sama kakaknya di antara keluarga. Dia tahu kakaknya orang baik. Tetep aja, rasa iri atau apa, kebaikan kakaknya itu malah bikin dia ngerasa makin menyedihkan, jadi dia lebih nggak mau liat muka kakaknya dibanding adiknya yang manja. Tapi Sensei punya satu hal yang dia pede banget. Berenang. Kakak Sensei, katanya jago olahraga, tapi soal berenang payah banget. Sebaliknya, Sensei suka banget berenang. Pulang sekolah, dia selalu nyelam di laut bareng temen-temennya. Cuma pas berenang aja, dia ngerasa lebih unggul dari kakaknya, katanya.
- [555] Akhirnya nyusul. TS, jangan paksain diri ya~.
[558] Kejadiannya pas Sensei umur 10 tahun. Sekitar awal musim panas. Tahun biasa harusnya nggak sepanas itu, tapi waktu itu katanya panas banget. Kolam renang sekolah belum dibuka, dan kalaupun udah buka, laut lebih seru sih, jadi pasti ke sana juga. Sensei janji mau pergi berenang bareng beberapa temennya. Tapi, pas bilang ke orang tuanya, ayahnya ngelarang. Biasanya nggak pernah gitu, tapi entah kenapa dilarang. Pas ditanya kenapa, ayahnya nunjukkin selembar gambar ke Sensei sambil nanya, ini kamu yang gambar? Di situ tergambar sesuatu kayak cacing berliuk-liuk. Tapi, dari cacing itu tumbuh tiga kaki, dan semuanya diwarnain hitam pekat. Bener, itu gambar Sensei. Makhluk aneh yang dia liat di bebatuan pas main di pantai sebelumnya. Dia gambar itu pas pelajaran seni di sekolah. Pas Sensei jawab iya itu gambarnya, ayahnya nanya lagi. Kamu liat sendiri? Pas Sensei ngangguk lagi, ayahnya bilang, kalau gitu kamu tahun ini nggak boleh ke laut.
[560] Soal rubah hitam di Hokkaido. Bukan berarti kalau ada satu ekor terus Jepang bakal hancur atau apa. Bukan pertanda buruk juga menurut gue. Ada cerita di negara mana gitu zaman dulu, suatu hari terjadi gerhana matahari. Sekarang sih kita tahu itu karena matahari sama bulan sejajar atau gimana gitu. Tapi orang zaman dulu nggak tahu. Raja yang liat itu jadi cemas banget. Terus, dia tanya ke bawahannya, ini harus dianggap pertanda baik, atau pertanda buruk banget. Seorang menteri bilang. Di negara kuno juga pernah terjadi hal kayak gini. Waktu itu rakyat sangat ketakutan, akhirnya terjadi pemberontakan juga. Jadi, Raja. Harap berhati-hati. Tapi, menteri lain bilang gini. Tidak, Raja. Ini hal yang patut disyukuri. Yang lebih penting dari matahari adalah apa yang dipikirkan rakyat. Gerhana matahari mungkin pertanda akan terjadi pemberontakan. Tapi, Raja bisa tahu sebelumnya. Dapat kesempatan buat ngoreksi politiknya yang salah. Hasilnya, pemberontakan bisa dicegah sebelum terjadi, mari kita umumkan begitu. Kalau gitu pasti, rakyat akan kagum sama kebesaran Raja, dan akan lebih percaya sama Raja. Katanya gitu. Di Jepang juga ada cerita rakyat kan, liat ular putih di istana, dianggap pertanda baik. Terus para bangsawan foya-foya, eh malah terjadi pemberontakan, terus bangsawan yang marah bilang ini bukan pertanda baik dong, terus dia bunuh ularnya, tiba-tiba ularnya jadi hitam pekat. Ini ada dua pandangan, ular hitam menyamar jadi ular putih, atau sebenernya emang ular putih, dan harusnya berkat ular itu pemberontakan bisa diredam, tapi karena bangsawannya bunuh, makanya jadi hitam pekat. Tapi, intinya, tergantung cara pikir aja beda banget. Biarpun pertanda baik, jangan lengah. Biarpun pertanda buruk, jangan panik, malah anggap aja kesempatan buat ngoreksi kesalahan diri, gitu aja menurut gue.
- [561] >>TS Selamat datang kembali. Selalu jadi pelajaran.
[562] Lanjutan. Tentu aja Sensei nggak terima dong. Kenapa nggak boleh pergi? Dia tanya ke ayahnya, tapi ayahnya tetep keukeuh nggak boleh ya nggak boleh. Pas dia bilang lagi tetep pengen pergi, ayahnya mulai marah, dan marahin Sensei habis-habisan. Terus, bilang hari ini seharian nggak boleh keluar rumah. Sensei karena merasa diperlakukan nggak adil banget, jadi sedih, terus balik lagi ke kamarnya, mulai nangis diem-diem lagi. Terus, mungkin denger ayahnya marah, kakaknya datang ke kamar. Terus, nanya ada apa ke Sensei. Setelah denger ceritanya, kakaknya ketawa sedikit, terus bilang, oh cuma gitu doang. Terus, kakaknya ngasih usul ke Sensei.
- [566] Jadi penasaran lanjutannya.
- [570] Bump dulu.
[599] >>571 Eh!? Saya nggak seganteng ini lho. Tapi Wan-kun lumayan mirip sih.
[605] Lanjutan. Kakak Sensei lumayan dipercaya sama orang tua. Jadi, dia bohong bilang hari ini mau main dodgeball sama temen-temen, terus mau ngajak adiknya, Sensei. Sensei kan dilarang keluar rumah hari ini, tapi ya kalau kakaknya yang selalu rapi bilang mau ngurusin, pasti diizinin keluar lah. Yah, orang tua juga nggak bakal nyangka kan kakaknya yang nggak bisa berenang ngajak Sensei ke laut. Terus, kakaknya pergi ke laut bareng Sensei. Baju renang bisa disembunyiin bawa aja kan. Rencana bocah yang cetek banget sih, tapi Sensei yang pengen banget ke laut langsung setuju. Kakaknya langsung minta izin ke ayahnya. Ayahnya bilang, boleh, tapi jangan sekali-kali bawa adikmu ke laut ya. Dia ngingetin, tapi akhirnya ngasih izin juga. Mungkin ayahnya juga ngerasa agak kasihan ngurung anak keduanya di rumah seharian ya. Mungkin dia juga ngerasa aman karena kakaknya ikut. Tapi, begitu keluar rumah, kakak dan Sensei langsung menuju ke laut.
[606] Sampai di laut, Sensei langsung masuk ke air dan mulai main. Kakaknya nggak bisa berenang, tapi mungkin karena kepanasan juga, dia cuma berendam di air yang dangkal banget. Ngomong-ngomong, tempat itu bukan pantai bagus yang rapi kayak tempat wisata, tapi lebih ke tempat yang banyak batu-batu berserakan. Sensei dan temen-temen yang janjian waktu itu sering berenang di sana. Mungkin karena banyak batu, arusnya nggak terlalu deras. Kalaupun hampir tenggelam, bisa langsung pegangan ke batu-batu yang nggak rata di sekitar situ, jadi kalau mau berenang di daerah situ ya di sana, katanya. Sensei berenang dan heboh bareng temen-temen yang janjian, tapi lama-lama, temen-temennya capek, satu per satu pindah ke tempat dangkal tempat kakaknya, terus ngobrol sama kakaknya. Setelah beberapa saat, pas sadar, Sensei lagi berenang sendirian, dan semua temennya lagi asyik main sama kakaknya. Terus, Sensei jadi ngerasa temen-temennya direbut. Jadi ngerasa nggak enak hati.
- [607] Wah! Baru pertama kali ketemu!! Seru banget.
- [608] Selalu ditunggu-tunggu. Nunggu lanjutannya dengan sabar (wkwk).
[609] Sensei jadi agak ngambek, dia sok kuat bilang karena bisa berenang, sendirian juga seru, padahal sebenernya udah agak capek, tapi dia nggak balik ke air dangkal malah ke tempat yang airnya lebih dalam. Terus, pas sampai di tempat yang lumayan dalam itu (sebenernya katanya cuma sekitar 2 meter sih, tapi buat anak-anak pasti dalem banget ya), dia inget, oh iya, liat cacing aneh itu juga di sekitar sini ya. Tapi, kenapa ya tiba-tiba ayah ngelarang ke laut, dia lagi mikir gitu, detik berikutnya. Sensei ngerasa ada sesuatu yang dingin nyentuh kaki kanannya, terus, tiba-tiba seluruh badannya nggak bisa gerak.
[612] Ah, gawat, belum sempet mikir gitu, rasanya kayak kakinya ditarik sesuatu, badan Sensei langsung ketarik ke bawah permukaan air. Karena kejadiannya tiba-tiba banget, Sensei jadi minum air laut beberapa kali. Tetep aja, Sensei yang udah biasa sama air coba berontak buat benerin posisi, tapi badannya tetep nggak bisa gerak sesuai keinginan, dan karena ditarik kuat banget, malah makin tenggelam. Nggak bisa napas, setengah panik, di dalam air jadi nggak tahu atas bawah kiri kanan, kepala Sensei makin kosong. Terus, pas momen tertentu, Sensei buka mata di dalam air. Matanya perih banget karena garam dan kotoran di air, terus ada pembiasan air juga, ditambah lagi kondisi panik, nggak mungkin bisa langsung ngerti situasi dalam sekejap, tapi. Entah kenapa cuma itu yang keliatan jelas banget sama Sensei, katanya. Hitam legam, berbulu lebat, nggak punya mata, mulut, hidung, telinga, bahkan wajah pun nggak ada, tapi ngeluarin aura senyum menyeringai yang serem, dan dari situ ada semacam kabut hitam menjulur ke kakinya, melilit.
[613] Ingatan Sensei dari situ jadi kabur katanya. Di dalam air yang dalam itu, apa yang sebenernya terjadi dia udah nggak inget lagi. Setelah beberapa saat, kesadarannya mulai pulih samar-samar, dia denger suara orang dewasa yang panik di sekitarnya. Mulutnya terasa ada benda asing banget, kepalanya pusing banget, badannya nggak bisa gerak sama sekali. Dia coba paksa buka mata, yang pertama keliatan adalah seseorang terbaring persis di sebelahnya. Siapa ya, gue kenapa ya, pikirannya terasa jauh dan nggak nyambung. Tapi, dia geser pandangannya pelan-pelan, akhirnya bisa liat muka orang di sebelahnya. Kakaknya Sensei. Mukanya pucat pasi, mata dan mulutnya setengah terbuka. Loh? Kenapa kakak ada di sini, pikirnya cuma sesaat. Detik berikutnya, mata kakaknya melotot ke arahnya. Tatapan mata yang penuh emosi luar biasa. Tentu aja, nggak ada kata-kata. Tapi, entah kenapa Sensei cuma dari mata itu bisa ngerti apa yang mau diomongin kakaknya. “Ini salahmu.” Di situ, Sensei pingsan lagi.
[615] Cerita yang didenger Sensei belakangan. Beberapa saat setelah Sensei tenggelam baru anak-anak lain sadar, mereka panik teriak-teriak manggil orang dewasa. Untungnya, hari itu panas, jadi ada orang dewasa lain yang lagi berenang di deket situ, entah gimana mereka dateng. Terus kakaknya tiba-tiba hilang dari antara anak-anak. Mungkin, kakaknya coba nyelametin adiknya, Sensei. Kakaknya tenggelam dan meninggal di deket Sensei, tapi Sensei selamat. Ceritanya kurang lebih gitu. Tapi, Sensei nggak bisa percaya cerita itu. Kakaknya kan nggak bisa berenang. Jelas banget kalau kakaknya datang ke tempat air dalam buat nyelametin dia itu sama aja bunuh diri. Ada pemakaman, macem-macem. Orang tua Sensei nangis terus, Sensei yang dirawat di rumah sakit 2-3 hari pas pulang ke rumah, rasanya nggak nyaman banget. Nggak ada yang nyalahin Sensei sih. Tapi, entah kenapa, rasanya orang-orang di sekitarnya mikir jangan-jangan kakaknya mati gara-gara dia.
- [616] Baru tau bisa liat real-time. TS, makasih kerja kerasnya.
[618] Dia nggak bisa ngomong baik-baik sama ayahnya. Gimana nggak, udah dilarang ke laut, malah dilanggar, terus hasilnya begini. Bukan cuma sama ayah sih, sama orang lain di sekitarnya juga nggak bisa tatap muka baik-baik. Kalau tatap muka, rasanya kayak dituduh kamu yang salah. Nggak mau ngomong sama siapa pun. Nggak masuk sekolah, terus ngurung diri di kamar sendirian. Makanan selalu udah disiapin di luar kamar entah kapan. Terus, pertama kali buka mulut setelah sekian lama itu pas hari ke-49 kematian kakaknya. Malam hari, dia dipaksa keluar kamar sama ayahnya, terus dibilangin. “Ayo kita temui kakakmu”.
Shijuukunichi adalah upacara penting dalam agama Buddha yang diadakan pada hari ke-49 setelah seseorang meninggal. Dipercaya sebagai periode penentuan tujuan akhir arwah almarhum.
- [619] Sedih banget ya.
[620] Sensei dan ayahnya jalan di bawah sinar bulan ke deket bebatuan tempat Sensei tenggelam. Terus, beberapa saat mereka berdua diem aja natap permukaan air. Sensei mikir macem-macem, kenapa ya kakaknya meninggal, apa yang dia liat di air itu beneran ya. Terus, di permukaan air yang agak jauh dan gelap, dia liat sesuatu. Sepatu. Kayaknya, sepatu yang dipake kakaknya hari itu. Entah kenapa waktu itu Sensei mikir, harus ambil itu! Terus, pas dia maju dua tiga langkah ke arah laut, kerah belakangnya ditarik kenceng sama ayahnya, terus ditanya, kenapa? Pas Sensei jawab, sepatu kakak ada di sana. Ayahnya nanya, di mana? Coba liat baik-baik. Sensei liat lagi baik-baik ke tempat tadi ada sepatu, tapi kali ini nggak ada apa-apa. Loh? Sensei heran. Ayahnya kayak udah ngerti sesuatu, terus bilang ke Sensei gini. Ada kenalan di pedalaman (naichi). Kamu akan dikirim ke rumahnya.
[621] Tidur dulu.
- [622] Selamat tidur~. Mimpi indah~.
- [623] Jadi penasaran lanjutannya (wkwk). Makasih kerja kerasnya.
- [624] Selamat tidur~ Ditunggu lanjutannya!
- [627] Pedalaman berarti daerah Okinawa? Laut emang serem ya.
- [628] Orang Hokkaido juga bilang naichi katanya lho.
[629] Cerita setelah itu, Sensei cuma bilang ya macem-macem lah. Intinya, tiba-tiba tanpa ngerti apa-apa dia disuruh numpang di rumah orang, rumah itu kerabat jauh, pasangan tua, tapi nggak punya anak, jadi lumayan disayang. Terus, beberapa waktu setelah kematian kakaknya, Sensei jadi takut sama tempat yang ada aliran airnya. Soalnya, katanya dia denger suara kakaknya yang udah meninggal. Awalnya cuma bisik-bisik nggak jelas, tapi lama-lama, suaranya makin menjadi. Suara kakaknya ngomongin macem-macem. Sebenernya kakaknya juga benci sama dia. Bener kakaknya sama adiknya dimanja orang tua, tapi di antara saudara, Sensei yang selalu paling diperhatiin orang tua. Orang tuanya selalu lebih sering sama Sensei, anak kedua. Dia sendiri kalau bikin salah apa pun, dianggap enteng sama orang tua, rasanya kayak diabaikan, jadi dia iri sama Sensei. Kalau Sensei dimarahin, dia seneng. Ngehibur Sensei yang nangis itu bikin dia ngerasa jadi orang baik dan seneng. Dan, dia mati itu salah Sensei.
- [630] Cerita sedih ya….
[631] Sensei, setelah itu katanya nggak pernah balik ke rumah orang tuanya lagi. Entah kenapa, dia takut pergi ke deket kota itu, laut itu. Masuk SMP, masuk SMA, terus masuk Universitas Kyoto (Kyoudai). Pas masuk universitas, dia dapet kabar ayahnya meninggal karena kanker. Di universitas dia belajar macem-macem, ketemu banyak orang, akhirnya dia ngerti kalau kakaknya yang selalu gangguin dia itu mungkin udah jadi sosok yang disebut “Chou”. Kakaknya sampai sekarang, di dasar laut yang gelap itu, masih pengen nenggelamin dia. Dia punya semacam reikan. Orang tuanya ngomong keras ke dia itu buat ngelindungin dia. Dia sebenernya nggak benci orang tuanya, justru karena suka, makanya pengen disayang. Sama kayak dia punya perasaan kompleks ke kakaknya, kakaknya juga punya perasaan macem-macem ke dia. Terus, Sensei nyesel. Banyak banget yang pengen dia omongin ke ayah dan kakaknya. Tapi, karena situasi sekitar, gengsinya, hal-hal itu ngehalangin, dia nggak bisa jujur, dan tanpa bisa ngomong apa-apa, keduanya udah meninggal.

[632] Cabut dulu.
- [633] Makasih kerja kerasnya, ditunggu lanjutannya.
- [634] Makasih kerja kerasnya!!
[638] Balik lagi. Lanjutan. Akhirnya Sensei merasa kalau dia kurang punya kemampuan buat nentuin apa yang paling penting buat dirinya sebagai manusia. Yah, mungkin manusia biasa punya sedikit sisi kayak gitu wajar sih, tapi ayah Sensei itu tipe ayah keras kepala, dan Sensei mungkin agak mirip, jadi dia sering susah buat jujur, dan sering menderita karenanya. Makanya, Sensei milih jalan tengah (Chuuyou). Chuuyou itu sering disalahartikan jadi setengah-setengah atau apa gitu. Tapi arti aslinya bukan gitu. Artinya, kapan pun menilai kejadian yang terjadi saat itu, nggak memihak ke mana pun, bertindak dengan hati yang tenang, gitu. Yah, kalau penasaran googling aja, mungkin ada cerita yang lebih dalam. Seperti yang gue bilang tadi, Sensei punya prinsip atau semacamnya, kalau berbuat baik, dia bakal ngelakuin hal buruk yang sama tingkatnya, atau kalau ngomong jujur, berikutnya dia bakal bohong, dari luar keliatannya cuma orang aneh, tapi ini semacam nazar, dengan cara gitu, dia selalu berusaha natap perasaan jujurnya sendiri, katanya. Inilah proses Sensei milih jalannya sendiri. Selesai denger ceritanya, gue nanya ke Sensei, terus kenapa jalan ini nggak cocok buat saya? Yah, denger ceritanya sih ada bagian di mana cara pikir kayak gini nggak buruk juga menurut gue.
[639] Maaf ya, kemampuan nulis gue payah, tapi kalau coba cerita soal sisi dalam orang lain, jadi agak berantakan. Padahal Sensei jago banget ngomongnya. Nggak yakin bisa nyampein ulang cerita yang gue denger waktu itu.
- [640] >>639 Gampang dimengerti kok.
- [641] Iya. Gampang dimengerti dan enak dibaca kok.
[642] Sensei jawab pertanyaan gue gini. Di dunia ini ada manusia yang bisa liat roh atau hantu, dan ada manusia yang sama sekali nggak bisa liat. Terus lagi, manusia yang ngaku bisa liat itu ada dua jenis, yang beneran punya reikan, sama yang nggak punya reikan tapi ngaku punya. Tapi, dua jenis manusia ini dua-duanya, pasti ada sesuatu yang aneh di hatinya. Manusia yang bisa liat hal yang nggak jelas ada atau nggaknya di dunia ini, pasti punya kegelapan di hatinya. Lewat kegelapan kayak gitu, manusia nemuin monster. Terus, manusia yang nggak bisa liat tapi ngaku bisa liat juga, hatinya nggak sehat. Orang yang bohong kayak gitu artinya bukti kalau hatinya nggak puas di suatu tempat. Yah, bukan berarti semua orang yang nggak bisa liat itu normal sih. Tapi, menurut Sensei, gue yang nggak punya reikan ini, secara mental adalah manusia yang sangat sehat. Bisa jadi kayak gitu, pasti karena cara gue dibesarin itu bagus. Tentu aja bukan sama Sensei. Tapi sama keluarga gue yang udah nggak ada. Di masa paling penting pembentukan kepribadian, gue jelas bahagia.
- [643] Tetep seru kayak biasa. Oh iya, makasih udah jawab pertanyaan!
- [644] Menarik.
[645] Sampai sekarang kadang gue inget. Pas banget kemarin hari Jumat kan. Waktu gue kecil, hari Jumat seringnya nonton Friday Roadshow bareng sekeluarga. Gue di pangkuan ayah, adik gue di pangkuan ibu. Terus nonton Indiana Jones atau apa gitu, pas adegan aksi penting, gue sengaja agak jinjit, sengaja nutupin pandangan ayah biar nggak keliatan, iseng gitu. Terus ayah selalu kayak, woi, jangan gitu dong (wkwk), terus coba liat sambil geserin kepala ke samping, tapi gue juga ikutin gerakin kepala buat nutupin, akhirnya, ayah nempelin dagunya di puncak kepala gue, terus bilang, awas ya! ketangkep nih~ gitu, terus ibu sama adik gue yang nonton di sebelahnya ketawa. Kalau ada adegan agak mesum dikit, tiba-tiba ayah nutup mata gue pake tangannya, terus gue bilang, ih, aku udah ngerti kok ginian, sambil ngintip dari sela-sela jari juga. Keluarga gue kayak gitu. Jadi kata Sensei kalau gue bahagia itu kayaknya bener. Gue dibesarin di keluarga yang baik. Sensei bilang kalau dia orang yang nggak bisa jujur sama diri sendiri, tapi gue bukan orang kayak gitu. Biarpun habis berantem, bisa langsung ketawa minta maaf atau maafin orang lain. Suka sakit hati juga sih, tapi sebaliknya bisa mikirin orang lain juga. Sering banget males-malesan, tapi tetep bisa ngatur diri sendiri, mungkin nggak jelas banget pegangan kebahagiaan gue atau apa, tapi samar-samar bisa ngebayangin, dan nggak takut buat ngejarnya. Sisi gue yang kayak gitu, jelas banget nunjukkin kalau gue cuma “manusia biasa”, gitu penilaian Sensei.

- [646] Apa nggak lebih mending kalau kakek itu maksa makan musang? Maaf motong ceritanya.
[647] Tapi justru karena itu, Sensei lanjut, dia nggak bisa ngasih saran soal jalan buat gue. Orang-orang di bidang ini kebanyakan punya latar belakang yang agak aneh. Jujur, hampir semuanya otaknya agak geser. Kalau orang yang hatinya kurang di suatu tempat kayak gitu, pasti bakal susah payah, tapi “Ma” yang tinggal di hatinya gampang ditemuin, dan jalan yang cocok buat dia juga lumayan jelas. Biarpun dia sendiri nggak ngerti, kalau punya sedikit pengalaman hidup, hal kayak gitu gampang ditunjukin. Tapi, karena gue “biasa” aja, justru itu yang bikin susah. Apa yang kurang di hati gue? Apa yang bikin gue nggak puas, diliat secara objektif maupun subjektif, itu susah banget diliat.
[648] Kalau disimpulin lebih gampang, artinya, kamu nggak cocok buat kerjaan kayak gini. Jadinya gitu sih (wkwk). Terus Sensei bercanda setelah itu. Oh gitu ya~, gue ternyata masih masuk kategori “biasa” ya~, gitu gue mikir, sambil masih bingung sama cerita masa lalu Sensei yang baru pertama kali denger dan soal jalan gue sendiri, minum setelah itu isinya cuma obrolan biasa nggak jelas, terus selesai.
- [649] Kok sedih ya….
[650] Cabut lagi ya.
- [651] Keliatannya sibuk ya.
- [652] Jangan dipaksain, istirahat yang cukup, nulisnya sesuai kecepatan sendiri aja. Ditunggu dengan sabar kok!
- [655] Sensei karena reikan-nya narik perhatian makhluk halus, terus kakaknya jadi kena imbasnya ketangkep makhluk halus itu. Sensei nyari cara buat nyelametin jiwa kakaknya yang jadi makhluk halus?, sambil nyari itu lama-lama jadi kerjaannya negosiasi sama youkai…… Kayak gitu kali ya?
- [656] Terus, Sensei karena dari keluarga keturunan hebat jadi gengsinya tinggi dan keras kepala. Dia ngambil kamu yang masih SD itu karena kamu juga diincer youkai kayak dia dulu, dan dengan nyelametin kamu, dia kayak nebus dosa buat dirinya waktu kecil dan kakaknya dulu? Orang kan suka gitu ya, luka kegagalan besar dan penyesalan di masa lalu, diproyeksiin ke orang lain yang mirip, terus dengan nyelametin orang itu, dia coba nyembuhin sedikit luka trauma masa lalunya sendiri. Keluarga kamu meninggal karena kutukan musang, tapi apa Sensei nggak takut ngambil kamu? Pasti Sensei udah milih jalan hidup di mana dia nggak akan nyesel biarpun mati kapan aja, dan ngadopsi satu orang terus ngurusin sampai dewasa itu hal luar biasa. Makin tua makin tahu susahnya perkembangan manusia, jadi pasti ada tekad yang kuat.
[657] >>656 Nggak tahu juga ya. Kan orangnya udah nggak ada. Nggak tahu juga dia mikir apa.
[658] Terus berikutnya gue mau cerita soal meninggalnya Sensei, tapi sebelumnya ada pertanyaan nggak?
- [659] >>658 Lanjutin ceritanya dong!
- [661] Katanya Kanto bagus secara feng shui? Apa itu ada hubungannya sama Jalur Yamanote yang bentuknya Taijitu (Yin Yang) atau apa gitu?
- [663] >>658 Pokoknya pengen lanjutannya.
- [666] >>658 Kalau ada aliran Hanzan, berarti ada aliran lain juga dong buat basmi youkai? Berapa banyak orang yang kerja pake aliran Hanzan yang sama? Apa ada kayak keluarga utama, cabang gitu?
- [669] >>658 Gue baca katanya bakal ada kejadian besar di daerah Kyushu, apa ada pergerakan terkait youkai atau apa gitu?
[673] >>666 Ada sih, tapi hubungannya lumayan renggang. Hampir nggak pernah ketemu kecuali kenal pribadi. Nanti deh, kalau cerita Sensei udah selesai, gue cerita satu episode soal itu. >>669 Gue nggak tahu kejadian besar apa, tapi kerjaan nggak nambah-nambah banget jadi kayaknya aman aja kali ya. Selain itu nggak ada patokan lain buat nilai sih (wkwk). >>661 Dulu katanya bagus sih pernah denger. Tapi feng shui kan sering berubah karena pergerakan lempeng bumi (jimyaku) atau apa, jadi sekarang gimana nggak tahu. Gue bukan ahli feng shui soalnya. Tapi, kalau proyek konstruksi besar kayak gitu, mungkin ada pertimbangan tertentu kali ya?
- [674] Bisa minta lanjutannya nggak? Akhir-akhir ini tiap hari nungguin.
[676] >>674 Gue juga punya masalah mood kali, tungguin dikit dong (wkwk).
- [677] Oke deh. Maaf ya udah buru-buru..
[687] Nonton Full House, jadi terharu. Pengen nikah jadinya.
- [688] Michelle lucu ya.
- [689] Sifat santai TS gitu nggak benci kok (wkwk).
- [692] >>687 Si kembar Olsen yang meranin Michelle itu bikin merek baju buat remaja “Mary-Kate and Ashley”, pas umur 19 tahun jadi nomor 1 di daftar “Remaja Berpenghasilan Tertinggi” lho.
[694] >>692 Beneran? Gue juga kalau punya kekuatan spiritual pengen menang lotre biar dapet duit.
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 7
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 6
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 5
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 4
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 3
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 2
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya?