Aku Melihat Sesuatu yang Aneh: ‘Shishinoke’

Halo, saya admin. Tahukah Anda bahwa di jurang internet Jepang, di sudut-sudutnya yang tersembunyi, ada kisah-kisah yang dibisikkan secara diam-diam?

Di balik kegelapan anonimitas yang mendalam, banyak kejadian aneh yang masih terus diceritakan. Di sini, kami telah mengumpulkan dengan cermat kisah-kisah misterius itu – yang tidak diketahui asalnya, namun anehnya begitu nyata – yang bisa membuat bulu kuduk berdiri, hati terasa sesak, atau bahkan menjungkirbalikkan akal sehat.

Anda pasti akan menemukan cerita yang belum pernah Anda ketahui. Nah, apakah Anda siap untuk membaca…?

[1] Beberapa waktu lalu, aku pergi berkemah ke gunung di daerahku bersama anjing kesayanganku, dan di sana aku melihat sesuatu yang aneh. Aku tidak pandai menulis, dan ini pertama kalinya aku posting di forum seperti ini, jadi mungkin ceritanya akan panjang, tapi kalau kalian tidak keberatan, tolong dengarkan ceritaku. Aku akan berusaha menjawab pertanyaan sebisa mungkin.

  • [9] Aku menantikannya.

[13] Lokasinya adalah sebuah bumi perkemahan di Prefektur Ishikawa. Aku berkemah semalam di sana bersama anjingku. Tempat itu cukup terkenal sebagai tempat kemah di daerahku, tapi karena kemarin hujan, kata pengelola yang datang menagih uang, tidak ada tamu lain selain kami.

  • [17] Kenapa kamu berkemah dengan anjing….?

[19] Meski hujan, hanya gerimis saja. Aku berhasil menyalakan api di semacam balok beton berbentuk U yang disebut U-jikō, dan menyiapkan makan malam. Kalau bicara soal kemah, pasti kari, jadi aku makan kari dan nasi yang dimasak dengan hangō. Untuk anjingku, aku memberinya makanan anjing yang kubawa.

Hangō: Alat masak portabel dari logam yang biasanya digunakan untuk menanak nasi saat berkemah. Bentuknya unik.

  • [20] Oh ya? Terus gimana?
  • [23] Kasih karinya ke anjingmu juga dong.

[24]>>17 Aku sekarang berusia 18 tahun, tahun ini 19. Karena berbagai hal, aku jadi rōnin, dan teman-temanku kebanyakan sudah kuliah, jadi tidak ada teman untuk pergi bersama, makanya aku pergi dengan anjingku. Ngomong-ngomong, anjingku jenis German Shepherd bernama Lutz. Hujan mulai sedikit deras, jadi aku dan anjingku segera masuk ke tenda. Tendanya untuk 3 orang, jadi cukup luas dan nyaman meskipun bersama anjing. Aku menggantung lampu LED berbentuk lentera di langit-langit, jadi di dalam cukup terang. Saat memesan tempat, pengelola bilang mungkin ada beruang, jadi aku membawa pistol gas (airsoft gun) yang biasa kupakai untuk survival game dari rumah, tapi saat itu masih tersimpan di dalam kotaknya dan aku sama sekali tidak berpikir akan menggunakannya.

Rōnin: Sebutan untuk orang yang gagal ujian masuk universitas atau sekolah lain dan sedang belajar untuk ujian tahun berikutnya tanpa status pelajar.

  • [25] Wah, seru nih.

[28]>>23 Aku memasukkan bawang bombay, jadi tidak bisa memberikannya pada anjing… maaf ya. Sebagai gantinya, aku memasukkan daging steik dadu ke dalam kari, jadi aku memberinya daging itu secara terpisah. Sambil mengelus anjingku, aku membaca buku. Sekitar pukul 10 malam, aku berpikir untuk tidur dan hendak mematikan lampu, tapi aku mendengar suara seperti kucing dari luar. Bukan suara ‘meong’ biasa, tapi suara kucing yang mirip sekali tangisan bayi saat musim kawin, mungkin banyak yang pernah dengar, suara seperti itu. Awalnya aku kira itu suara bayi sungguhan, tapi di sekitar rumahku banyak kucing, entah liar atau peliharaan, dan setiap tahun saat musim kawin aku sering mendengar suara itu, jadi aku sudah terbiasa. Tapi aku jadi bertanya-tanya, apakah memang ada kucing di gunung?

  • [30] Suara tangisan itu memang menyeramkan ya..
  • [32] > Berkemah di gunung dengan anjing. Kamu seperti orang Amerika saja.

[33] Aku pernah ikut Pramuka, jadi sudah cukup sering berkemah, tapi sejujurnya aku belum pernah melihat kucing di gunung. Lagipula, kucing biasanya ada di daerah pemukiman atau tempat yang banyak makanan. Aku berpikir mungkin benar-benar ada anak yang dibuang, jadi aku keluar bersama anjingku. Aku mendirikan tenda di area tenda terluas. Sedikit jauh dari sana ada lapangan tempat orang biasanya membuat api unggun jika berkemah berkelompok. Suara mirip tangisan bayi itu sepertinya datang dari sana, jadi aku melihat ke arah lapangan. Tentu saja gelap gulita karena tidak ada lampu penerangan, tapi selain lampu LED berbentuk lentera yang kugantung di tenda, aku membawa satu lagi, jadi aku membawa yang itu dan berjalan menuju lapangan. Tiba-tiba anjingku mulai menggonggong ke arah lapangan.

  • [36]>>33 Kalau baca dari sini, bisa paham ceritanya kan?
  • [37] Aku menantikannya.

[38] Anjingku jarang menggonggong pada orang, malah dia tipe yang suka mendekati orang asing untuk dielus. Karena dia jarang sekali menggonggong, aku jadi sedikit kaget. Meskipun gelap gulita, mataku perlahan terbiasa, dan aku bisa melihat keseluruhan lapangan. Ada banyak rumput liar di beberapa tempat, tapi rasanya seperti lapangan sekolah. Tepat di tengah-tengahnya, di tempat biasa orang membuat api unggun, ada sesuatu yang aneh. Mungkin lebih tepat disebut “makhluk”. Ukurannya sebesar kantong tidur musim dingin, dan bentuknya seperti ulat raksasa. Awalnya aku kira itu anak beruang atau semacamnya, tapi karena aku hanya pernah bertemu hewan gunung seperti rusa, aku sama sekali tidak tahu apa itu. Tapi yang pasti, makhluk aneh itulah yang mengeluarkan suara seperti tangisan bayi.

  • [43] Itu cuma bayi manusia yang dibuang, kan.
  • [44] Aku menantikannya.

[46]>>36 Mungkin tidak apa-apa. Maaf kalau banyak bagian yang tidak penting. Hujan sudah reda, tapi tanahnya masih basah, dan banyak genangan air di lapangan. Aku sedikit takut, tapi karena rasa penasaran ingin memastikan apa itu, aku mendekati makhluk aneh itu. Gerakannya seperti ikan yang melompat-lompat. Setiap kali bergerak, terdengar suara ‘becak-becak’ yang anehnya keras. Anjingku masih menggonggong, tapi dia ikut mendekat bersamaku. Jaraknya sekitar 5 meter, dan aku bisa melihat bentuknya dengan cukup jelas. Seperti kantong tidur musim dingin yang ditumbuhi bulu. Lebih mirip duri landak daripada bulu. Lebih mirip hewan daripada serangga. Yang terlihat dari tadi sepertinya bagian belakangnya, tapi tiba-tiba dia menoleh ke arahku. Tubuhku kaku seperti terikat, tidak bisa bergerak. Sesuatu yang tampak seperti wajahnya memiliki semacam antena? seperti ini · · · posisinya, dan di ujungnya ada sesuatu seperti bola mata. Mirip siput atau keong.

alt text
  • [49] Jadi, kamu pergi ke gunung dan ketemu Lips dari Dragon Quest, begitu?
  • [50] Kalau gak ada foto, gambar aja.
  • [53]>>49 Kalau dibayangin jadi seram (tertawa).

[56] Wajahnya terdiri dari 3 antena itu, dan satu lubang di tengah-tengah ketiganya. Di tempat yang sepertinya di bawah wajahnya, ada sesuatu seperti janggut. Mungkin aneh menyebutnya ‘kontak mata’, tapi rasanya dia sedang menatapku. Rasanya hanya satu atau dua detik, tapi terasa sangat lama bagiku, dan aku tidak mendengar suara apa pun. Seharusnya anjingku terus menggonggong, tapi aku tidak mendengar suara gonggongannya. Saat aku berpikir ini benar-benar gawat, anjingku menggigit sepatuku dan menarikku ke belakang, dan kekakuan seperti terikat itu hilang. Aku langsung lari kembali ke tenda bersama anjingku.

  • [57] Anjingmu pintar ya.
  • [58] Seram ya.

[65] Setelah selesai menulis ini, aku akan coba menggambar sedikit. Aku berhasil sampai ke tenda dengan selamat bersama anjingku, tapi suara mirip tangisan bayi itu masih terdengar. Aku buru-buru mengeluarkan pistol gas yang kubawa dari kotaknya dan bersiap. Anjingku, entah karena berpikir untuk tidak memberitahu lokasi kami atau tidak, tidak menggonggong dan terus menatap ke arah pintu masuk tenda. Sejujurnya, aku tidak berpikir pistol gas bisa berbuat banyak, tapi rasanya lega memiliki senjata di tangan. Aku juga meletakkan parang yang kubawa di dekatku, jadi aku sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin. Aku bersiaga seperti itu selama sekitar 10 menit, lalu tiba-tiba suara tangisan bayi itu berhenti. Aku berkeringat dingin, dan aku menganggap suara berhenti = makhluk itu pergi, jadi aku sedikit lega dan berpikir untuk menelepon pengelola agar datang ke sini. Pengelola tinggal di semacam pusat informasi, dan dia bilang kalau ada apa-apa telepon saja kapan saja, jadi aku mencoba menelepon. Sinyalnya ada dan baterainya cukup, tapi tidak diangkat… Waktu itu belum jam 11 malam, seharusnya dia masih bangun, tapi berapa kali pun ditelepon, tidak diangkat.

  • [66] Seram ya.
  • [68] Jangan-jangan itu larva Kunekune (*legenda urban internet).

Kunekune: Salah satu legenda urban/cerita hantu Jepang yang beredar di internet. Digambarkan sebagai objek putih yang bergerak meliuk-liuk di kejauhan, seperti di sawah, dan konon orang yang melihat wujud aslinya akan menjadi gila.

  • [69] Tembak saja dong.

[73] 718250c3 Gambarku terlalu jelek, jadi perasaan waktu itu tidak tersampaikan ya. Malah jadi kelihatan lucu. Yang hitam di tengah itu lubang, bukan hidung. Aku sudah menelepon berkali-kali tapi tidak diangkat. Aku benar-benar panik. Saat itu, aku sadar anjingku masih terus menatap pintu masuk tenda dan bersiaga.

alt text
  • [74]>>73 Tidak kok, cukup seram.
  • [75] Cara mewarnaimu itu bagaimana sih, seram tahu.
  • [77] Itu Hitokui (*karakter dari suatu karya?). Kalau dimakan, bisa kena serangan jantung lho.
  • [84]>>77 Ya kalau dimakan pasti mati lah.
  • [85] Ternyata bukan sekadar Lips ya.

[88]>>75 Aku pikir lebih baik cepat, maaf ya. Suara tangisan bayi sudah tidak ada, dan aku pikir anjingku hanya belum bisa santai, tapi aku ingat seluruh tubuhku merinding. Mungkin itu pertama kalinya dalam hidupku aku merinding seperti itu. Aku mendengar suara sesuatu merayap di atas rumput basah. Tidak salah lagi, suara itu mendekati tendaku. Seharusnya aku mematikan lentera, tapi dalam situasi itu, berada dalam kegelapan meskipun ada anjing, rasanya tidak tahan. Hujan mulai turun lagi. Suara tetesan hujan yang mengenai permukaan tenda terdengar sangat keras. Suara merayap itu jelas semakin dekat ke tendaku.

[106] Mengenai foto anjing, akan kujelaskan nanti. Aku tahu suara merayap itu sudah sangat dekat, tepat di sekitar pintu masuk tenda, karena suaranya semakin keras. Anjingku masih tidak menggonggong, terus bersiaga. Aku juga mengarahkan moncong pistol gas ke pintu masuk dan bersiaga. Terdengar suara dari arah pintu masuk tenda. Aku tidak tahu itu suara anak laki-laki atau perempuan, tapi setelah suara seperti mendecakkan lidah, terdengar suara anak-anak, “Cih… Cih… Itossha… nou,” “I… tossha… nou… cih… cih.”

alt text
  • [110] Anjingnya kenapa……
  • [113] Kalau sampai terjadi sesuatu pada anjingnya, aku harus menghajar makhluk ini sampai babak belur.
  • [114] Se, se, seram ya.
  • [118]>>113 Biar kubantu.
  • [123]>>113 Kalau begitu aku juga ikut bantu.
  • [127] Anjingnya….

[130] Aku tidak mengerti apa yang dikatakannya, tapi ada sesuatu yang tidak kukenal di depan mataku dan mengatakan sesuatu, situasi itu membuatku hampir gila. Saat itu, anjingku yang dari tadi bersiaga menerkam sesuatu di pintu masuk. Terdengar suara jeritan kematian, “CCHAGYAAAAAGYAAAAAAA”. Aku khawatir terjadi sesuatu pada anjingku, jadi aku memberanikan diri keluar. Di sana ada makhluk yang kulihat tadi, dan anjingku sedang menggigitnya. Makhluk itu menggelepar-gelepar seperti ikan di tanah basah sambil mengeluarkan suara seperti bayi menangis menjerit-jerit. Aku segera meraih kalung anjingku dan berkata, “Ayo pergi!” lalu berlari menuju gedung pengelola. Aku khawatir apakah anjingku mengikutiku, tapi sepertinya dia mengikutiku dengan baik, aku sempat mendengar gonggongannya sekali seolah menjawab. Dengan lentera di tangan kanan, pistol gas di tangan kiri, dan parang terselip di ikat pinggang, aku berlari sekuat tenaga. Meskipun ini bumi perkemahan, tidak ada lampu jalan agar tidak merusak suasana, jadi cahaya lentera adalah satu-satunya andalanku.

  • [135] Whoa, UMA (Unidentified Mysterious Animal) macam apa itu.
  • [136] Aku khawatir sama anjingnya sampai tidak bisa mandi.
  • [137]>>130 Anjingnya… Menggigit duri-duri itu, apa mulutnya tidak apa-apa….
  • [139] Rasanya sudah seperti dunia Silent Hill (*judul game horor) ya…… Semangat, anjing.
  • [140]>>84 Aku tertawa (tertawa).

[147] Jalannya cukup terawat, tapi bukan beton dan basah kuyup karena hujan. Jujur saja, aku sangat ketakutan sampai lututku lemas, jadi aku tidak punya waktu untuk memperhatikan langkahku. Kakiku tersandung akar pohon yang mencuat dari tanah. Aku jatuh terguling dengan sempurna. Bukan jurang sih, tapi aku jatuh dari semacam undakan. Lentera dan pistol gas masih di tanganku, tapi kepalaku sedikit terbentur, jadi pandanganku kabur. Aku bisa melihat anjingku menggonggong ke arahku dari jalan. Aku mencoba bangun, tapi tubuhku tidak bisa bergerak dengan baik. Sesaat aku berpikir tamatlah riwayatku.

  • [150]>>1 Aku taruh gambar referensi anjingnya (German Shepherd) ya 2.00E+39
  • [152] Anjing yang pintar ya.
  • [153] Cepat dong, besok aku harus bangun pagi.
  • [155]>>150 Keren ya.

[157]>>150 Anjingku lebih kurus sih. Tapi ya, sepertinya anjingku terus menggonggong, dan setelah beberapa saat pandanganku mulai jelas dan aku bisa bangun. Bukan jurang, hanya undakan, jadi aku bisa naik sendiri, tapi suara anjingku yang tadi menggonggong dengan semangat sudah tidak terdengar. Aku merasa cemas dan buru-buru naik ke undakan dan kembali ke jalan. Di sana ada makhluk tadi, dan anjingku yang sedang menggeram sambil menjaga jarak dan bersiaga.

  • [161] Jangan biarkan anjingmu bertarung sendirian! Kamu juga maju! Bunuh!
  • [167] Apa itu ulat? Aku kira itu sama dengan ulat berbulu seperti naga yang pernah kulihat.

[171] Pokoknya aku menembak sekali ke bagian yang tampak seperti wajahnya. Meskipun 8mm, itu hanyalah airsoft gun untuk survival game, jadi aku tahu kekuatannya tidak seberapa, tapi aku tidak ingin anjingku melakukan hal berbahaya lagi. Makhluk itu mengeluarkan suara yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Aku langsung berlari lagi bersama anjingku di jalan. Aku hanya berpikir untuk secepatnya sampai ke gedung pengelola. Gedung pengelola cukup jauh, tapi aku berlari tanpa henti. Hujan deras, seluruh tubuhku sakit entah karena lecet atau memar, dan aku kotor berlumpur dan merasa tidak nyaman. Tapi aku tahu kalau berhenti di sini akan gawat, jadi aku berlari mati-matian. Akhirnya aku sampai di gedung pengelola. Pintunya terkunci tapi lampunya menyala, jadi aku menggedor pintu depan sekuat tenaga. Waktu sampai pengelola membukakan pintu terasa sangat lama, tapi akhirnya aku bisa masuk bersama anjingku. Begitu pengelola menutup pintu, aku langsung terduduk lemas di lantai. Aku mungkin berteriak sangat keras, “Pintunya! Cepat kunci!”

  • [173] Pengelolanya ada biasa saja?
  • [176] Anjingnya keren banget.
  • [179] Kenapa pengelola tidak menjawab telepon?
  • [183] Sudah lama aku tidak sepanasaran ini menunggu kelanjutan cerita di VIP (*nama kategori forum).

[185] Pengelola menatapku dan anjingku dengan heran sambil mengunci pintu. Napasku terengah-engah, jadi beberapa saat aku tidak bisa menjawab pertanyaan pengelola tentang apa yang terjadi. Aku dibawa ke semacam ruang tamu, diberi handuk, jadi aku mengeringkan badan sambil minum kopi yang disuguhkan untuk menenangkan diri. Anjingku dikeringkan badannya oleh pengelola dengan handuk. Aku lega karena tidak ada luka yang terlihat pada anjingku. Setelah selesai mengeringkan anjing, pengelola duduk di kursi di seberangku dan bertanya, “Bagaimana? Sudah tenang?” Jadi aku mulai menceritakan semua kejadiannya. Pengelola mendengarkan sambil mengangguk-angguk, tapi aku bisa melihat raut wajahnya perlahan menegang.

  • [187] Pengelolanya tahu ya!!
  • [188] Untung anjingnya dilap ya.
  • [194] Anjingnya….

[200] Setelah aku selesai bercerita, pengelola berdiri dan berjalan menuju loker di sudut ruang tamu, membuka gembok berantai, dan mengeluarkan sesuatu seperti senapan berburu? dari dalamnya. Lalu dia berkata, “Aku akan memeriksa kunci pintu,” dan pergi ke ruangan lain. Tempat tinggal pengelola seperti bungalow yang agak besar, dan kurasa tidak banyak kamar, tapi pengelola berlari-lari di dalam. Setelah beberapa saat, pengelola kembali dan mulai memasukkan kayu bakar ke perapian di ruang tamu. Setelah selesai, pengelola duduk di seberangku dengan senapan berburu di tangan dan mulai berbicara dengan ekspresi serius.

  • [202] Aku menantikannya.
  • [204]>>171 Yah, jadi ingin bilang, kamu kunci saja sendiri pintunya (tertawa).
  • [205] Wah, jadi menarik nih.
  • [206] Kalau di film, pengelolanya pasti kena death flag ya.
  • [212] Jadi takut pergi ke bumi perkemahan deh (tertawa).
  • [213] Tremors (*judul film) kah?
  • [223]>>1 Aku orang Ishikawa, sudah kutemukan lokasinya. A-gaoka kan? Di sekitar sini juga terkenal ada monster itu. Namanya Shishinoke.
  • [231]>>223 Tolong ceritakan lebih detail.

[233] Ringkasan cerita pengelola: Konon di gunung ini sejak dulu ada semacam dewa lokal? Pengelola adalah bagian dari keluarga pemilik gunung ini, jadi dia sudah sering mendengar cerita seperti itu sejak dulu. Wujud dan ciri-cirinya hampir sama dengan yang kuceritakan, dan ada cerita bahwa makhluk itu memakan kambing hutan (kamoshika). Pengelola sendiri belum pernah melihatnya, tapi dia pernah mendengar cerita dari tamu yang melihat monster seperti siput. Yang membuat pengelola terkejut kali ini adalah, meskipun jarang ada yang melihat, tidak pernah ada cerita pengalaman diserang atau dikejar. Pengelola sebenarnya tipe orang yang tidak percaya hal seperti itu, tapi melihat keadaanku yang tidak biasa, dia merasa ada sesuatu yang gawat. Malam itu, aku, pengelola, dan anjingku, yah kami bertiga, menghabiskan malam di ruang tamu.

  • [242] rew Aku gambar. dotup (*image uploader) lemot ya.
alt text
  • [249]>>242 Seram lho (tertawa).
  • [250]>>233 Maaf ngomongin hal sepele, tapi kan anjingmu punya nama Lutz, kenapa tidak ditulis Lutz saja?
  • [251]>>242 Seram….
  • [252]>>242 Jago ya gambarnya.
  • [263] Kalau ada makhluk seperti ini, aku pasti tidak bisa bergerak.
  • [264]>>242 Kayak Mook yang jatuh ke sisi gelap ya.

Mook: Karakter dari acara TV anak-anak Jepang “Hirake! Ponkikki” dan seri “Ponkikkies”. Anak yeti, berbulu lebat berwarna merah.

  • [265]>>231 Kalau ditulis kanji jadi “四肢除け” (Shishiyoke – penangkal anggota badan). Makhluk seperti ulat tanpa empat anggota badan. Katanya sih cuma menggeliat-geliat saja dan tidak berbahaya bagi manusia. Makanya orang lokal tidak terlalu takut.
  • [268]>>265 Cuma menggeliat saja? Kalau dijadikan bantal guling tidak boleh?
  • [271]>>264 (Tertawa)

[281]>>223 Maaf, bukan di sana. >>250 Oke. Aku menulis “anjing” karena kupikir akan sulit dipahami oleh orang yang tidak membaca dari awal. Ngomong-ngomong, namanya berasal dari Jenderal Senior Cornelius Lutz. >>242 Apa kamu pernah melihatnya? Persis seperti itu. Waktu terbuka, aku benar-benar kaget.

  • [287]>>1 Bukan Shishinoke ya? Padahal ciri-cirinya sangat cocok….
  • [300] Makhluk yang biasanya tidak berbahaya seperti itu, apa tidak apa-apa disentuh? (Menembak dengan pistol gas)
  • [302] Tapi Lutz waspada, berarti memang begitu kan?

[304] Sekitar jam 2 pagi. Mungkin karena kelelahan, aku tertidur tanpa sadar, lalu dibangunkan oleh pengelola yang mengguncang bahuku. Katanya suara tangisan bayi tadi terdengar dari luar. Lutz juga bersiaga di kakiku. Baik aku maupun pengelola tidak berani melihat ke luar. Kami berdua terus memasukkan kayu bakar agar api di perapian tidak padam. Kata pengelola, tidak ada cerita makhluk itu memakan manusia, tapi karena kami benar-benar diserang, kami tidak bisa lengah. Tiba-tiba aku teringat isi perkataan yang ditujukan padaku. “Itossha nou?” Aku belum menceritakan ini pada pengelola. Aku memberitahunya, tapi dia bilang tidak tahu, tapi dari nuansa katanya, mungkin itu dialek Kanazawa atau Prefektur Ishikawa. Aku lahir dan besar di Kanazawa, Ishikawa, tapi ayah dan ibuku berasal dari prefektur lain, jadi kami jarang menggunakan dialek Kanazawa di rumah. Teman sekelasku juga banyak anak pindahan, jadi tidak banyak yang menggunakan dialek Kanazawa, makanya aku masih belum mengerti artinya sampai sekarang. Kalau ada yang tahu, tolong beritahu detailnya. Pengelola juga, begitu mendengar suara itu, jadi tidak bisa tenang. Kami berdua pergi ke arah pintu depan dan mengintip ke luar dari jendela. Di luar masih gelap gulita seperti biasa, tapi memang suara tangisan seperti bayi terdengar dari arah pintu depan. Saat itu terdengar suara ‘duk… duk…’ seperti suara tumpul menggedor pintu depan. Mungkin lebih tepat disebut getaran tanah, seperti itu rasanya. Pintu kayu digedor ‘duk… duk…’. Suara seperti getaran tanah, suara hujan, dan suara tangisan bayi semakin menambah kengerian.

  • [310]>>302 Oh, begitu ya. Makhluk itu datang ke tenda sebelum diserang ya.
  • [319] Pengelolanya ternyata penakut juga ya (tertawa).
  • [320] Tapi itu dewa kan?
  • [327] “Itossha nou” = “Kasihan ya,” “Sayang sekali ya.”
  • [338] Tolong katakan ini cerita bohong. Aku tidak bisa tidur kalau mematikan lampu.
  • [346]>>327 Benarkah? (tertawa). Seram ya (tertawa).
  • [348]>>327 Maksudnya, “Aduh, (aku) sudah menggigitnya, kasihan ya”?
  • [354]>>348 Jangan begitu!
  • [360] Jangan-jangan karena menggigit makhluk itu, anjingnya jadi….
  • [361]>>348 Dia mengatakannya sebelum menggigit lho. Mungkin maksudnya kasihan (karena sudah melihatku, karena sudah bertemu denganku), atau semacamnya?

[362] Pengelola mengarahkan senapan berburu ke pintu. Aku ikut mengarahkan pistol gas ke pintu. Lutz juga bersiaga tepat di sebelahku menghadap pintu. Senapan berburu pengelola jenis double barrel? Larasnya dua berdampingan dan modelnya patah di tengah (break-action). Pengelola berteriak ke arah pintu, suaranya sedikit bergetar, “Siapa di sana! Ada perlu apa!” Suara tangisan dan suara gedoran pintu berhenti, hanya suara hujan yang terdengar menyeramkan. Keheningan berlangsung sekitar 3 menit. Aku dan pengelola saling pandang, dan saat aku hendak berkata, “Sudah aman kah?” tiba-tiba terdengar suara GEDORAN KERAS, DUK DUK DUK DUK DUK!!! Seolah ada sesuatu yang menabrakkan diri ke pintu. Pengelola menarik pelatuk. Aku baru pertama kali mendengar suara senapan asli, telingaku berdenging. Pengelola sampai terduduk lemas. Ada beberapa lubang di pintu. Kami berdua dengan takut membuka pintu dan melihat ke luar, tapi tidak ada apa-apa di sana. Namun, ada banyak bulu seperti jarum yang berjatuhan. Kami berdua menambal bagian yang berlubang dengan papan tripleks dan kayu bakar. Hari itu, aku, Lutz, dan pengelola menunggu pagi sambil berpelukan di depan perapian ruang tamu.

  • [363] Seram ya (tertawa).
  • [366] Dari sudut pandang dewa, manusia dan hewan adalah makhluk tidak sempurna yang mudah mati. Maksudnya, “Kasihan, jadi datanglah ke sisi sini.”
  • [367] Aku tertarik dengan “Shishiyoke” (Penangkal Anggota Badan). Tidak punya anggota badan → anak cacat → terus-menerus dibilang “kasihan ya, sayang sekali ya” jadi cuma tahu kata itu, mungkin?
  • [375] Ada pepatah ‘jangan ganggu dewa yang tidak mengganggumu’, dan ini bukan hanya menyentuh, tapi Lutz sampai menggigitnya, aku khawatir.
  • [380]>>367 Jangan terlalu dipikirkan. Mungkin dia datang menyapa, ‘kasihan ya sudah repot-repot datang kemah malah hujan’.
  • [382]>>375 Si TS kan menembaknya pakai pistol gas.
  • [386] Aku khawatir sama Lutz sampai tidak bisa mandi.
  • [392]>>380 Apaan tuh, lucu ya.

[399] Setelah itu tidak terjadi apa-apa sampai pagi. Mungkin itu malam terpanjang dalam hidupku. Aku dan pengelola sama-sama kelelahan karena tegang terlalu lama. Pengelola menelepon kenalannya di kelompok pemburu lokal (Ryōyūkai) atau semacamnya. Sekitar 2 jam kemudian, 3 orang kakek-kakek tangguh (usia 50-60an) tiba. Kami berlima dan satu ekor anjing menuju ke area tenda tempatku mendirikan tenda.

Ryōyūkai: Organisasi pemburu di Jepang. Tujuan utamanya biasanya adalah penanggulangan hama hewan liar di daerah tersebut dan peningkatan teknik berburu.

  • [410] 50-60 orang berkumpul, kebanyakan, aku tertawa.
  • [411]>>399 Aku salah baca, kukira 50-60 kakek-kakek tangguh.

[439] Sesampainya di area tenda, ditemukan banyak sekali bulu seperti jarum tadi, dan tenda serta barang-barangku hancur berantakan. Lebih tepatnya bukan dirusak, tapi seperti dilindas. Aku, pengelola, dan para anggota Ryōyūkai kembali ke bungalow pengelola dan menceritakan kejadian semalam. Kata para anggota Ryōyūkai, sepertinya memang dewa lokal? yang diceritakan pengelola. Kakek-kakek ini juga belum pernah melihatnya, tapi mereka sudah mendengar cerita seperti itu sejak dulu. Aku pulang diantar dengan mobil Pajero milik salah satu kakek. Jadi, itulah yang terjadi kemarin dan hari ini aku sudah pulang ke rumah. Maaf ceritanya jadi panjang, dan maaf aku lambat mengetik. Mengenai Lutz, mulutnya sedikit parah, jadi aku membawanya ke dokter hewan. Katanya cukup parah dan harus dirawat inap. Besok aku akan ke dokter hewan lagi untuk menjenguknya. Kalau ada pertanyaan, akan kujawab sekaligus nanti.

alt text
  • [446] Kamu harus berterima kasih pada Lutz lho.
  • [449] Lutzzz!!!
  • [457]>>439 Bulu makhluk itu tidak kamu bawa pulang?
  • [460]>>439 Lutz… (sedih). Apa karena kena duri beracun ya… Kasihan….
  • [465] Syukurlah…… Lutz masih hidup…… Syukurlah……!! Tapi aku tidak akan pernah memaafkan makhluk misterius itu.
  • [475] Bulu monster itu menusuk mulut Lutz ya…! Kasihan, pasti sakit sekali….
  • [480] Mana berani bawa pulang bulu seperti itu. Kalau ada semacam pelacaknya dan dia datang ke rumah gimana….

*[483] Usia 50-60an ya, maaf, memang terlihat seperti jumlah orang. Aku bodoh membawa senjata bolt-action (jenis mekanisme senjata api) meskipun untuk pertahanan diri… (kecewa). Sekarang aku menulis dari PC di rumah. Terima kasih semuanya sudah mendengarkan ceritaku. Nama bumi perkemahannya tidak bisa kusebutkan karena mungkin berhubungan dengan bisnis. Mengenai bulu seperti jarum, para anggota Ryōyūkai mengumpulkannya dengan hati-hati. Aku penakut jadi tidak berani membawanya pulang. Ternyata artinya “kasihan ya”… Aku bertanya pada keluarga tapi tidak ada yang tahu, jadi terima kasih. **

[515] Cerita yang kudengar dari kakek-kakek di mobil, memang katanya pernah ada yang melihat, tapi tidak pernah ada cerita diserang. Namanya ada macam-macam tapi lebih baik tidak usah tahu, katanya menyebut namanya saja sudah tidak baik. Kata kakek-kakek itu, makhluk itu lebih seperti roh jahat (chimi mōryō) daripada dewa. Ada berbagai cerita, seperti anak cacat yang kawin dengan dewa. Untuk sementara aku boleh pulang hari ini, tapi katanya nanti akan ada upacara pengusiran roh (oharai) atau semacamnya, jadi mereka minta nomor teleponku. Kata dokter hewan, “Apakah dia menggigit kenzan (landasan ikebana)?” Katanya sih tidak mengancam nyawa. Tapi sepertinya dia hanya bisa makan makanan seperti bubur bayi.

Oharai: Salah satu ritual dalam Shinto Jepang. Dilakukan untuk menghilangkan kekotoran, bencana, dll.

Kenzan: Alat yang digunakan dalam ikebana (seni merangkai bunga Jepang) untuk menancapkan bunga dan ranting. Terdiri dari landasan logam dengan banyak jarum menghadap ke atas.

[575] Kotak pistol gasku hancur, dan membawa parang telanjang bisa ditangkap polisi, jadi keduanya kutitipkan pada pengelola. Sejujurnya, aku tidak yakin bisa menulis blog atau semacamnya, jadi tolong kalau bisa buat thread di papan buletin Personal Computer Sokuho atau papan Okultisme, pokoknya di tempat yang threadnya tidak mudah hilang. Aku pasti akan menulis kelanjutannya. Aku tidak berencana menghilang, jadi kalau bisa, tolong temani aku sampai akhir.

  • [592]>>575 Tolong kabari kalau Lutz sudah sembuh.
  • [597] Yah, kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.

[608] Semoga malam ini tidak terjadi apa-apa. Barang-barangku sudah tidak bisa diselamatkan, jadi kuserahkan penanganannya pada pengelola. Yah, isinya cuma buku, kantong tidur, hangō, set piring Pramuka, tenda, dan lentera saja sih. Gambar >>242 sangat mirip, atau lebih tepatnya memang persis seperti itu.

  • [617]>>608 Oh, begitu ya. Syukurlah. Gambar itu hanya kugambar berdasarkan apa yang kamu katakan, jadi sayangnya aku tidak tahu apa-apa.
  • [619] Entah ini cerita bohong atau bukan, tolong foto Lutz…. Kalaupun bukan yang baru diambil, pasti ada satu di ponselmu kan!
  • [640] Pramuka, jauh ya dari image pengguna papan VIP. Aku sekarang Pramuka Penegak (Venture Scout) aktif ^^ Jadi takut nih untuk kemah berikutnya.

[642] 642 Ini foto dari ponselku, kualitasnya jelek, maaf ya.

alt text
  • [645]>>642 Lutzzzzzzzzzzuuuuuuuuu Lucu sekali yaaaaaaaaaa.
  • [648]>>642 Lucu. Kelihatan pintar ya.
  • [659]>>642 Anjing besar memang bagus ya. Keren. Iri deh punya Shepherd.

[675]>>640 Aku berhenti sebelum naik ke Penegak. Tapi kurasa aku mendapat banyak pengalaman bagus. Untuk hari ini cukup sekian dulu. Aku kurang tidur, jadi sebenarnya dari tadi kesadaranku hampir hilang terus. Tidak ada Lutz di kamar jadi rasanya sepi, tapi besok aku akan ke rumah sakit untuk melihat kondisi Lutz. Akan kulaporkan di papan buletin Personal Computer Sokuho. Semuanya, terima kasih. Selamat malam.

  • [683]>>675 Terima kasih atas kerja kerasmu.
  • [686]>>675 Seru ceritanya. Terima kasih!
  • [696]>>675 Terima kasih banyak atas kerja kerasmu. Istirahatlah yang cukup ya. Selamat malam. Semoga luka Lutz cepat sembuh.
  • [810] Terima kasih!! >>642 Lutz, lucu sekali (sedih). Aku sayang sekali pada Lutz yang mati-matian berusaha melindungimu!!
  • URLをコピーしました!

コメントする