-
Pengalaman Anehku: “Orang yang Seharusnya Mati, Hidup Kembali”
-
Saya Punya Ingatan Tentang Kehidupan Masa Lalu, Ada Pertanyaan? [Bagian 1]
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 2
-
Cerita Mungkin Pernah ke Dunia Paralel (?)
-
Bagaimana Caranya Mengubah Ketindihan Menjadi Proyeksi Astral?
-
Ternyata Hidup Itu Selesai Setelah 8 Putaran
-
Terjebak Beberapa Jam di Dunia yang Aneh
-
Pengalaman yang Membuatku Mau Tidak Mau Percaya Reinkarnasi
-
Aku Melihat Sesuatu yang Aneh: ‘Shishinoke’
-
Mungkin Tidak Percaya, tapi Ini Kehidupanku yang Keempat…
-
【Kehampaan Abadi】Ada yang Takut Sama Dunia Setelah Mati Nggak Sih?
-
Pendeta Shinto yang Dipecat dari Tiga Kuil karena Indra Keenam Terlalu Kuat, Ada Pertanyaan? “Pohon Terkutuk dan Boneka Jerami”
-
Aku akan Bercerita tentang Pengalaman Mati Suri-ku
-
【Reinkarnasi】 Apakah Akan Datang Hari Ketika Kita Tahu Ada atau Tidaknya Kehidupan Setelah Kematian?
-
“Saya Memiliki Dua Ingatan” – Kisah Seorang Pria yang Dapat Membaca Manuskrip Voynich yang Misterius
-
Mengupas 121 Tweet dari Rei Kokubun, Penjelajah Waktu dari Tahun 2058 [Penjelasan Santai]
-
Gimana Menurut Kalian Soal Dunia Setelah Mati?
-
Apakah orang yang bunuh diri akan masuk neraka?
-
【Penjelajah Waktu?】Pria Misterius “(Menepuk bahu) Lihat ke belakang” → Detik berikutnya….
-
“Aku Punya Dua Ingatan” Kisah Pria yang Bisa Membaca Manuskrip Voynich Misterius
-
Menurutmu, Astral Projection (Meraga Sukma) itu Ada Nggak?
-
Mimpi yang Saya Lihat Saat Tidur Terlalu Misterius
-
Gue Mau Cerita Soal Gimana Sekelas Gue di SMA Nglawan Roh Jahat
-
Cerita Pengalaman ke Dunia Lain? Saat SD 『Showa 73 → Rinmyoue』

-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 7
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 6
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 5
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 4
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 3
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 2
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya?
[280] Wanita yang datang bertanya padaku itu, konsultasinya tentang kakaknya. Kakaknya sudah menikah dan punya anak umur 8 tahun, tapi anak itu meninggal tenggelam di air. Kakaknya tentu sangat sedih, tapi lebih parahnya lagi, tiba-tiba suami kakaknya menceraikannya. Kakaknya sempat sangat terpuruk untuk sementara waktu, tapi sekitar setahun setelah kematian anaknya, dia mulai bicara hal-hal aneh seperti, “Anakku sudah kembali!”. Semua orang yang kenal kakaknya berpikir dia jadi gila karena kesedihan, tapi hanya adik perempuannya (yang konsultasi) yang bilang kalau kakaknya tidak gila. Suatu hari, si adik mengunjungi rumah kakaknya malam-malam, entah kenapa rumahnya gelap gulita, dan dari kamar kakaknya terdengar suara bisik-bisik samar. Ketika dia pergi ke kamar kakaknya, pintunya setengah terbuka, dan kakaknya sedang duduk di depan cermin sambil berbisik-bisik. Saat mata si adik mulai terbiasa dengan kegelapan, dia melihat bayangan hitam samar terpantul di cermin itu. Garis bentuknya sangat kabur, tapi si adik yakin itu adalah bentuk anak kakaknya.

- [281] Kamu calon novelis ya?
[282] Nah, baru-baru ini, ulang tahun ke-9 anak itu sudah dekat, tiba-tiba kakaknya mulai beres-beres rumah, beli mainan anak, dan sebagainya. Waktu ditanya kenapa, kakaknya bilang dia sedang bersiap karena anaknya akan kembali di hari ulang tahunnya. Dan, dia bilang, selama ini dia bisa bertemu anaknya, tapi tidak bisa memeluknya. Tapi kali ini, akhirnya dia bisa memeluknya! Dia sangat senang. Adiknya jadi takut, lalu pergi bertanya ke paranormal lain atau orang semacam itu, menanyakan apa artinya ini. Paranormal itu bilang, “Karena anaknya mati tenggelam, dalam Lima Elemen dia termasuk Air, dan karena ada bayangan aneh di cermin, itu Lima Elemen Logam. Anak kakakmu dimakamkan dengan cara Logam, bukan Tanah, makanya dia jadi hantu.” Kurang lebih begitu katanya. (Ceritanya panjang banget dan aku nggak ngerti artinya, tapi kayaknya begitu). Orang itu tidak mau terlibat lebih jauh, makanya dia datang ke tempatku.
[283] >>281 Waktu kecil sih sempat pengen jadi novelis, tapi kayaknya dengan kemampuan menulisku yang begini, nggak mungkin deh. Terus, Sensei (guruku) bilang ini bukan keahlian kami, lalu merekomendasikan tempat lain dan menyuruhnya pulang. Setelah itu, Sensei bilang ke aku, “Mungkin paranormal tadi nggak sepenuhnya bohong juga.” Aku tanya, “Eh? Maksudnya gimana?” Sensei jawab, “Maksudnya tidak dimakamkan dengan Tanah itu mungkin artinya tidak dikremasi. Jadi, anak kakak perempuan tadi tidak dikuburkan dengan benar, mayatnya tidak dikremasi dan didoakan, makanya jadi hantu.” Aku tanya lagi, “Tapi, masa cuma karena itu bisa jadi hantu?” Sensei bilang, “Yah, mungkin itu ada hubungannya dengan keberadaan mayat anak itu.” Aku nyeletuk, “Kalau dipikir-pikir, mayatnya kemana ya?” Sensei jawab, “Mungkin cuma dua orang yang tahu.” Aku tanya, “Dua orang?” Sensei bilang, “Mungkin kakak perempuan orang tadi dan suaminya. Bukannya mereka tiba-tiba cerai? Mungkin si suami saking sayangnya sama anak itu, dia bawa kabur mayatnya dan menyembunyikannya. Dan satu-satunya yang tahu tempat persembunyian suami itu ya istrinya, si kakak.” Sampai di situ, Sensei mengakhiri pembicaraan sambil bilang, “Jangan melakukan hal bodoh deh,” atau semacamnya.
[284] Yah, inti dari cerita ini, apa artinya dan apa yang mau kusampaikan adalah, mungkin kalau mau menggunakan roh atau youkai atau semacamnya, butuh “alat” dan “perasaan” yang sesuai. Keduanya kayaknya susah didapat di masyarakat modern sekarang.
[285] Maaf ceritanya loncat-loncat lagi. Sekarang aku lagi di luar rumah, nanti kalau sudah pulang aku lanjutin ceritanya.
- [286] Kelihatannya sibuk ya. Semangat kerjanya.
- [288] Menurutmu teknik atau jimat yang ditulis di sini beneran nggak? Di sini informasi jimatnya dihapus. Mungkin biar nggak ada yang coba-coba? Ini sumber aslinya yang ada informasi yang dihapus itu. Sekitar nomor 50-an itu teks asli sebelum dirangkum. Katanya sih, Onmyouji di suatu thread bilang pernah lihat yang mirip. Tapi di tempat lain ada juga yang bilang itu jimat yang dipakai Onmyouji palsu yang dulu muncul di TV, dan teknik tusuk jarum yang ditulis di situ juga dipamerkan sama dia di TV, jadi ada yang bilang itu cuma karangan yang terinspirasi dari situ. Ngomong-ngomong, banyak yang bilang udah nyoba tapi nggak terjadi apa-apa. Seperti yang tertulis di teks aslinya, katanya kalau kekuatannya nggak cukup untuk mengendalikan Shikigami, nggak akan muncul. Kayaknya kebanyakan orang nggak bisa mengaktifkan jimatnya. Aku sih nggak pengen punya kekuatan buat nulis ginian terus bisa aktif, tapi apa orang biasa kalau nulis di kertas, atau nulis pake jari di cermin atau kaca, nggak akan gampang aktif kan?
Onmyouji: Salah satu jabatan dalam sistem Ritsuryo Jepang kuno. Bertugas mengurus astronomi, kalender, ramalan, sihir, dll. Di zaman modern, bisa juga merujuk pada dukun atau peramal swasta.
Shikigami: Makhluk spiritual yang konon diperintah oleh Onmyouji. Seperti oni atau roh.
[291] Selamat malam. Aku lanjutin setelah makan. >>286 Sekarang memang lagi musim paling sibuk sepanjang tahun. Belajar juga paling enak di musim ini. >>288 Soal jimat dan semacamnya, seperti yang udah kutulis jauh sebelumnya, kami nggak bikin sendiri. Kami pakai yang dibeli Sensei entah darimana. Kalau Sensei sih mungkin ngerti, tapi aku kan bodoh, jadi nggak paham prinsip pembuatan jimat itu gimana, benar atau nggak, terlalu susah, jadi aku udah setengah nyerah buat mempelajarinya. Makanya, kalau ditanya gimana, aku cuma bisa jawab nggak tahu… Tapi, kalau cuma kesan aja sih, menurutku keren juga. Terus, lihat orang biasa mau bikin jimat, aku jadi sedikit ketawa. Mungkin, orang biasa dalam arti sebenarnya nggak akan benar-benar melakukan hal-hal gaib kayak gini.
- [292] Aku nyimak.
- [294] Aku juga baca lho!
- [295] Semangat ya! Aku nyimak kok.
- [297] Kamu hormat sama gurumu?
[298] Aku pulang. >>297 Ya, lumayan lah. Oke, lanjut. Pertama kali ketemu Sensei, penampilannya cukup rapi, pakai setelan jas. Awalnya aku kira dia dokter atau semacamnya. Soalnya dia nanya, “Gimana kondisi badanmu? Ada yang sakit?” terus nekan-nekan perutku. Aku bilang nggak ada yang sakit, tapi rasanya lemas, terus Sensei mulai nanya-nanya tentang hal-hal belakangan ini. Soal sekolah, keluarga, teman-teman, kayak ngobrol basa-basi gitu, tapi ya akhirnya aku cerita juga soal adikku, soal uji nyali, terus soal mimpi juga. Sensei jago banget dengerin orang, ngobrol sama dia cukup menyenangkan. Setelah selesai cerita, Sensei keluar kamar, terus ngobrol sama orang dewasa di kamar sebelah.
Uji Nyali (Kimodameshi): Kebiasaan di Jepang pergi ke tempat-tempat menakutkan seperti kuburan atau bangunan terbengkalai di malam hari untuk menguji keberanian.
[299] Terus nggak lama kemudian, Sensei balik lagi. Kali ini dia bawa ayam hidup. Terus dia bilang, “Maaf ya, mungkin bakal kaget. Tahan sebentar ya,” terus dia bunuh ayam itu di tempat. Dia gelar koran, taruh baskom di atasnya, terus mulai menyembelih ayam itu di situ. Ayamnya ya, lumayan berontak, bulunya terbang kemana-mana, jujur aku sedikit takut. Waktu ayamnya mulai disembelih, kamarnya jadi bau amis. Aku bilang pengen keluar kamar, nggak ngerti juga apa gunanya melakukan ini, tapi Sensei bilang, “Tetap di sini.” Sensei yang menyembelih ayam dengan diam itu agak bikin trauma. Terus nggak lama kemudian, selain bau amis, mulai tercium bau lain di kamar. Bau sesuatu yang gosong. Terus, Sensei matiin lampu kamar. Dia cuma taruh satu lilin di tengah kamar, terus mulai proses ngeluarin darah ayam atau semacamnya. Tapi, di sini aku mulai merasa ada yang aneh. Jumlah darah yang keluar dari ayam itu jelas sedikit banget. Waktu itu aku belum pernah nyembelih ayam, tapi ya feeling aja gitu? Perkiraanku, ayam sebesar itu harusnya darahnya keluar segini, tapi darah yang keluar jauh lebih sedikit dari perkiraanku.

[300] Terus, pas darah ayamnya udah nggak ngalir lagi. Sensei buka jendela kamar, terus lempar ayam itu keluar rumah. Dia matiin lilin, nyalain lampu, terus bawa darah yang tadi dikeluarin dan mau keluar kamar. Pas pintu geser (fusuma) kebuka, aku lihat ibuku mau masuk, tapi Sensei menggeleng pelan, menghentikannya. Aku udah nggak ngerti sama sekali, tapi entah kenapa aku paham kalau Sensei itu bukan dokter, tapi semacam dukun atau peramal. Nggak lama kemudian, Sensei balik lagi, kali ini bawa anak ayam, terus dia kasih ke tanganku dan bilang, “Genggam itu pake tangan kirimu sampai mati.” Saat itu, bagiku Sensei hanyalah orang gila.
[301] Yah, sempat ada perdebatan sih, tapi akhirnya aku nurutin kata Sensei. Terus aku remas anak ayam itu, tapi di sini terjadi lagi hal yang agak aneh. Pas anak ayamnya kuremas, badanku rasanya jadi sedikit lebih ringan. Dan entah kapan, bau gosong tadi juga hilang. Terus, padahal paginya aku udah tidur cukup lama, tiba-tiba rasa lelah datang menyerbu, aku jadi ngantuk banget. Sensei ngambil anak ayam yang udah lemas itu, terus bilang, “Hari ini udah aman, tidurlah,” lalu dia bersihin kamar, dan aku langsung tidur.
- [302] >>291 Berarti kalau kamu yang kerjaannya basmi youkai aja nggak bisa bikin (atau mengaktifkan?) jimat, orang biasa kalau nulis jimat juga nggak akan ada efek baik atau buruknya gitu ya?
[303] Takut kena sensor… (hehe). Malam itu, aku bisa tidur nyenyak tanpa mimpi apa-apa. Paginya bangun, rasanya lumayan segar, tapi bintik-bintik merahnya nggak hilang, malah nambah sampai sekitar lutut. Waktu itu sekitar jam 7 pagi, aku mikir ibu sama ayah udah bangun belum ya, terus keluar kamar karena lapar, niatnya mau cari sesuatu di kulkas. Ternyata, di sekitar ruang tamu ada Sensei. Pas aku muncul, dia bilang, “Hari ini kita cuma berdua.” Tentu aja, awalnya aku kayak, “Hah?”. Yah, aku baru ketemu Sensei belum ada sehari, dan bagiku, gara-gara insiden ayam itu, meskipun aku ngerti itu demi aku, dia tetap orang yang menakutkan, jadi berduaan agak nggak enak. Aku tanya orang tuaku kemana, tapi waktu itu dia nggak mau kasih tahu. Dia bikinin mi instan buat sarapan, tapi selama makan rasanya canggung banget. Di rumahku biasanya makan sambil ngobrol rame-rame, tapi Sensei tipe orang yang nggak ngomong pas makan, jadi pas aku mau ngomong sesuatu, dia hentikan dengan ringan, bilang, “Nanti kita ngobrol pelan-pelan.”
[304] >>302 Aku nggak punya indra keenam yang tinggi atau semacamnya, jadi sebaiknya jangan menyimpulkan seenaknya gitu. Yah, memang benar aku nggak bisa mengaktifkan atau bikin jimat. Soal Shikigami dan lain-lain itu bukan bidangku. Tapi, misalnya, kalau kamu punya niat yang kuat banget, buat nyumpahin seseorang atau semacamnya, itu malah bisa manggil youkai lho. Ada contoh kasus kayak cerita yang kutulis pagi tadi.
- [307] Menarik.
- [309] Kalau dibilang pembasmi youkai kesannya kayak di komik ya, tapi kan ada juga orang yang pekerjaannya pengusiran setan atau roh jahat, jadi nggak aneh juga kalau ada orang yang spesialis youkai.
[310] >>309 Ini juga imejku dari komik sih, tapi misalnya, pengusir setan kan baca Alkitab atau semacamnya. Kalau youkai, ada yang mirip kayak gitu, baca semacam puisi. Awalnya semua ini diturunkan dari zaman dulu, jadi sekarang artinya nggak sepenuhnya dipahami lagi, tapi konon katanya ada puisi untuk masing-masing dari Delapan Juta Dewa (Yaoyorozu no Kami), dan ditambah lagi ada tiga juta puisi untuk youkai-youkai yang ada waktu puisi itu dibuat. Puisi itu dipakai untuk “negosiasi”? semacam itu dengan youkai. Dalam artian itu, mungkin setan dan youkai mirip ya (hehe).
Yaoyorozu no Kami: Konsep dalam Shinto Jepang bahwa dewa bersemayam dalam segala hal. Delapan juta adalah kiasan untuk jumlah yang sangat banyak.
[311] Tapi, puisi-puisi kayak gitu makin lama makin hilang, sekarang yang tersisa kebanyakan cara-cara sesat dan beberapa yang paling sering dipakai aja.
[312] Aduuuh, kebanyakan ngobrol ngalor-ngidul, udah jam segini lagi. Maaf, besok pagi-pagi harus bangun jadi aku tidur dulu ya. Aku usahakan ceritanya cepat selesai. Selamat malam.
- [314] >>291 Berarti kalau kamu yang kerjaannya basmi youkai aja nggak bisa bikin (atau mengaktifkan?) jimat, orang biasa kalau nulis jimat juga nggak akan ada efek baik atau buruknya gitu ya? >>312 Seru kok ceritanya. Selamat malam.
- [315] Ah, negosiasi pakai puisi itu udah ditulis di bagian atas ya. Kalau ngomongin setan dan youkai, jadi ingat Kitaro (GeGeGe no Kitaro) deh (hehe). Lain kali tolong cerita yang menarik lagi ya.
- [335] Pengen denger cerita dari TS (Thread Starter) dong~ Hari ini kecapean ya.
[337] Selamat malam~ Hari ini agak sibuk jadi nggak bisa mampir. Kayaknya kalian lagi ngomongin hal yang susah-susah ya. Mungkin orang yang percaya, mau dibilang apapun tetap percaya, dan orang yang nggak percaya, mau dibilang apapun tetap nggak percaya, jadi kayaknya percuma juga mencoba membantah atau semacamnya. Tapi, entah ada atau nggak, punya rasa takut atau hormat pada alam atau dunia semacam itu menurutku hal yang baik. Biar nggak merasa manusia itu yang paling hebat. Cuma, satu hal yang bisa kukatakan. Kalau kamu bilang percaya sama youkai atau dunia setelah kematian, pasti nggak bakal laku. Sumbernya ya aku yang kerjaannya begini. Maaf hari ini nggak bisa cerita panjang. Udah malam juga, aku tidur ya. Selamat malam.
- [338] Thread kayak gini pasti muncul orang yang sok tahu, nggak sopan banget ya… Orang kali ini kasihan banget, kelihatan narsisnya. Udah dekat Obon, mungkin TS sama Sensei-nya lagi sibuk ya.
Obon: Acara Buddha di Jepang, periode di musim panas untuk menyambut dan mendoakan arwah leluhur.
[340] >>338 Cara ngomong “nggak sopan” itu juga agak nyindir orang, sebaiknya jangan dipakai deh. Kalau mau dibilang aneh, sebenarnya nggak aneh sih mengemukakan pendapat sendiri, tapi dua orang yang kelihatan bertengkar itu, mungkin sebenarnya saling ngerti apa yang mau disampaikan, tapi cuma saling cari-cari kesalahan kata aja. Kelihatan kayak mau main kata-kata atau apa tujuannya jadi nggak jelas. Kalau mau mengemukakan pendapat sendiri, terus udah paham juga pendapat lawan bicara, mending bilang aja, “Oh gitu, berarti cara pikir kita beda ya. Jangan ngomong sama aku lagi, dasar jahat!” Kayak gitu malah lebih lega (hehe). Maaf kalau cara ngomongku agak keras. Tapi cara pikir ini penting banget waktu berhadapan sama youkai. Youkai punya kepentingannya sendiri, manusia juga punya kepentingannya sendiri. Kalau nggak bisa sejalan, ya bilang aja lewat puisi, “Oh gitu, berarti kita musuh ya. Tapi, aku juga akan membasmi Anda demi kepentinganku, jadi jangan saling dendam ya!” semacam itu. Oke, kali ini benar-benar selamat malam.
- [342] Semangat kerjanya, istirahat yang cukup ya.
[349] Oke, udah agak lama ya, lanjutin cerita. Mulai dari setelah sarapan bareng Sensei. Selesai sarapan, Sensei nanya apa aku ingat ayam yang kemarin dibuang keluar jendela. Tentu aja aku jawab ingat, terus Sensei ngajak aku lihat bangkai ayam itu. Ternyata, bangkai ayamnya kayak habis dimakan sesuatu, tulang-tulangnya berserakan. Yah, namanya juga di desa, kemungkinan dimakan hewan liar sih ada, tapi Sensei, sambil nunjukin itu, bilang, “Kamu sekarang dikutuk sama yang makan ini. Kalau begini terus kamu bisa mati. Penyebabnya mungkin ‘sesuatu’ yang dibakar kakekmu. Kamu udah dengar ceritanya?” Aku jawab baru aja dengar dari nenek. Sensei bilang, sayangnya kakekku dibenci sama makhluk yang lumayan gigih, jadi mungkin meskipun diusir berkali-kali, bakal balik lagi. Tipe kayak gitu nggak akan nyerah sampai semua anggota keluarga mati. Jadi, katanya, cara biasa mungkin udah hampir nggak ada gunanya. Terus, dia bilang ada tiga jalan yang bisa kupilih.

- [350] Aku nyimak lho~
[352] Pertama, aku menyerah dan mati. Waktu itu aku sebenarnya cukup biasa aja, tapi itu mungkin karena pikiranku teralih ke ayam. Mungkin, kalau malam datang lagi, kali ini benar-benar bakal gawat dan aku mati. Jadi, sebelum itu, Sensei akan menyiapkan berbagai hal, dan menjadikan aku di altar dewa (kamidana) sebagai pengganti dewa kucing. Maksudnya, dewa kucing itu entah kenapa, mungkin pas hari uji nyali itu, adikku kenapa-kenapa, dan itu jadi pemicu dia berhenti menjaga rumah. Kucing kan plin-plan, sekali nyerah, mau diminta bagaimanapun udah nggak ada gunanya. Jadi, sebagai gantinya, anak muda jadilah legenda gitu ceritanya (hehe). Maksudnya, setelah aku mati, aku akan dihormati sebagai dewa atau semacamnya, dan aku yang akan melindungi keluarga. Dalam kasus ini, Sensei bukan spesialis hantu, jadi nggak tahu juga apa cara ini benar-benar ada gunanya atau nggak. Ada risiko itu. Tapi, bagi Sensei ini cara paling gampang, jadi ini metode yang direkomendasikan.
Kamidana: Altar kecil yang diletakkan di dalam rumah Jepang untuk memuja jimat Shinto.
- [353] Aku nyimak.
[354] Ngomong-ngomong, baru ingat, ada juga yang namanya Hitogami (dewa manusia) kan. Mirip kayak gitu, tapi ini beda banget, jadi hati-hati ya. Beda juga sama arwah pelindung.
Hitogami: Bentuk kepercayaan Jepang memuja manusia hidup atau mati sebagai dewa.
- [355] Menarik sekali.
[356] Maaf. Ditelepon Sensei disuruh datang. Aku pergi dulu sebentar.
- [357] Hati-hati di jalan~ Jaga diri ya.
- [358] Kutunggu ya.
- [365] Jangan-jangan Sensei nemuin thread ini terus dimarahin habis-habisan.
[367] Selamat malam. Ada waktu luang jadi mampir. Mungkin nggak bisa lama-lama, jadi sedikit penjelasan aja. Pembasmian youkai pakai ayam itu katanya metode yang cukup umum. Yah, caranya beda-beda sih, tapiまとめて disebut “Koke-odoshi”. Mungkin cuma Sensei yang nyebut gitu, tapi “Koke”-nya mungkin dari kokok ayam ya (hehe).
**[368] Koke-odoshi biasanya dibagi jadi 4 jenis. Kalau kusebutin caranya, nanti ada yang coba-coba sembarangan, jadi nggak bisa kujelasin terlalu detail. Kami menyebutnya “Shu”, “Ka”, “Shikko”, dan “Kawara-wari”. Yang pertama, “Shu”, biasanya pakai cara bunuh ayam dan pakai darahnya. Zaman dulu kan, bunuh ayam atau sapi buat berdoa ke dewa, kayak gitu lah. Mungkin ayamnya dibunuh terus dikasih makan ke youkai? Sering dipakai buat Nyudo (makhluk raksasa) hewan. “Ka” itu semacam pengganti. Ini katanya dari dunia ramal telapak tangan, zaman dulu katanya ada garis tangan pembunuh. Orang kayak gitu disuruh genggam anak ayam, terus bunuh anak ayam itu sebagai ganti orang yang mungkin akan dia bunuh di masa depan, ada ritual kayak gitu. Yah, Sensei juga nyuruh aku melakukan ini, alasannya nanti akan dijelaskan. **
- [369] Selamat datang kembali~ Jangan maksain diri, tulis pelan-pelan aja ya.
[370] “Shikko” mungkin metode yang paling jarang dipakai. Di rumah yang ditinggali youkai, dimasukkan ayam dan telur yang baru menetas, terus telurnya ditetaskan di dalam situ, metode yang agak makan waktu tapi kayak gitu. Biasanya dipakai buat Nyudo ular atau serangga. Yang terakhir, “Kawara-wari”, metode yang dipakai buat youkai usil. Panggil youkainya, terus bunuh ayam dengan cara dipenggal. Setelah itu, pukul kepala ayam pakai tongkat sampai hancur lebur. Dengan ini, biasanya youkai kayak gitu kaget terus kabur. Kurang lebih begitu. Oke, nanti kalau ada waktu luang aku lanjutin ceritanya ya.
- [371] >>370 Kaget terus kabur… Kayak, “Waduh… Gila nih orang…” gitu kali ya.
- [374] Belum baca teliti jadi nggak tahu, tapi ini kayak perkumpulan pemburu skala kecil gitu ya? (tertawa). Youkai ngapain sampai dibasmi?
- [375] Baru baca bagian awal dikit sih. >>370 Bunuh makhluk hidup demi keberadaan yang nggak ada. Sama kayak sekte sesat, apa sih serunya menyia-nyiakan nyawa.
[376] >>375 Bukan seru sih, lebih tepatnya bisnis mungkin? Kalau dibilang penipuan atau mirip sekte sesat, aku nggak bisa membantah apa-apa. Cuma, kami nggak melakukan hal sejahat itu kok? Anggap aja kayak ramalan atau feng shui. Terus ya. Agama kayak gitu mungkin mengajarkan ada sesuatu yang lebih penting dari nyawa. Misalnya, kehormatan bagi bangsawan zaman dulu, atau figurin istri (waifu) bagi otaku. Beberapa waktu lalu, ada anak SD yang bunuh diri karena nggak mau sekolahnya ditutup, memang kalau dilihat orang lain konyol sih, tapi menurutku hal kayak gitu bisa aja ada. Itu mungkin sisi manusiawi dari manusia? Yah, cuci otak sih nggak boleh ya. >>374 Agak beda sama perkumpulan pemburu sih? Kalau tertarik, udah kutulis macam-macam sebelumnya, cara basminya kayak gitu. Aku lulusan SMP, kemampuan menulisku jelek, ceritanya berantakan, mungkin susah dibaca.
- [377] Kutunggu.
- [378] >>376 > Lebih tepatnya bisnis. Aku nggak menyangkal mencari nafkah dengan menyediakan pasokan di tempat yang ada permintaan. Tapi cara melakukannya, atau cuma performa belaka, tindakan menyia-nyiakan nyawa itu rasanya sangat nggak enak. Dulu ada Pana-Wave Laboratory atau semacamnya yang dihujat di TV, tapi cuma Skalar Elektromagnetik diganti jadi youkai, yang dilakukan sama aja kan.
- [380] >>378 Aku ngerti perasaanmu yang ingin menolak keras tindakan “menyia-nyiakan nyawa” berdasarkan keadilanmu sendiri, tapi cara bicaramu itu agak nggak sopan buat orang yang tumbuh di lingkungan, adat istiadat, dan norma yang berbeda darimu. Maaf kalau bikin nggak enak hati.
- [381] >>378 Ayam jantan kan nggak laku dijual, jadi kebanyakan waktu masih anak ayam udah dimasukin mesin penghancur. Kalau kamu makan daging ayam atau telur, sadarilah kalau hidupmu juga dibangun di atas pengorbanan yang nggak jauh beda.
- [384] TS, tolong lanjutannya.
- [385] >>380 Yah, lain ladang lain belalang sih. Ada juga negara yang masih marak perburuan penyihir. Yah, berarti tingkat budayanya sama. >>381 Itu sih udah jelas diperhitungkan. Aku paham kalau hal yang sama bisa dinilai 180° berbeda tergantung sudut pandang, tapi sudut pandang main-main basmi youkai ini secara pribadi nggak bisa kuterima.
[387] Yah yah, gitu deh. Ujung-ujungnya, daripada soal nyawa ayam atau apalah, ini jadi soal youkai itu ada atau nggak kan? Kalau ada kan nggak sia-sia. Cerita yang sering kudengar, kalau bisa negosiasi sama youkai, ya udah, coba panggil youkainya sekarang, tunjukkin dong! Ada orang yang bilang gitu. Tapi, soal itu ada aturan namanya Delapan Belas Larangan Enam Prinsip. Hal kayak gitu nggak boleh dilakukan. Kenapa nggak boleh juga dilarang bilang. Makanya kalau disuruh buktiin, aku nggak bisa balas apa-apa, jadi terserah masing-masing mau percaya atau nggak. Cuma, kalau >>385 nggak percaya. Cuma lihat thread kayak gini aja udah buang-buang nyawamu sendiri, mending berhenti deh. Tapi, kalau mau membantah, daripada aku yang lulusan SMP ini, mungkin ada profesor universitas yang lebih bagus. Terus, kalau kamu orang baik hati yang mikir, “Dasar orang-orang bodoh! Aku harus menyelamatkan mereka,” mungkin kebanyakan orang di sini cuma iseng, jadi mending pergi ke gereja terus bilang, “Tuhan sudah mati!” atau semacamnya. Aku agak capek habis kerja keras, jadi maaf kalau cara ngomongku jelek. Cuma, pekerjaanku yang kulakukan dengan sungguh-sungguh dibilang “main-main”, aku jadi agak pengen nangis juga, jadi kalau bisa dimengerti juga, aku berterima kasih. Maaf tulisannya panjang. Berikutnya aku lanjutin cerita ya.
[388] Metode kedua. Metode yang disebut “Tana-oroshi” (turun dari rak/altar). Ini metode yang Sensei nggak terlalu suka, malah nggak mau banget dilakukan. Di sini masuk ke cerita gimana Nyudo bisa jadi dewa. Biasanya, makhluk yang jadi Nyudo itu menyalakan api suci, punya sifat ilahi, dan kalau diberi status dewa, dia jadi dewa. Ini maksudnya gimana, ceritanya rumit banget, aku juga nggak ngerti, tapi sederhananya, jadi eksistensi jiwa aja (mungkin agak beda tapi kayak gitu), jadi dewa, dan bersumpah akan menjalankan perannya. Terus, diberi peran itu oleh manusia, dan akhirnya Nyudo jadi dewa. Tapi, jalan ini sangat terjal, dewa nggak lahir segampang itu.
[389] Misalnya bagian sumpahnya. Manusia juga kadang bisa jadi dewa kan. Sumpah yang diucapkan waktu itu disebut “Kougan” (sumpah luas). Isinya secara spesifik kayak, “Aku akan selamanya menjalankan peran yang dipercayakan padaku. Meskipun nanti, orang-orang yang memujaku melupakanku, tempat tinggalku jadi batu di pinggir jalan, tidak ada seorang pun yang mengingatku.” Tapi, kenyataannya jarang banget ada yang bisa melakukan itu kan. Meskipun waktu bersumpah itu tulus, tapi apa benar seiring berjalannya waktu hatinya nggak akan berubah, itu diragukan. Makanya, jadi dewa itu bukan hal yang menyenangkan. Harus benar-benar baik hati dan nggak mengharapkan imbalan biar bisa menjalaninya dengan benar. Meskipun begitu, kadang dewa juga melanggar larangan dan jatuh jadi youkai.
- [390] Hmm hmm.
[391] Dewa kucing itu, sebenarnya, bukan dijadikan dewa dalam arti sebenarnya. Cuma sekadar dipuji-puji, “Wah, Anda dewa~” gitu biar dia mau melindungi. Makanya sebenarnya dia cuma youkai biasa. Dan Tana-oroshi itu, metode untuk sementara waktu membuat dewa seperti itu jadi bukan dewa. Kenapa ada metode kayak gini, mungkin orang zaman dulu bikinnya buat bunuh dewa. Dewa kan nggak bisa mati selama masih jadi dewa. Yah, karena perbuatannya ya perbuatan itu, jadi sangat terkutuk sih. Terus, yang dipakai bersamaan dengan metode Tana-oroshi itu namanya “Hasetsu”, awalnya semacam kutukan. Apa yang dilakukan, sederhananya juga, tarik dewa sementara dari tahtanya, dewa yang murka tentu mau mengutuk orang yang melakukan ritual itu, tapi di situ orang yang melakukan ritual bilang, “Eh eh, lihat dong. Saya cuma manusia biasa, nggak punya kekuatan apa-apa, mana mungkin bisa menarik Anda turun. Yang melakukan itu Nyudo yang ada di sini nih!” gitu, dialihkan, sebagai gantinya minta dia mencabik-cabik makhluk yang mau diusir.
[392] Tapi, metode ini punya dua bahaya utama. Pertama, apa dewanya benar-benar bisa ditipu. Kedua, apa dewanya bisa mengalahkan makhluk yang mau diusir? Menurut Sensei, dewa zaman dulu ada delapan juta, tapi sekitar 200 tahun lalu mungkin tinggal tiga ratus ribu atau sekitar itu. Alasannya, yah, ada yang melanggar larangan sendiri terus turun jadi youkai. Ada juga yang mati waktu bukan dewa karena banyak bertarung dengan youkai lain dalam ritual ini. Dewa ternyata kadang lemah juga. Yah, makanya kekuatan negara Jepang makin lemah, terus akhirnya ada perang dan sebagainya, entah benar atau nggak.
[393] Kalau dewanya kalah, dewanya kan dibunuh. Siapa yang nanggung dosanya, ya pelaksana ritualnya. Mungkin kena hukuman langit (Tenbatsu)? Aku juga bingung hukuman langit itu apa. Mungkin penyakit yang nggak bisa sembuh kali ya? Jadi, dengan kemungkinan pelaksana ritual kena hukuman langit, dan kemungkinan dewa langsung mengutuk pelaksana ritual, tingkat keberhasilannya katanya kurang dari 20%. Guru dari Sensei juga katanya mati karena ini. Makanya, Sensei bilang, kalau metode ini berhasil, mungkin para musang (itachi) bisa diusir, tapi dia sendiri agak nggak suka. Katanya begitu.
- [394] Aku nyimak.
- [395] Udah tidur?
- [397] Pasti lagi sibuk ya.
- [399] Bukan youkai sih, tapi. Sebelum masuk TK, kalau tidur di kasur kadang-kadang lihat hal aneh beberapa kali. Kayak gumpalan tanah liat gerak-gerak, atau kodok lompat-lompat. Nggak tahu itu khayalan, mimpi, atau beneran ada. Sejak masuk SD nggak pernah lihat lagi. Apa ada youkai yang cuma bisa dilihat anak kecil? Kalau ada, apa sekarang juga masih berkeliaran tapi nggak kelihatan aja?
[401] Pagi. Kemarin ketiduran. >>399 Tergantung daerah sih macam-macam, jadi nggak bisa bilang pasti, tapi dulu ada youkai mirip itu namanya Hae-makura (lalat bantal). Katanya waktu itu dia lompat-lompat sambil gangguin tidur orang kayak lalat. Mungkin lebih gampang kelihatan sama anak kecil, atau dari sisi youkai, anak kecil lebih nggak ribet daripada orang dewasa, jadi lebih gampang diganggu kali ya.
- [402] >>401 Makasih jawabannya. Di Katano-shi, Osaka. Kisaichi. Osaka tapi desa banget. Yang kulihat nggak ngapa-ngapain jahat. Cuma pasti ada di situ, bisa disentuh tangan juga. Kalau disentuh gerak-gerak gitu jadi takut terus manggil orang tua, tapi mereka nggak bisa lihat. Hae-makura itu jahat ya. Aku sih nggak diapa-apain jahat. Sekarang udah nggak lihat apa-apa lagi, tapi jadi agak penasaran apa sekarang juga ada sesuatu di dekatku.
- [426] TS belum datang ya? Nungguin sampai nggak bisa tidur malam nih.
- [427] TS, kutunggu ya!
- [430] TS, kutunggu ya!
- [433] TS, lama banget.
- [439] Tidak ada seorang pun yang melihat sosok TS setelah dia kalah dalam pertarungan melawan youkai… ーーーーー TAMAT ーーーーーーーー Nantikan karya selanjutnya dari TS Sensei!
- [443] Ditinggal main (tertawa).
- [446] Sundul.
- [463] Sundul.
- [465] Sundul.
- [518] Sundul.
[532] Aku pulang. Lama nggak jumpa ya. Ada kerjaan agak lama, terus macam-macam kesibukan jadi nggak bisa datang. Yah, nggak nyangka masih ada yang nungguin, terima kasih buat yang udah nyundul. Oke, lanjutin cerita ya.
- [533] Selamat datang kembali~! Ditungguin lho!! Semangat kerjanya(´∇`).
[535] Aku lupa sama sekali udah nulis sampai mana, tapi kayaknya metode ketiga ya? Metode ketiga, namanya “Karibiraki”. Aku nggak terlalu tahu persis Karibiraki itu jadinya gimana, tapi mungkin artinya “membuka sementara”? Untuk menjelaskan ini, mungkin aku harus jelasin dulu kelahiran manusia dari sudut pandang youkai? Ini juga denger dari Sensei sih, tapi di Kojiki atau mitologi Jepang semacam itu, kelahiran manusia nggak digambarkan secara langsung, tapi katanya ada dewa yang bilang manusia lahir dari tanah. Mungkin dasarnya itu dari dewa China yang setengah badannya ular waktu menciptakan manusia, dia bikin manusia mirip dirinya dari gumpalan tanah liat, terus ditiup napas.
Kojiki: Buku sejarah tertua Jepang yang disusun pada awal abad ke-8, banyak berisi mitos dan legenda.
[536] Cerita yang bikin pendukung teori evolusi marah besar sih, tapi katanya pas ditiup napas, gumpalan tanah liat itu mulai bergerak, terus berkembang biak jadi manusia sekarang, atau apalah. Mungkin mitologi Jepang juga terpengaruh mitologi penciptaan manusia dari daratan sana ya. Tapi yah, di sini kelihatan betapa dekatnya jiwa manusia dengan dewa. Maksudnya, sebagian besar komposisi manusia itu gumpalan tanah liat, dan jiwa atau semacamnya itu kayak napas dewa. Tapi, dewa kan mungkin nggak punya badan fisik, jadi ekspresi meniup napas juga aneh, ekstremnya napas dewa juga bagian dari dewa, dan kalau ditelusuri sampai akhir, jiwa murni manusia itu jadi bagian dari dewa. Tentu aja, bagian itu mungkin kayak satu sel kalau di manusia, tapi secara kualitas sama. Apalagi dewa kelas penciptaan langit dan bumi lho.
[537] Terus kenapa? Ya udah gitu aja sih. Yang memanfaatkan itu adalah metode Karibiraki. Sangat berbahaya, metode untuk membuat manusia mati secara spiritual.
[538] Aku nggak tahu boleh nulis sampai mana, jadi kutulis singkat banget ya. Pokoknya, siapin macam-macam → siram air → potong semua rambut terus dibakar → abunya dicampur lumpur terus diulen → olesin ke badan → bilas pakai air → tidur → selama itu melakukan macam-macam. Maaf bagian ini disingkat, soalnya kalau ada yang coba-coba nanti repot. Terus jadinya apa, youkai itu menganggap bagian jiwa manusia sebagai manusia, tapi dengan cara ini katanya jiwa sementara mengalir keluar dari badan bersama lumpur. Katanya bisa buat mengelabui mata youkai, atau dijadikan tumbal, dan macam-macam. Tapi, kalau benar-benar dilakukan, ada banyak masalah. Soalnya artinya jiwa hilang kan.
[539] Meskipun melakukan ritual ini, jiwa itu katanya tabah, jadi setelah beberapa saat akan kembali ke badan manusia. Tapi, masalah sebenarnya, youkai itu suka banget menghancurkan jiwa kayak gini, makanya jadi nggak bisa balik. Selama ritual kan tidur, kalau pas bangun jiwanya nggak balik ke badan, jadinya gimana, katanya manusia itu mati secara spiritual.
- [540] Manusia bagian dari dewa ya. Apa bangsa Korea yang katanya nggak punya dewa juga gitu?
[541] >>540 Kalau dibilang “katanya” jadi nggak jelas. Cuma “katanya” kan, mungkin aja sebenarnya ada. Aku nggak terlalu tahu, tapi orang Yahudi juga awalnya dibilang ditinggalkan Tuhan kan? Bagian agama atau ras aku nggak paham sama sekali, jadi nggak terlalu mau diskusi soal itu. Kalau soal youkai, youkai dari daratan (China, dll) sama youkai sini (Jepang) punya kesadaran teritorial yang kuat, jadi kayaknya nggak terlalu sering bolak-balik. Ini juga datang dari cerita kontrak Kaisar dan sebagainya, youkai sana kalau ditelusuri akarnya, terakhir kali memperbarui hal-hal semacam itu pas dinasti “Qing”, jadi katanya basmi youkainya lebih repot.
- [542] Udah balik ya. Syukurlah~
[543] Kalau mati secara spiritual, kelihatannya orangnya nggak terlalu berubah, tapi jadinya gimana, bagian ini kusembunyikan dulu sebentar. Nanti ada kesempatan lagi buat cerita. Panjang soalnya, sementara lanjutin cerita dulu. Maksudnya, pakai metode ini, untuk sementara kelabui para musang (itachi) itu, bikin mereka salah sangka mengira aku sudah mati. Terus biarkan para musang yang puas itu pulang, gitu. Tapi, yah, masalahnya ada dua. Pertama, aku pasti mati secara spiritual. Dan lagi, para musang itu kayaknya bukan cuma mau bunuh aku, tapi mengutuk seluruh keluargaku, jadi meskipun aku diselamatkan, kemungkinan besar anggota keluarga lain bakal habis semua. Terus, anggota keluarga lain nggak bisa pakai metode ini. Alasannya gampang, karena nggak perjaka. Serius, perjaka di dunia ini hebat banget. Perjaka umur 30 tahun itu kuatnya udah kayak penyihir.
- [544] >>541 Bukan mau diskusi kok. Cuma penasaran. Ternyata di negara lain juga ada pembasmi kayak kamu ya. Mungkin wajar sih. Kutunggu lanjutannya.
[545] Setelah Sensei menjelaskan ketiga metode itu dengan detail, dia bilang aku yang harus memutuskan mau pilih metode mana. Aku rasanya kayak nggak lagi ngomongin diriku sendiri, cuma, “Oh, gitu ya,” aja. Tapi, pas disuruh milih, jawabannya udah jelas. Tentu aja, metode pertama. Aku memutuskan untuk mati.
[547] Gimana ya bilangnya, aku nggak terlalu pengen jadi beban buat orang lain. Yah, nggak ada alasan khusus sih, tapi gimana ya, nggak mau merepotkan siapapun. Metode kedua, Sensei yang menanggung risiko besar. Aku kan baru kenal Sensei, nggak enak minta tolong sampai mempertaruhkan nyawa sama orang kayak gitu, apalagi katanya tingkat keberhasilannya rendah. Metode ketiga udah jelas nggak mungkin. Cuma aku yang selamat tapi keluarga habis semua, nggak ada seru-serunya sama sekali. Orang tuaku udah banyak merepotkan soal uang dan lain-lain, terus aku enak-enakan selamat sendirian, itu terlalu sampah, buat diriku waktu SMP itu nggak mungkin banget. Yah, lagian jadi dewa itu kedengarannya agak menarik. Kan masih SMP, ngerti lah ya. Aku mendambakan hal-hal kayak gitu.
[550] Maaf, hari ini udah ngantuk. Aku nggak akan menghilang, tapi mungkin nggak bisa lama-lama juga, jadi kalau balasnya lama maaf ya. Selamat malam.
- [551] Semangat kerjanya. Kutunggu ya.
- [552] Selamat malam. Kutunggu dengan sabar.
- [559] Pekerjaan yang berat ya…
- [563] Oh, selamat datang kembali! Kutunggu besok ya~
- [576] Oke. Lihat cerita ini aku jadiin gambar Yang Mulia (Kaisar) wallpaper, tapi ditaruh di antara uang di dompet rasanya nggak sopan sama Yang Mulia.
[577] Maaf ya suka muncul terus tiba-tiba hilang. Oke, lanjutin cerita kemarin. Sensei tahu aku pilih metode pertama, kelihatannya dia jadi lega. Yah, dua metode lainnya kan gimana pun juga sedikit banyak merepotkan buat Sensei ya. Pokoknya, aku nurutin instruksi Sensei melakukan macam-macam. Pertama minum banyak obat pencahar, terus pakai enema buah ara, terus bolak-balik ke toilet sampai nggak keluar apa-apa lagi. Terus minum sedikit obat tidur, katanya biar nggak mimpi buruk dan bisa pergi dengan tenang. Agak nggak puas sih makanan terakhir dalam hidup cuma mi instan, tapi ya terpaksa terima. Waktu itu lagi nonton Gundam SEED Destiny atau apalah, sambil mikir akhirnya gimana ya ceritanya, aku pun tidur.
[579] >>576 Yah, sebenarnya kenapa uang kertas pakai gambar orang penting atau semacamnya juga ada ceritanya sih, tapi aku nggak tahu detailnya. Katanya itu sendiri udah jadi penangkal bala. Terus katanya Byodoin Phoenix Hall juga bagus.
Pas tidur, aku langsung mimpi. Ini juga mimpi yang agak aneh, aku sadar kalau aku lagi mimpi. Terus aku mikir, “Ah, Sensei bohong. Katanya nggak bakal mimpi,” atau semacamnya. Di dalam mimpi, ada BGM kayak ta-ta-ta-ta gitu terus-terusan, latarnya sekolahku dulu, tapi di situ aku jadi murid pindahan. Terus pas lagi persiapan acara kayak festival budaya, wali kelas bilang mau bikin drama, terus mau diadakan audisi. Wali kelas ngeluarin naskah atau semacamnya terus bilang, “Kita akan mainkan drama ini, tapi waktu audisi ada satu hal yang perlu diperhatikan. Orang yang ikut audisi ini, nggak akan bisa keluar lagi dari ruang audisi,” atau semacamnya. Di kelasku entah kenapa ada adikku, dan adikku entah kenapa semangat banget mau ikut audisi.
[580] Salah ketik di bagian sebelumnya, bukan kalau ikut audisi nggak bisa keluar, tapi yang gagal audisi yang nggak bisa keluar. Aku juga sadar, “Ah, ini mimpi,” tapi entah kenapa aku ikutin adikku pergi ke ruang audisi. Ruangan itu ruang musik, tapi di situ ada ibu dan ayahku, mereka berdua bisik-bisik di belakang kelas. Terus di dalam ruangan masih ada banyak hal aneh. Kayaknya ada panggangan barbekyu disenderin ke dinding, stik golf berserakan di lantai, dan guru musik lagi bongkar piano jadi berkeping-keping. Aku entah kenapa makin cemas, mulai gemetar, ada sekitar 10 orang yang mau ikut audisi, tapi muka mereka semua mulai kelihatan aneh, terus pas wali kelas masuk dan bilang audisi dimulai, entah kenapa rasa takutku meledak, dan aku lari keluar dari ruang musik.
[581] Aku lari sampai sekitar halaman tengah sekolah, ada cewek di kelasku yang lumayan kuperhatikan, dia nyamperin aku terus nanya, “Lho? Bukannya tadi mau ikut audisi?” Aku jawabnya gagap kayak, “Ah, eh,” gitu. Terus dia senyum sedikit dan bilang, “Doubt (Ragu).” Saat itu juga, terdengar teriakan dari atas. Pas aku lihat ke atas, di sana teman-teman sekelasku yang ikut audisi, adikku, ayahku, dan ibuku gantung diri. Agak susah dijelasin sih, tapi pokoknya karena mimpi entah kenapa talinya memanjang dan mereka tergantung. Aku buru-buru ke jendela lantai dua atau semacamnya, terus menatap lekat adikku yang tergantung. Terus muncul rasa penyesalan yang luar biasa, “Kalau waktu itu aku tetap ikut audisi, mungkin bisa mati bareng ya,” gitu pikirku, terus aku bangun.
[582] Pas bangun, sekelilingku gelap gulita. Kepalaku sakit banget, sempat nggak tahu aku siapa dan ada dimana. Terus setelah beberapa menit, akhirnya aku sadar aku ada di salah satu kamar di rumah nenek. Kayaknya beda sama kamar tempat aku ingat tidur tadi. Siapa ya yang mindahin? pikirku sambil bengong. Tenggorokanku kering banget, jadi aku mau ke dapur.
[583] Ada yang ahli tafsir mimpi nggak ya, sampai sekarang aku masih nggak ngerti arti mimpi itu. Aku mau ke dapur, pas mau keluar kamar, kakiku kesandung sesuatu yang bulat di dekat pintu geser (fusuma) terus jatuh. Rasanya kayak benda yang lumayan besar, jelas terasa massa atau beratnya atau apalah gitu. Aku penasaran apa, terus lihat ke bawah kakiku, tapi nggak ada apa-apa. Terus di situ kepalaku langsung jernih. Lho? Bukannya aku mau mati ya? Kenapa masih hidup? Terus Sensei kemana? Sekarang jam berapa, gimana jadinya? Macam-macam pertanyaan berputar di kepalaku. Pokoknya, harusnya ada jam di kamar, jadi aku nyalain lampu. Jam setengah dua malam. Aku cemas banget dan takut, jadi aku nyalain semua lampu di rumah, terus di ruang tamu aku nyalain TV juga. Di dalam rumah nggak ada orang lain selain aku. Cuma yang agak aneh, di mana-mana di rumah ada lumpur hitam lengket aneh? Susah dijelasin, tapi banyak banget benda kayak gitu.
- [584] Sensei juga hilang ya. Jadi cemas ya.
- [585] Gimana jadinya?
- [590] Dalam kasus ini bisa dianggap di bawah pengaruh youkai, jadi tafsir mimpi mungkin nggak bisa diandalkan ya. Kalau dipikir lurus sih artinya sesuai mimpi itu ya…
[603] Lanjut. Waktu itu, aku pengen banget ke toilet atau semacamnya, tapi lihat lumpur hitam itu jadi takut, nggak berani pergi sendiri. Jadi, aku pipis di wastafel dapur. Kalau dipikir sekarang jorok banget ya. Rumah nenek itu ruang tamu terluasnya nyambung sama dapur, jadi aku buka lebar-lebar pintu geser antara ruang tamu dan dapur, terus semua pintu kamar lain kututup, di depannya kutaruh meja kursi dan semacamnya, bikin barikade ringan gitu. Kenapa aku melakukan itu, waktu itu aku sama sekali nggak ngerti, tapi mungkin setengah panik, pokoknya nurutin insting takut, pengen bikin teritori? sendiri gitu mungkin.
- [604] Hmm.
- [605] Hmm hmm.
[606] Pas selesai melakukan semua itu, meskipun musim panas dan malam hari jadi sejuk, aku udah keringetan banget. Aku ambil teh gandum dari kulkas, minum banyak-banyak sambil bengong nonton TV yang volumenya keras. Dari arah pintu depan (tentu aja pintu ke sana udah kublokir) telepon rumah nenek bunyi kring kring kring. Aku kaget setengah mati, tapi setelah sedikit tenang, aku senang, mungkin ini telepon dari ayah ibu. Terus aku cepat-cepat pindahin lagi kursi meja yang kubawa tadi, pas tanganku megang gagang pintu, seluruh badanku merinding nggak enak banget. Nggak tahu gimana jelasinnya, tapi pasti, di balik pintu ada sesuatu. Aku merasa ada yang menahan napas, bersembunyi. Kalau dipikir sekarang, mungkin itu cuma paranoia, tapi waktu itu aku membeku sambil megang gagang pintu. Terus bel teleponnya bunyi terus sekitar 2-3 menit, setelah itu diam.
[607] Aku lega, terus lepasin tangan dari gagang pintu, tapi kaget. Tanganku yang tadi megang gagang pintu, entah kenapa jadi penuh jelaga. Aku buru-buru ke keran cuci tangan. Jujur udah nggak mau gerak sama sekali. Tapi, aku kumpulin semangat lagi buat bangun ulang barikadenya. Aku putar film Home Alone yang direkam di TV dengan volume keras sambil terus minum teh gandum. Kalau pengen ke toilet, ya langsung aja pipis di wastafel dapur. Kadang dengar suara dari kamar lain, tapi kubilang ke diri sendiri itu suara angin, terus aku tetap bertahan di situ. Aku kan udah tidur lama banget, jadi meskipun tengah malam masih segar banget, aku begadang sampai hampir jam 4 pagi. Terus, ada suara sedikit dari arah pintu depan, terus ada suara Sensei, kayak “Hoi, udah bangun?” gitu.
- [608] Deg-degan.
[609] Aku tetap nggak ngapa-ngapain, cuma natap TV yang sekarang mutar film Sister Act setelah Home Alone selesai. Tiba-tiba, pintu mulai bergetar. Aku abaikan lagi, terus pintu digedor-gedor keras, sampai ada celah kecil di pintu yang bisa lihat ke sisi lain, dan di sana benar-benar ada Sensei. Sensei berhasil dorong buka pintu yang terhalang barikade, terus pas lihat aku dia bilang, “Ah, kayaknya aku bikin kamu takut ya. Tadi ditelepon nggak diangkat.” Sensei seluruh badannya penuh lumpur, di pipinya juga ada bekas gigitan nyamuk. Aku langsung tanya Sensei kemana aja, ibu ayah gimana, bukannya aku mau mati? dan macam-macam.
- [611] Kutunggu.
[612] Sensei bilang, “Sabar sabar,” menghentikan pertanyaanku, terus bilang malam ini kayaknya nggak bisa tidur lagi, jadi ayo ngobrol pelan-pelan. Terus, Sensei mulai cerita soal apa? Soal asal-usul Onmyouji dan pembasmian youkai semacam itu di Jepang. Awalnya, hal-hal semacam itu asalnya darimana, tentu aja dari daratan seberang, negaranya China. Terus, di China, feng shui, I Ching, dan semacamnya itu udah dirangkum sejak lama banget, tapi yang benar-benar mulai menerapkannya untuk basmi youkai itu di zaman Tiga Kerajaan (Samkok) atau sekitar itu. Yah, cerita orang terkenal sih. Waktu itu Cao Cao, sebelum menyatukan bagian utara China, musuhnya Yuan Shao. Cao Cao posisinya sangat lemah, kalah dalam hal uang, jumlah pasukan, makanan, populasi, wilayah. Tentu aja Cao Cao akhirnya membalikkan keadaan dan menang.
[613] Salah satu siasat yang dipikirkan Cao Cao untuk sedikit mengurangi perbedaan itu adalah diam-diam memerintahkan sebagian bawahannya untuk menjarah makam bangsawan dari generasi ke generasi. Tentu aja, menjarah makam, kalau ketahuan di zaman itu bahaya banget (terutama dibenci rakyat), jadi harus dilakukan secara rahasia. Waktu itu, kalau bangsawan mati, barang bawaan kuburnya banyak banget. Cao Cao mengincar itu. Dia mau ambil barang-barang emas perak itu untuk sedikit menambah biaya militer. Terus, makam zaman dulu itu dibuat mengikuti feng shui dan semacamnya, makin bagus feng shuinya, makin bagus makam yang dibangun. Di dalam makam, ada jebakan juga, tapi banyak yang mengikuti I Ching. Bawahan Cao Cao, untuk lebih gampang menjarah makam, pertama-tama belajar dua hal itu sambil bekerja. Berkat itu, Cao Cao dapat uang banyak banget, tapi di sini muncul masalah. Kan menjarah makam, tentu aja kena tulah atau ketempelan hal-hal kotor ya. Terus, di situ, mereka mulai secara terorganisir memikirkan berbagai cara untuk menghadapi hal-hal semacam itu.
- [614] Tetap menarik.
- [619] Oh! Udah muncul lagi. Makasih cerita menariknya~
- [641] Pengen denger lanjutannya!
[679] Yah, soal youkai benar-benar ada atau nggak, menurutku aku nggak punya tanggung jawab harus membuktikannya, dan percaya atau nggak kayaknya nggak terlalu penting. Lanjut cerita. Terus, Sensei cerita kayak gitu, aku jadi bertanya-tanya apa gunanya cerita itu sekarang. Yang lebih penting, orang tuaku sekarang lagi ngapain, kenapa aku masih hidup, aku lebih penasaran soal itu. Aku bilang gitu ke Sensei, Sensei bilang, “Yah, tunggu. Sebentar lagi masuk ke intinya.” Penjarahan makam itu jadi dasar dari pengusiran roh, Onmyoujutsu, dan semacamnya, tapi ini artinya ada perbedaan besar dengan upacara, festival, dan semacamnya yang dilakukan dengan rasa syukur dan takut terhadap dewa. Makna yang ada di dasarnya adalah penyesalan dan penebusan dosa.
- [680] TS, semangat kerjanya. Tolong lanjutannya.
[681] Ada kata “inga” (karma/sebab-akibat). Seperti halnya ada sebab, yaitu alasan, pasti ada “ka”, hasil yang menyertainya. Kalau di keluargaku, kakekku duluan membakar para musang itu. Makanya dibenci. Youkai terutama begitu, kalau nggak ada alasan mereka nggak terlalu mau berurusan sama manusia. Ini penting dalam arti menapaki jalan (pengembangan spiritual), tapi nggak terlalu berhubungan sama cerita sekarang jadi kulewati sedikit ya. Sederhananya, youkai kalau terlalu sering bergaul sama manusia, katanya jadi teracuni sama nafsu manusia atau semacamnya, jadi nggak bagus. Yah, sebagian ada yang sengaja mendekat karena iseng, tapi yang kayak gitu biasanya lemah, nggak sampai mengancam nyawa manusia, tujuannya paling cuma iseng. Terus, anak iseng kayak gitu, kalau dibilangin, “Hei, iseng itu nggak baik lho,” biasanya langsung nurut. Makanya, meskipun di awal aku bilang soal gimana cara menipu musang, mengusir mereka, tiga metode dan sebagainya. Sebenarnya setengahnya bohong.
- [682] Sensor dicabut~! TS, ceritanya menarik banget. Dukung.
[683] Sebenarnya, metode yang benar-benar dipakai Sensei adalah, yah, negosiasi yang jadi keahlian kami. Seperti yang udah kukatakan berkali-kali, meskipun bilangnya basmi youkai. Setidaknya tipe kayak aku dan Sensei nggak punya kekuatan cukup untuk bunuh atau segel youkai. Mungkin bisa mengusir sementara, tapi kalau dendamnya dalam atau semacamnya, mereka bakal cepat balik lagi. Malah, waktu itu, orang yang mengusir juga bisa ikut dibenci, jadi pekerjaan yang sangat merugikan. Sensei mengajukan syarat ini ke para musang. Memang benar keluarga musang dibunuh oleh kakek kami. Dosanya berat. Makanya, para musang juga pasti ingin memusnahkan keluargaku. Tapi, apakah kalau dibunuh, dosanya akan tertebus? Apakah perasaan para musang akan benar-benar lega hanya dengan itu? Pasti tidak, mungkin meskipun dibunuh, kebencian itu nggak akan hilang. Kalau begitu, bagaimana kalau begini.
- [684] Kutunggu.
- [699] Seru banget. Menyenangkan.
- [701] Sundul.
[760] Lanjut. Sayang kalau dibunuh, jadi biarkan hidup saja. Daripada sekadar dibunuh, biarkan mereka hidup menderita lebih lama, itu jauh lebih memuaskan dendam. Lagipula, daripada membunuh biasa, cara itu lebih sedikit dosanya bagi pihak youkai. Awalnya tentu aja para musang nggak langsung setuju sama ide ini. Memang benar, menyiksa seperti itu mungkin jauh lebih menyenangkan. Tapi, karena sudah menunggu terlalu lama, mereka tetap ingin membunuh sekarang juga. Jadi Sensei mengajukan proposal baru. Kalau begitu, begini saja. Dari manusia di rumah ini, sisakan satu orang yang paling sayang keluarga, bunuh semua yang lain. Dengan begitu, kalian pasti sedikit lega kan, dan orang yang tersisa akan sangat sedih dan menderita. Lagipula, aku bisa dapat banyak uang dari keluarga yang tersisa di rumah ini. Benar-benar sekali tepuk dua lalat. Bagaimana? Mau bekerja sama denganku menipu penghuni rumah ini?

[761] Sensei dari awal memang tidak berniat menyelamatkan seluruh keluarga. Dosa adalah dosa, harus ditebus. Dia dalam artian tertentu orang yang sangat adil. Yah, mungkin karena itulah dia bisa bernegosiasi dengan youkai. Menimbang seperti itu, bukan hanya kepentingan manusia, tapi juga kepentingan pihak youkai, bahkan kepentingan dirinya sendiri, mencari keseimbangan. Inilah pekerjaan bernama pembasmian youkai yang diciptakan oleh para penjarah makam di masa lalu. Lagipula, sebenarnya dia bukannya tidak bekerja sama sekali. Buktinya, keluargaku yang seharusnya mati semua, dia menemukan jalan untuk menyisakan satu orang seperti ini.
- [762] Hmm…
[764] Terus, soal cerita tiga metode dan sebagainya. Dengan cerita itu, Sensei katanya menguji rasa cinta keluarga atau semacamnya. Melakukan metode pertama berarti lebih mengutamakan keluarga daripada diri sendiri, jadi cinta keluarganya pasti luar biasa. Metode ini sebenarnya cuma pengusiran youkai sederhana semacam, “Ayo kita siksa dia hidup-hidup, hehehe. Tandain ya.” Metode kedua, dengan menekankan bahaya bagi dirinya sendiri, tujuannya untuk memeras banyak uang terima kasih dari orang yang memilih metode ini. Metode ini memang benar ada, tapi kalau dilakukan manusia modern cuma akan gagal. Katanya nenekku memilih metode ini. Sensei sudah berjanji akan menerima banyak uang dari nenek, entah berhasil atau gagal. Metode ketiga cuma sekadar membuat lebih mudah diserang youkai. Ayah dan ibuku katanya memilih ini. Mungkin mereka takut ya, berdua.
[766] Setelah selesai mendengar cerita Sensei, aku bengong. Yah, intinya, aku akhirnya “selamat”. Tapi, bukan berarti bisa lari dari para musang itu. Malah, para musang itu mungkin, mulai sekarang, malam demi malam akan datang menyiksamu untuk bersenang-senang. Kurang lebih begitu katanya. Dari sini, udah nggak terlalu berhubungan sama youkai, dan cerita yang nggak mau kuingat lagi, jadi nggak akan kuceritakan detailnya. Cuma, setelah berbagai hal, ayahku, ibuku, dan nenekku meninggal berturut-turut dalam seminggu setelah itu. Aku waktu itu masih SMP, nggak punya kerabat sama sekali, nggak punya tujuan. Sensei bilang mau mengadopsiku atau apalah, tapi aku bilang, “Mana mau aku jadi anak bajingan kayak kamu, mati aja sana, dasar jahat,” gitu. Jadi Sensei bilang, “Tapi, kamu kan nggak tahu mau ngapain ke depannya? Lagian, para musang itu bakal terus nyiksa kamu lho. Gimana kalau jadi muridku aja? Pas banget lagi butuh orang buat bantu kerjaan, nggak mungkin juga nyewa pegawai part-time. Yah, nggak digaji sih, tapi lumayan bisa dapat pengetahuan,” atau semacamnya dia meyakinkan. Aku waktu itu anak kota yang nggak tahu apa-apa, jadi jujur aja nggak tahu harus gimana. Terus aku terbujuk sama omongan manis Sensei, setengah dipaksa jadi muridnya. Warisan keluargaku dan sebagainya diambil semua sama Sensei dengan liciknya. Jauh sebelumnya, ada pertanyaan soal perasaanku ke Sensei, kan. Yah, jujur, aku sendiri juga nggak tahu. Ada perasaan benci atau semacamnya, ada rasa hormat juga, tapi, tetap aja nggak bisa memaafkan.

[767] Yah, inilah cerita keluargaku. Maaf ya jadi panjang lebar nggak jelas. Kalau kemampuan menulisku lebih bagus pasti bisa dirangkum lebih singkat. Maaf bagian akhirnya terlalu diringkas.
- [768] Guru… Be… benar-benar orang nggak berguna ya…
- [769] Ceritanya kayak nggak nyata tapi realistis….
- [771] Cerita yang berat banget ya…
[772] Buat ganti suasana, ada cerita yang pengen didengar nggak?
- [773] Diambil uangnya… kalau aku sih nggak mungkin.
[774] >>773 Yah, kalau dipikir sekarang, aku juga mikir nggak mungkin sih. Tapi waktu itu aku anak rumahan yang nggak tahu apa-apa. Mungkin bodoh ya. Lagian keluarga habis semua, mental juga lagi kacau banget, jadi pasrah aja. Kerabat juga nggak ada sama sekali.
- [775] Soal Asia Tenggara, tolong lebih detail.
- [776] Apa sering banget ada permintaan kerjaan kayak gitu?
- [777] Kalau mati secara spiritual, jadinya gimana?
- [778] Apa ada waktu sibuk dan nggak sibuk setiap tahun?
[779] >>775 Berikutnya cerita itu aja? Nggak sepanjang cerita tadi sih, tapi lumayan panjang juga. >>776 Nggak terlalu sering. Cuma, kasusku, aku sering nggak bisa tidur, makanya setiap hari lumayan stres, jadi kalau lagi kesal jarang mampir ke forum. >>777 Di cerita utama tadi kan cuma cerita bohongan Sensei buat menipu, tapi katanya mati secara spiritual itu benar-benar ada. Katanya nafsu atau semacamnya jadi hilang. Terus, ngapain aja rasanya nggak menyenangkan. Makanya sering langsung bunuh diri atau menghilang. >>778 Relatif banyak pas musim panas. Tapi, banyak ini maksudnya, pas datang ke lokasi, ternyata cuma salah paham, polanya juga banyak. Pas musim panas kan semua orang jadi takut hantu, jadi laporan salah yang nambah kerjaan juga ada. Kalau gitu ya kami lakukan sesuatu yang kelihatannya meyakinkan terus dapat uang. Sekitar 200 ribu yen.
[781] Nggak ngerti alasannya sih, tapi perjaka itu meskipun nggak sampai terkuat. Menurutku hebat.
- [785] Penasaran sama cerita kutukan.
[786] >>782 Biaya transportasi, terus bahan-bahan buat ritual pengusiran atau semacamnya juga lumayan makan biaya, jadi ada bagian buat nutupin itu juga mungkin. Nggak tahu ada efeknya atau nggak, Sensei sih bilang ada efeknya. Tapi karena nggak ada hasil yang jelas kayak youkai benar-benar ada terus hilang gitu, aku menggambarkannya sebagai “ritual pengusiran”. Sedikit lebih jahat dari ramalan, tapi mungkin memang kayak gitu, aku udah bisa menerima. Yah, mungkin aku udah teracuni Sensei ya. >>783 Nggak. Nggak tahu alasannya kenapa, tapi kayaknya ada sedikit masalah.
- [787] Makasih balasannya~ Dunia yang luar biasa ya, jaga kesehatanmu!!
[788] >>785 Oke, besok malam atau kapan gitu aku cerita soal itu ya. Hari ini waktunya tanya jawab aja.
- [792] >>788 Makasih! Nggak usah maksain diri, kalau bisa datang aja udah bagus, tapi kutunggu ya.
- [795] >>788 Boleh tanya nggak kenapa TS sering nggak bisa tidur malam? Kalau gara-gara dengkuran guru sih malah tenang ya.
[800] >>795 Sekarang aku tinggal sendiri. Selalu mimpi buruk jadi nggak bisa tidur nyenyak. Mungkin gara-gara musang itu kali ya~ setengah pasrah sih. Terus, di kamar tiba-tiba suka ada suara atau semacamnya. Udah biasa sih, tapi kalau lagi kesal ya tetap kesal. Kalau gitu biasanya olahraga angkat beban biar tenang.
- [815] TS, apa manusia yang mati secara spiritual nggak bisa dihidupkan lagi secara spiritual?
[817] >>815 Kalau orang mati bisa hidup lagi, mungkin bisa ya.
- [820] >>817 Serius… berarti itu artinya mustahil dihidupkan lagi ya… Kalau dalam kehidupan sehari-hari mati secara spiritual, penyebabnya apa aja yang mungkin? Apa gara-gara tanpa sadar dibenci youkai?
[824] >>820 Kalau hidup biasa aja kayaknya nggak apa-apa? Karena hal yang menakutkan, jadi menurutku jarang terjadi. Kalau kutukan, daripada menyebabkan kematian spiritual, kayaknya lebih cepat yang berpengaruh ke fisik deh.
[827] Selamat malam.
- [828] Kutunggu cerita berikutnya!
- [834] >>827 Makasih jawabannya! Selamat malam!
[852] Selamat malam. Oke, cerita sedikit soal kejadian di Asia Tenggara ya.
- [853] Tolong banget.
[854] Ini cerita sekitar waktu ini tahun lalu. Sensei bilang mau ketemu temannya di Malaysia, terus nanya aku mau ikut nggak. Waktu itu tumben banget, Sensei yang bayarin ongkos transportasinya. Mungkin karena pas baru selesai kerjaan yang hasilnya lumayan bagus, jadi mood Sensei lagi bagus. Sejak dewasa, aku dikasih gaji sama Sensei, meskipun sedikit. Tapi waktu kerja, biaya transportasi kayak Shinkansen juga sering bayar sendiri, jadi ini tawaran yang langka banget. Katanya sih nggak ada hubungan sama kerjaan, jadi kupikir kenapa nggak, aku ikut aja. Yah, niatnya kayak liburan ringan gitu.
[855] Ngomong-ngomong, cerita ini agak beda sama yang berhubungan sama youkai, lebih ke arah manusia yang menakutkan gitu. Teman Sensei itu katanya orang yang dulu pernah sedikit bantu dalam kerjaan, orang China, bapak-bapak. Katanya punya indra keenam yang hebat banget, ahli dalam bidang yang nggak jelas namanya Kinpaijutsu (Ilmu Koin Emas), mulai dari youkai, pengusiran roh, feng shui, pokoknya serba bisa. Katanya sih orang yang lumayan terkenal di sana. Soal Kinpaijutsu nanti sedikit lagi. Aku sendiri, waktu itu udah punya lumayan tabungan, jadi rencananya pas sampai sana langsung pisah sama Sensei, terus ketemu lagi pas mau pulang. Sebelum berangkat aku udah cari-cari info hotel, harga barang, niatnya mau nikmatin sendirian, tapi entah Sensei tahu pikiranku atau gimana, di pesawat dia bilang ke aku, “Cewek Malaysia itu hebat lho, hehehe,” gitu. Terus, setelah ketemu temannya, dia nanya mau nggak diajak ke tempat di mana aku bisa tahu kehebatan wanita Asia Tenggara? Aku mikir “Hmm” sekitar 3-4 menit, tapi ya namanya juga laki-laki, melepas perjaka di negara asing kedengarannya nggak buruk juga sih (tertawa). Aku udah pesan hotel sendirian, tapi kubatalin.
[856] Terus dari bandara, aku diajak Sensei ke rumah orang itu. Awalnya naik bus, ganti 2-3 kali, terus naik taksi 1,5 jam, setelah itu jalan kaki 1 jam lewat jalan sempit yang mobil nggak bisa lewat (di tengah kota sih, tapi entah kenapa sempit). Akhirnya sampai juga. Ngomong-ngomong, selama itu yang bawa barang tentu aja aku. Aku sempat mikir, jangan-jangan aku diajak Sensei cuma buat jadi kuli angkut barang? Tempat tinggal kenalan Sensei itu kayak apartemen yang udah tua banget, tapi satu gedung apartemen itu kayaknya punya dia semua? Luarnya jelek, tapi dalamnya lumayan bersih, kayaknya enak buat ditinggali.
[857] Yang menyambut aku dan Sensei adalah pemuda yang ganteng banget, umurnya mungkin hampir sama denganku. Bahasa Jepangnya lancar banget, dia ngobrol sama Sensei, tapi aku hampir diabaikan. Mungkin dikira kuli angkut bayaran kali ya. Terus, dari obrolan mereka, nama pemuda itu Wang siapa gitu, orang China, murid atau semacamnya dari teman Sensei. Karena diabaikan aku jadi sedikit kesal, sempat mikir nggak dewasa, “Wang kok kayak anjing (nama umum anjing di Jepang),” atau semacamnya. Terus diantar, akhirnya ketemu sama teman Sensei, tapi ini juga ganteng banget. Belakangan aku tahu umurnya lebih tua dari Sensei, akhir 50-an, tapi kelihatannya kayak pria paruh baya menarik umur 40-an.
[858] Beberapa waktu lalu ada pertanyaan juga, tapi di industri kami katanya orang ganteng agak jarang ya. Alasannya nggak pasti sih, tapi belakangan ini kupikir, mungkin karena orang ganteng lebih punya sisi feminin? Ini cuma dugaan jadi nggak usah dipikirin. Rasanya mitos itu dipatahkan mentah-mentah, aku jadi sedikit tertarik sama pasangan guru-murid ini. Awalnya, bapak-bapak menarik itu ngobrol sama Sensei pakai bahasa Jepang, “Lama nggak jumpa,” dan sebagainya, terus pas sadar keberadaanku dia nanya, “Anak ini siapa?” Sensei ngenalin aku, terus bapak itu ngenalin diri namanya Li siapa gitu. Bapak Li itu natap aku sebentar kayak lihat barang aneh, terus mempersilakan aku dan Sensei duduk, nyuruh Wang-kun bikinin teh. Sementara itu Sensei dan Bapak Li ngobrol basa-basi macam-macam. Pas aku mau minum tehnya, Sensei negur, “Teh itu sebaiknya jangan diminum.”
- [859] Sensei ternyata lebih muda dari yang kubayangkan (tertawa). Kukira udah kakek-kakek.
- [860] Imejku tentang Sensei itu Oshino Meme dari Monogatari Series, bayanganku sendiri sih.
- [862] Penasaran lanjutannya!
[863] Aku pasang muka kayak, “Eh?” ke Sensei. Sensei kayaknya heran, bilang, “Dulu kan udah diajarin? Hati-hati sama ruangan yang bersih.” Terus, di situ aku baru ingat dan paham. “Rumah ini jangan-jangan melihara Gu (蠱) ya?” tanyaku. Bapak Li jawab, “Iya.” Yah, Gu kan lumayan terkenal, di wiki juga lumayan detail ditulisnya, tapi mungkin beda sama yang kalian bayangkan kayak Shikigami gitu. Jauh sebelumnya, aku bilang kan, orang yang bisa pakai Shikigami kayak gitu mungkin udah nggak ada. Terus Gu itu sebenarnya gimana, hari ini udah malam jadi besok aja ya. Tidur dulu. Selamat malam.
Sihir Gu/Kodoku (蠱毒): Jenis sihir kuno dari China. Konon menggunakan kekuatan spiritual makhluk terakhir yang tersisa setelah sejumlah besar serangga beracun, dll dimasukkan ke dalam wadah tertentu dan saling memangsa. Digunakan untuk mengutuk atau mendapatkan kekayaan.
- [864] Baru datang padahal.
- [866] Semangat kerjanya. Kutunggu lanjutannya.
- [867] >>863 Aku belajar dulu dari wiki ya. Selamat malam~
[876] Oke, pertama soal Gu ya. Gu itu semacam metode untuk menciptakan sesuatu yang mirip youkai secara artifisial. Yah, cara bikinnya macam-macam ditulis di wiki, tapi di situ Gu dipakai sebagai alat kutukan. Katanya Gu ditumbuk halus, terus diminumkan ke target kutukan, nanti targetnya kena kutuk terus mati. Tapi, menurut Sensei-ku, itu terlalu mengada-ada.
[877] Kalau dipikir pakai akal sehat modern biasa, banyak serangga atau ular disuruh saling makan atau semacamnya, ya pasti banyak parasit yang ngumpul di yang terakhir hidup, kalaupun nggak ada itu, pasti kotor banget. Benda kayak gitu ditumbuk halus terus diminumkan ke orang, ya pasti kena satu dua penyakit. Apalagi zaman dulu kondisi medis parah, mungkin langsung mati. Tapi, kalau cuma gini, ini cara pakai Gu yang paling rendah. Ujung-ujungnya sama aja kayak ngeracunin orang biasa kan. Pengguna Gu yang asli itu lebih mengerikan. Seperti yang kukatakan di awal, Gu yang benar itu semacam youkai buatan yang punya perasaan sangat negatif terhadap manusia. Terus, kekuatannya itu, lebih mirip Zashiki Warashi. Di cerita lama, ada keluarga kaya yang turun-temurun melihara Gu, tapi pas ada istri baru masuk ke rumah, dia nggak dikasih tahu soal Gu itu. Suatu hari, orang lain di rumah itu lagi pergi, cuma si istri yang jaga rumah, tiba-tiba dari tong besar yang ditaruh di kamar ada suara, pas istri cek ternyata ada ular besar di dalamnya. Istri yang kaget buru-buru masak air panas, terus siram ular itu sampai mati. Pas orang rumah lainnya pulang, dengar cerita itu, semua nangis, terus nggak lama kemudian semua orang di rumah itu mati karena sakit. Ada cerita kayak gitu.
Zashiki Warashi: Youkai penjaga rumah berbentuk anak kecil yang dipercaya di wilayah Tohoku Jepang. Konon membawa kekayaan ke rumah, tapi jika pergi, rumah akan mengalami kemunduran.
- [878] Youkai sama dunia lain nggak ada hubungan sebab-akibat?
- [879] Pernah dengar Sihir Gu (Kodoku) itu hebat, tapi ternyata cuma parasitnya aja yang bahaya ya.
[882] Aku bukan ahli Gu atau apalah, jadi maaf kalau penjelasannya kurang bagus atau kurang detail. Ujung-ujungnya Gu itu fungsinya apa, sederhananya kayak “parasit”. Orang yang bikin Gu, dia “menempelkannya” ke orang lain. Tergantung Gu yang dibuat, dia akan menyerap keberuntungan, umur, dan macam-macam dari orang yang ditempeli itu, terus pas orang yang ditempeli mati, dia akan kembali lagi ke pembuatnya. Tapi, yang perlu hati-hati di sini, Gu itu punya kebiasaan menempel di lingkungan yang lebih nyaman, jadi kadang dia betah di rumah orang yang ditempeli, tapi dalam kasus itu, baik pembuat maupun yang ditempeli akan diserap macam-macam sampai mati. Lagipula, Gu itu kalau nggak bunuh orang dalam periode tertentu akan bunuh pembuatnya, jadi sekali dibuat, katanya harus bunuh orang baru tiap sekitar tiga tahun sekali. Kalau nggak, dia bunuh pembuatnya. Terus lagi, kalau Gu-nya ketahuan, terus dibunuh sama praktisi lain atau semacamnya, pembuatnya juga tetap mati. Kurang lebih begitu ya?
- [884] Susah ya buat dipelihara dan dikendalikan.
- [885] Gu itu bukannya dibawa sama imigran dari Baekje zaman kuno? Kayaknya ada hubungan sama anjing bermata empat deh.
- [886] Suasananya kayak Osaki-gitsune (rubah Osaki).
[887] Terus gimana cara melepaskan Gu, ini juga caranya macam-macam, tapi metode apapun kayaknya butuh siklus “memberi” → “menerima”. Misalnya, taruh Gu di dalam dompet atau semacamnya, terus tinggalin di pinggir jalan. Terus, kalau ada yang mungut dompet itu, Gu-nya akan nempel ke orang yang mungut. Dari sisi yang melepas, dia “memberi dompet”, dan dari sisi yang memungut, dia “menerima dompet”, hubungan kayak gitu terbentuk, dan di situ Gu nempel ke orang yang mungut. Makanya, kalau ada barang jatuh di pinggir jalan sebaiknya jangan sembarangan dipungut, kalaupun dipungut sebaiknya lapor polisi. Terus, yang merepotkan dari Gu, kadang pembuatnya yang sengaja pasang, tapi Gu itu beda sama Shikigami, dia punya kehendak sendiri, jadi kadang dia nempel ke orang sembarangan atas kemauan sendiri. Misalnya, orang yang melihara Gu ngajak temannya makan. Meskipun akrab sama teman itu, si pemelihara “memberi makan”, si teman “menerima makan”, kalau hubungan kayak gitu terbentuk, Gu bisa aja nempel ke teman itu tanpa izin terus menyerapnya sampai mati. Yah, ini masih ringan sih. Yang parah, cuma sekadar minta jabat tangan, terus dijabat aja, udah bisa nempel ke lawan bicara. Makanya, orang yang melihara Gu nggak bisa punya hubungan sosial yang baik. Keluarga sendiri duluan yang mati.
[888] >>884 Bukan susah, tapi nggak bisa. Ngomong-ngomong, kalau belanja kan, kasih uang → sebagai gantinya dapat sesuatu, jadi katanya nggak perlu khawatir ketempelan. Terus ciri-ciri rumah yang ada Gu-nya itu, bersih banget sampai nggak ada debu sedikitpun. Rumahnya dibangun di tempat yang banyak orang tinggal. Nggak ada foto yang dipajang, atau apalah. Tentu aja, ada juga tindakan pencegahan Gu, misalnya kalau makan di rumah orang lain, pertama ketuk mangkuk pakai sumpit. Bawa bawang daun, sebelum masuk rumah orang lain, gigit dulu. Minum air jahe campur garam banyak-banyak setelah keluar rumah juga bisa. Ngomong-ngomong, minum alkohol di rumah yang ada Gu-nya itu dilarang keras, katanya bahaya banget.
- [890] Orang Jepang dari dulu kalau dikasih sesuatu pasti balas ngasih lagi, apa salah satu alasannya dari sini ya? Biar impas gitu.
[891] Kembali ke cerita, sambil mengingat hal-hal itu, aku meletakkan teh yang hampir kuminum tadi. Kalau melihara Gu, meskipun pihak lawan nggak ada niat jahat sama sekali, sembarangan menerima sesuatu itu tindakan yang sangat berbahaya. Sekaligus, aku berpikir, benda bahaya apa yang dipelihara ini. Lagian, nawarin teh segala, niat banget mau nempelin ya, pikirku. Terus Sensei kayaknya bisa baca pikiranku, dia jelasin kalau Bapak Li itu melihara Gu bukan karena suka. Katanya itu warisan dari orang tuanya, kayak kasus musangku gitu. Terus, soal nawarin teh itu, katanya kalau nggak sopan, bisa aja Gu-nya jadi nggak suka. Jadi, kalaupun ketempelan, itu tanggung jawab sendiri. Katanya begitu.
[892] >>890 Mungkin benar banget ya. Ngomong-ngomong Kodoku (蠱毒) itu bacanya “kodoku”. Bisa juga diartikan “kesepian” (孤独 – kodoku) ya. Maaf, hari ini sampai sini dulu, nggak tahu besok bisa datang atau nggak, tapi kalau ada waktu luang aku lanjutin ceritanya ya. Selamat malam.
- [894] Makasih (^-^).
- [895] Makasih! Kutunggu lanjutannya. Selamat malam.
- [896] Kutunggu lanjutannya.
- [897] Kutunggu lanjutannya! Pengen dibikin buku deh (tertawa).
- [898] Makasih juga hari ini. Ngomong-ngomong, kalau kita udah terlanjur nerima barang kutukan dari orang, pas mau balikin ke orang itu apa kita juga harus ngasih sesuatu? Terus kalau mau putus hubungan gitu apa harus minta tolong ahli kayak TS? Apa bahaya kalau barang yang diterima itu dibakar atau dibuang gitu aja?
- [899] Seru banget ya.
- [904] Kalau foto Kaisar efektif, berarti teori Kaisar Meiji palsu itu bohong ya?
- [909] TS, bisa nembakin sesuatu dari rambut nggak?
- [925] Penasaran jadi baca semua sampai sini, nggak nyangka Kodoku muncul. Aku jadi sangat setuju sama penjelasan kalau kotoran keluar bareng darah haid. Kadang-kadang aku capek banget, kondisi badan jelek, hati nggak stabil, rasa kesepian dan putus asa, kesal numpuk, rasanya ah udah mati aja nggak sih, pokoknya badan dan hati rasanya kotor banget, pas lagi gitu pasti darah haid kental hitam pekat keluar banyak sekaligus (bukan pas lagi banyak-banyaknya). Terus, kalau udah gitu, rasanya ah syukurlah semua yang jelek udah keluar… secara insting lega. Terus setelah itu semua keluhan tadi hilang kayak bohong. Temanku yang punya indra keenam sering bilang aku tipe badan yang gampang bawa pulang macam-macam, aku coba deh jahe garam banyak-banyak.
- [928] Mampir lagi lihat ada postingan baru nggak, eh malah ada orang nggak dikenal debat panjang lebar. Debat gitu di tempat lain dong, ini kan thread tanya jawab (sekaligus thread cerita TS), jadi OOT (Out Of Topic) kan.
[929] >>898 Kalau kutukan, kalau siap mati bareng sama lawan sih boleh aja dibakar, tapi kalau nggak mau ya sebaiknya ambil tindakan yang semestinya. Kalau ketempelan Gu sih katanya biasanya nggak ada jalan lain selain mati bareng. >>904 Belum pernah dengar kasus itu jadi kugoogle, ternyata ada ya hal kayak gitu. Yah, mungkin yang penting itu bukan garis keturunan tapi nama keluarga kali ya. >>909 Kalau ketombe sih kadang terbang. >>928 Yah, menurutku sih nggak apa-apa. Jadi pengisi waktu yang bagus pas aku lagi nggak ada, dan secara pribadi ada juga cerita yang bisa jadi pelajaran.
[930] Setelah basa-basi selesai, Bapak Li bilang ada sesuatu yang mau ditunjukkan ke Sensei, terus dia ajak Sensei ke kamar lain. Aku mau ikut juga, tapi Bapak Li bilang, “Ini membosankan buat anak muda,” terus nyuruh Wang-kun nganterin aku jalan-jalan keliling kota. Aku terpaksa ikut Wang-kun jalan-jalan di sekitar situ. Wang-kun juga bahasa Jepangnya bagus banget, tapi entah kenapa sikapnya jelek, kayak agak meremehkan gitu, jadi aku sedikit nggak suka sama dia.
- [931] Lanjutan Datang──(゚∀゚)──!
[933] >>932 Makasih~ Tapi pelayanan Wang-kun sendiri sopan sih, kalau diminta tolong juga biasa aja nurut. Aku jalan-jalan keliling kota sama dia sebentar, makan macam-macam di warung pinggir jalan, tapi Wang-kun lumayan hebat. Hebatnya apa, dia populer banget sama semua orang. Aku nggak ngerti bahasa lokalnya sih, tapi kayaknya dia kenal sama hampir semua orang di kota, semua orang nyapa dia, kalau di toko malah dikasih makanan gratis. Sampai di sana sekitar jam 3 sore, terus keliling kota 2-3 jam, nggak ada tempat wisata khusus sih, tapi budaya asing atau semacamnya terasa segar. Ada toko jimat juga, karena penasaran aku beli macam-macam, terus Wang-kun bilang, “Benda kayak gitu nggak ada gunanya sama sekali, kalau mau, aku kasih yang ada khasiatnya.” Karena ingat soal Gu, aku tolak dengan sopan. Terus akhirnya balik ke rumah Bapak Li, ternyata Bapak Li sama Sensei udah hilang.
- [934] Hmm hmm…
[935] Terus kata Wang-kun, katanya ada surat tinggalan, isinya, “Kami berdua mau pergi minum, tolong jaga rumah sampai besok pagi.” Yah, mereka kan teman lama, mungkin ada yang mau dibicarakan berdua aja kali ya. Tapi sampai besok pagi… jangan-jangan ke “tempat bagus di mana bisa tahu kehebatan wanita Asia Tenggara” yang itu ya. Pikirku gitu, tapi aku percaya janji Sensei mau ngajak pas pulang nanti, jadi aku sabar aja. Wang-kun nyiapin kamar buatku, terus kasih tahu berbagai peringatan kalau mau menginap di rumah itu malam hari. Pertama, selama malam jangan pernah sentuh mata pakai tangan. Kalau mau sentuh, pakai kain atau semacamnya buat alas. Selama malam jangan pernah bilang kata-kata yang berhubungan sama “mati”. Kalau terpaksa banget mau bilang, pakai kata samaran kayak “hal itu” dan macam-macam. Kamar yang disiapin ya, kayak kamar hotel bisnis gitu, nggak ada jendela. Tapi kelihatannya lumayan nyaman, jadi aku gigit bawang daun sedikit demi sedikit tiap beberapa waktu, tiup peluit penangkal Gu yang dikasih Wang-kun secara berkala, terus pas mau mandi dan tidur, saat itulah kejadiannya datang.
[936] Berikutnya di thread selanjutnya ya.
- [937] Gantung banget……!
- [938] Ayo pindah.
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 7
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 6
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 5
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 4
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 3
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya? Part 2
-
Gue Kerja Jadi Pembasmi Youkai Nih, Ada yang Mau Nanya?