-
“Saya Memiliki Dua Ingatan” – Kisah Seorang Pria yang Dapat Membaca Manuskrip Voynich yang Misterius
-
Hei kalian, percaya nggak sih sama reinkarnasi atau kehidupan lampau?
-
【Reinkarnasi】 Apakah Akan Datang Hari Ketika Kita Tahu Ada atau Tidaknya Kehidupan Setelah Kematian?
-
Teman Saya Mengalami Pengalaman Mendekati Kematian dan Selamat, Ceritanya Sangat Menarik!
-
KALIAN BENERAN PERCAYA REINKARNASI???
-
“Cerita Pengalamanku Pergi ke Dunia Lain” ~ Mungkin saja Penduduk Dunia Lain Mengincar Dunia Kita…
-
【Dunia Lain?】Saat saya masih kecil, ada seseorang yang disebut “Orang Sungai”.
-
Pengalaman yang Membuatku Mau Tidak Mau Percaya Reinkarnasi
-
Pas orang mau meninggal, pasti ada yang ‘jemput’, kan? Bokap gue pas meninggal juga bilang temennya dateng jemput.
-
Mengapa Aku Terobsesi dengan Dunia Setelah Kematian, Apakah Ada Kehidupan Setelah Mati?
-
Mengalami Dunia Aneh Saat Meditasi: Mimpi ‘Dilindungi oleh Penghuni Hutan’
-
Metode untuk Mengalami Kelumpuhan Tidur
-
Kayaknya aku mau coba sesuatu yang disebut Tulpa (roh buatan) deh…
-
Gimana Menurut Kalian Soal Dunia Setelah Mati?
-
Saya Punya Ingatan Tentang Kehidupan Masa Lalu, Ada Pertanyaan? [Bagian 1]
-
Yang Punya Ingatan Kehidupan Lampau, Kumpul dan Cerita di Sini
-
Terungkap, Apa yang Dilihat Orang Sesaat Sebelum Kematian
-
Cerita Pengalaman ke Dunia Lain? Saat SD 『Showa 73 → Rinmyoue』
-
Menurutmu, Astral Projection (Meraga Sukma) itu Ada Nggak?
-
Katanya Kalau Bunuh Diri Masuk Neraka atau Mengulang Momen Itu Terus
-
【Kabar Buruk】Saya Benar-Benar Mengalami Pengalaman Aneh
-
Ramalan Kecil yang Aneh 『Aku Berhasil Time Leap, Ada Pertanyaan?』
-
Saya Naik Kereta dan Tiba di Tempat Aneh
-
Mengupas 121 Tweet dari Rei Kokubun, Penjelajah Waktu dari Tahun 2058 [Penjelasan Santai]

[1] Ketiadaan
[2] Ketiadaan itu luar biasa ya
- [6] Selamat pagi. Bagaimana kehidupan Anda sebagai 〇〇? Bagaimana kalau selanjutnya mencoba kehidupan seperti ini?
[15] >>6 Itu sih pada dasarnya bukan kematian.
- [22] >>15 Kalau tempat yang kita capai setelah “kematian” yang ada di dunia ini adalah tempat seperti ini, bukankah bisa disebut dunia setelah kematian?
- [8] Apakah ketiadaan itu sesuatu yang bisa dibicarakan dengan berjalannya waktu?
[14] >>8 Karena bagi makhluk hidup yang mengkajinya, pemahaman waktu itu sangat penting.
- [13] Apakah hanya manusia yang jadi subjek reinkarnasi? Bagaimana dengan anjing, kucing, atau amuba?
[19] >>13 Artinya, itu cuma khayalan yang dibuat manusia demi kepentingannya sendiri.
- [20] >>13 Semuanya jadi subjek. Kita manusia bisa berpikir seperti ini karena punya kecerdasan. Kalau di kehidupan selanjutnya kita jadi tikus, ya kita hidup dengan apa yang dimiliki tikus itu. Jiwa tidak punya kecerdasan maupun emosi.
- [563] >>20 Bagaimana dengan alien? Makhluk dimensi tinggi? Tumbuhan?
- [578] >>563 Saya tidak tahu soal alien atau makhluk dimensi tinggi, tapi setidaknya itulah yang bisa kita kenali di Bumi, bukan? Tapi, mengingat ada banyak variasi di antara kita, mungkin saja makhluk dimensi tinggi juga termasuk.
- [16] Menjadi ‘ada’ itu justru yang jarang terjadi, jadi ‘tiada’ itu wajar saja.
- [18] Sebelum lahir juga kan kita ini ‘tiada’ terus. Ya cuma kembali ke kondisi itu saja.
[24] >>18 Sebelum lahir dan setelah mati itu beda lho. Mengalami perubahan dari ‘ada’ menjadi ‘tiada’ itu benar-benar pengalaman sekali seumur hidup.

- [36] >>18 Benar sekali.
- [21] Waduh, sepertinya jadi tidak bisa tidur nih.
- [23] Kesadaran itu tak lebih dari kumpulan sinyal listrik. Kalau aktivitas otak berhenti, kita tidak akan merasakan apa-apa. Ketiadaan.
- [27] Bukankah kesadaran itu hanya terbagi dan bersemayam di makhluk hidup yang berbeda?
- [29] Orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian (NDE) tahu jawabannya.
[38] >>29 Orang yang mengalami NDE itu pada dasarnya masih hidup, kan.
[32] Satu persamaan yang kutemukan waktu SD: Ketiadaan → Alam Semesta → Ketiadaan → ? Kalau begitu, Ketiadaan → Aku → Ketiadaan → ?
- [33] Ingatan mungkin hilang, tapi kita akan jadi manusia lagi berkali-kali, kan? Kecuali kalau kita ini mesin canggih yang diprogram.
- [34] Diberi otak yang bisa merasakan dunia dan memikirkan masa depan, tapi malah dibiarkan merasakan ketakutan akan kematian. Sungguh kejam ya, eksistensi yang menciptakan manusia itu.
- [35] Kenapa sih semuanya selalu dipikirkan dari sudut pandang manusia? Bagaimana dengan makhluk hidup lain?
- [40] >>35 Sama saja, kembali ke ketiadaan.
[50] >>35 Mengingat manusia punya kemampuan berpikir yang jauh melampaui makhluk hidup lain, menghadapi pertanyaan tentang kematian sebagai perwakilan makhluk hidup itu sudah jadi semacam kewajiban, tahu!

- [41] Mati itu menakutkan ya, sungguh…
- [318] >>41 Perasaan itu sendiri sudah tertanam dalam DNA kita sejak dulu kala sebagai naluri bertahan hidup makhluk hidup, menarik ya.
- [342] >>318 Ada yang bilang bayi menangis di malam hari karena belum bisa membedakan antara tidur dan mati. Mungkin benar juga, pikirku.
- [42] Bagaimana pandangan penganut reinkarnasi tentang populasi yang meningkat pesat?
- [71] >>42 Alam semesta itu tidak hanya satu, lho. Ada banyak yang berdampingan. Dengan kata lain, dunia lain (isekai).
- [43] Yah, menurutku sih ketiadaan. Manusia pada akhirnya hanyalah makhluk hidup biasa.
- [47] Reinkarnasi itu sepertinya benar adanya ya. Tapi tentu saja bayi lahir tanpa ingatan apa pun, jadi apakah pemikiran itu ada artinya? Itu pertanyaannya.
[84] >>47 Kalau pakai hukum kekekalan massa mungkin bisa dibilang begitu, tapi di sana sudah tidak ada lagi jejak makhluk hidup aslinya.
- [48] Ada teori bahwa bayi baru lahir punya ingatan kehidupan sebelumnya untuk sementara waktu, tapi otaknya menganggap tidak perlu dan menghapusnya.
- [49] Tapi, kenapa ya kita punya ego/kesadaran diri? Aneh sekali.
- [62] >>49 Secara umum, ada dua alasan: untuk menjaga kesatuan diri, dan sebagai pedoman perilaku.
- [51] Gampang sekali bilang ‘ketiadaan’, tapi kalau dipikir-pikir bisa bikin gila lho.
- [72] >>51 Benar juga kalau dipikir-pikir, artinya tidak ada akhir ya. Entah kenapa jadi sangat takut.
- [53] Apakah sesuatu seperti jiwa itu punya massa?
- [76] >>53 Kalau interpretasinya ego = jiwa, maka jiwa tidak punya wujud fisik.
- [87] >>53 Tidak ada. Katanya sih atom penyusun tubuh sama sekali tidak berubah, baik saat hidup maupun mati.
- [55] Ketiadaan abadi itu terlalu menakutkan.
- [61] Jika secara ilmiah terbukti apa yang terjadi setelah kematian, entah itu menuju surga, neraka, sesuatu yang lain, atau kembali ke ketiadaan mutlak… apakah jumlah bunuh diri akan bertambah atau berkurang?
- [73] >>61 Akan bertambah. Ketakutan akan kematian itu adalah ketakutan akan hal yang tidak diketahui. Kalau isi dunia setelah kematian dan hal-hal terkaitnya menjadi jelas dan pasti, ketakutan akan berkurang.
- [105] >>73 Di budaya yang meyakini reinkarnasi, orang cenderung mudah bunuh diri. Jadi sepertinya kalau sudah tahu (atau percaya) apa yang terjadi setelah mati, jumlahnya memang akan bertambah.
- [90] >>61 Dunia setelah kematian itu tidak ada. Dunia ini sepenuhnya materialistis.
- [115] >>90 Seperti yang saya contohkan, kalau memang “ketiadaan”, sepertinya jumlah bunuh diri akan meningkat drastis ya. Saya sendiri sekarang baik-baik saja, tapi tidak yakin bagaimana di masa depan.
- [68] Saya cukup percaya bahwa dunia ini adalah realitas virtual. Kalau belajar fisika partikel elementer, Anda akan paham.
- [75] >>68 Hipotesis bahwa ada petunjuk dunia meta di suatu tempat itu bikin seru ya.
- [80] Pasti ketiadaan. Hanya menjadi sesuatu yang lain. Entah di alam semesta ini atau tidak.
- [85] Menarik ya bagaimana konsep seperti kehidupan sekarang, kehidupan selanjutnya, dan reinkarnasi begitu mengakar. Apakah kehidupan sekarang begitu tidak menyenangkan?
- [131] >>85 Bahkan orang yang tidak religius pun biasa membicarakan atau mengucapkan “Kalau aku terlahir kembali~”. Secara objektif, ini cukup aneh menurutku.
- [93] Andai saja bisa eksis sebagai jiwa tanpa tubuh. Tidak perlu makan, pakaian, tempat tinggal, kerja, buang air, bersih-bersih, tidak ada kecelakaan.
- [111] >>93 Yah, mungkin itu salah satu bentuk dunia setelah kematian, kan?
- [116] >>93 Itu dunia dimensi tinggi ya.
- [132] >>116 Saya yakin dimensi tinggi itu pasti ada, hanya saja kita tidak bisa merasakannya. Mungkin di sanalah stasiun terakhir bagi jiwa.
- [98] Bisa percaya pada hal yang belum pasti ada seperti kehidupan selanjutnya itu enak ya, santai sekali pikirannya.
- [144] >>98 Kalaupun ada kehidupan lampau atau selanjutnya tapi tidak bisa mewarisi ingatan, tempat lahir beda, keluarga orang lain, jenis kelamin dan penampilan beda, itu sih sudah jadi orang lain sama sekali menurutku.
- [164] >>144 Ini dia. Kalaupun ada reinkarnasi, tidak ada artinya kalau kesadarannya tidak berlanjut.
- [172] >>164 Kasihan sekali ya orang yang menerima hukuman di kehidupan selanjutnya atas perbuatan di kehidupan sebelumnya.
- [100] Jika dalam rentang waktu yang sangat panjang ada waktu yang disebut “hidup”, maka waktu “mati” pasti lebih panjang, dan itulah yang normal, kan?
- [103] Jika alam semesta tak terbatas, seperti bagaimana urutan angka yang sama pasti muncul berulang dalam bilangan irasional yang tak terbatas, mungkin saja susunan atom materi yang membentuk kesadaranku akan tercipta lagi di antara susunan atom materi yang tak terbatas. Masalahnya adalah, apakah ‘aku’ yang tercipta kembali itu punya kesamaan identitas dengan ‘aku’ yang sekarang?
- [117] >>103 Mungkin ada? Sama saja kan seperti cerita monyet yang bisa mereproduksi karya Shakespeare pada akhirnya?
- [106] Apakah alam semesta hanya ada satu? Akan menarik kalau ada multiverse.
- [108] Jika kesadaran dan ingatan disalin ke media penyimpanan, dan bisa berpikir saja menggunakan CPU yang meniru otak, apakah itu masih ‘aku’?
- [121] >>108 Jika ‘aku’ berpikir demikian, dan orang sekitar juga mengakuinya, maka itulah kenyataannya.
- [110] Orang bilang ketiadaan itu menakutkan karena tidak ada akhir, tapi aku tidak paham. Selama kita hidup, kehidupan juga tidak ada akhirnya, tapi kita baik-baik saja kan?
- [118] Selain ketiadaan, tidak mungkin ada yang lain. Mengatakan jiwa atau roh itu ada sama saja seperti bilang data bisa terpisah dan tetap ada di tempatnya meskipun PC sudah rusak.
- [124] >>118 Hidup itu hanyalah fenomena sesaat. Sama saja seperti semua komponen PC berfungsi normal dan bisa digunakan.
- [122] Apakah sesuatu seperti jiwa itu benar-benar ada?
- [135] >>122 Kalau jiwa = kesadaran, pasti ada kan.
- [170] >>135 Maksudku, aku memisahkan antara jiwa dan kesadaran. Seperti android tiruan manusia punya kesadaran, tapi tidak punya jiwa. Lalu, jiwa itu apa dong? Itu pertanyaannya.
- [189] >>170 Iya juga ya. Jiwa yang tidak ada hubungannya dengan kesadaran itu apa sih?
- [217] >>189 Mungkin itu khayalan manusia yang ingin percaya bahwa ada kepribadian absolut di luar tubuh fisiknya. Seperti jiwa unik yang hanya muncul ketika kesadaran dan tubuh menyatu.
- [123] Kalau memang ada dunia setelah kematian, apakah kita akan tinggal di sana selamanya?
- [125] Jika kita berasumsi ada dunia setelah kematian, rasanya tidak mungkin ada materi di sana, jadi sepertinya hanya ruang hampa tak terbatas yang membentang.
- [127] Kalian semua, ingat tidak sebelum lahir? Tidak kan? Tahu-tahu sudah punya kesadaran diri sekitar umur 3 tahun, jadi waktu mati ya jadi ketiadaan.
- [128] Kupikir kesadaran yang dirasakan saat mati itulah yang menjadi keabadian orang itu, apa salah? Kalau matinya tenang dikelilingi anak cucu dan keluarga, itu surga. Kalau mati sendirian dalam kesakitan, itu neraka. Bukankah begitu?
- [140] >>128 Itu hanyalah harapan orang yang ditinggalkan agar almarhum pergi ke surga, dan berharap bisa bertemu saat mereka sendiri mati.
- [175] >>140 Sama sekali beda. Bukan itu maksud saya.
- [153] >>128 Sepertinya saya salah tadi. Maksud saya, bukankah “kesadaran yang terbentuk dari informasi terakhir yang dirasakan” saat sekarat itu yang menjadi keabadian orang tersebut? Karena tidak ada lagi informasi baru yang masuk ke otak. Maksudnya, “kesadaran individu” itu berhenti di momen itu. Di dunia fisik waktu terus berjalan, tapi bagi orang yang mati, dia berhenti abadi di sana. Itu bayanganku.
- [168] >>153 Karena semua yang membentuk diri kita lenyap, kesadaran seperti itu pun tidak mungkin tersisa.
- [194] >>168 Tentu saja begitu, tidak akan tersisa. Tapi saya rasa semua orang pernah mengalami bahwa kesadaran tidak selalu sinkron persis dengan waktu nyata. Kadang terasa sangat cepat, kadang saat kecelakaan terasa sangat lambat. Jika “kesadaran” yang ambigu dalam hal waktu ini hanyalah persepsi yang berkelanjutan, maka bagi orang itu sendiri, momen kematian menjadi abadi. Itu pemikiran saya.
[129] Kalau mau berpikir romantis, mungkin kita mendefinisikan kondisi sebelum alam semesta lahir sebagai “ketiadaan” hanya karena kita “tidak tahu”. Kalau begitu, bisa jadi dalam “kematian = ketiadaan” itu sebenarnya “ada” sesuatu.

- [133] Ada yang pernah bilang, “Bukankah orang kalau mati kembali ke keadaan sebelum lahir? Kematian itu menakutkan karena kita tidak tahu.” Orang itu sendiri sudah meninggal sih.
- [157] >>133 Ini dia. Hanya kembali ke ketiadaan sebelum lahir.
- [134] Ketiadaan lah. Tidak ada kesadaran, jadi tidak bisa mengenalinya juga. Kondisi kesadaran melayang selamanya ya.
- [137] Menakutkan ya, fakta bahwa kita 100% pasti akan mati.
- [146] Aku, sekarang hidup ini terasa menyakitkan, tapi aku tidak bisa mati begitu saja karena mungkin setelah mati akan lebih menyakitkan lagi.
- [147] >>146 Semua orang begitu kok.
- [167] >>146 Kalau mati, tidak akan merasakan apa-apa. Bagi mereka yang menjalani hidup penuh penderitaan, kematian adalah penyelamat.
- [173] >>167 Benarkah begitu? Itu hanya “terlihat tidak merasakan apa-apa” dari sudut pandang kita yang masih hidup, kan?
- [190] >>173 Itu hanya bisa diketahui oleh orang yang sudah mati. Apapun yang dikatakan orang hidup tidak akan meyakinkan.
- [158] Kalau ada dunia setelah kematian, berarti semua orang yang sudah mati sejak manusia ada, semuanya ada di sana dong?
- [165] >>158 Tapi jumlah semua manusia yang pernah mati sejak awal hingga sekarang itu lebih sedikit daripada jumlah manusia yang hidup saat ini lho.
- [179] >>158 Jika reinkarnasi itu benar, mungkin ada semacam lautan jiwa raksasa di dimensi atau dunia lain, dan tetesan yang keluar darinya masuk ke dalam satu makhluk hidup, lalu setelah mati kembali lagi ke laut itu. Makanya tidak ada kapasitas dan tidak akan penuh sesak.
- [162] Aku sering berpikir, apakah orang selain diriku benar-benar punya kesadaran diri (ego)?
- [176] >>162 Itu sih terlalu ekstrem…
- [181] >>176 Cukup banyak filsuf penganut solipsisme lho.
- [188] >>162 Selain Anda, semuanya robot.
- [206] >>162 Ada juga konsep zombi filosofis kan. Meskipun itu juga berlaku untuk diri sendiri, jadi agak beda dengan pemikiran ‘selain diriku~’.
- [185] Tapi secara naluriah kita menghindari kematian kan, baik manusia maupun hewan. Mungkin tempatnya memang sangat menakutkan.
- [193] >>185 Kita hanya takut karena tidak tahu. Bukan takut karena tempatnya menakutkan. Mirip tapi beda.
- [195] >>185 Bukankah hanya makhluk hidup yang tidak takut mati atau sakit yang akhirnya punah?
- [210] >>185 Yang secara naluriah menakutkan itu mungkin kematian itu sendiri, bukan dunia setelah kematian? Takut pada hal seperti neraka itu kan pengaruh budaya.
- [245] >>185 Menakutkan sekali…
- [200] Aku sama sekali tidak percaya dunia setelah kematian, tapi kadang ada anak kecil yang menceritakan ingatan kehidupan sebelumnya dengan sangat detail kan, misalnya di Amerika. Dan ingatannya cocok persis dengan orang yang dimaksud. Itu apa ya sebenarnya?
[216] Kalau aku divonis sisa hidupku tinggal sedikit, aku ingin dimasukkan ke kapsul tidur beku, lalu dinaikkan ke pesawat luar angkasa yang melaju mendekati kecepatan cahaya dan dilepaskan. Aku ingin kembali ke masa depan yang sangat jauh, di dunia sains umat manusia yang sudah mencapai puncaknya, dengan efek Urashima. Yah, ini cerita yang sepertinya bisa jadi bisnis di masa depan yang sangat jauh ya.
- “Efek Urashima” adalah istilah populer yang berasal dari cerita rakyat Jepang “Urashima Taro”, yang merujuk pada dilatasi waktu dalam teori relativitas khusus.*
- [223] Mungkin saja ada orang yang dikirim dari dunia meta untuk memberitahu jawaban yang benar, tapi hanya dianggap “orang aneh ini siapa” dan tidak dihiraukan.
- [229] Manusia memang makhluk yang memikirkan hal-hal tak berguna seperti ini, dan dalam sejarah Bumi, mungkin akan segera punah.
- [230] Apa itu kematian, apakah jiwa itu ada atau tidak, memikirkan hal-hal seperti itu benar-benar bisa bikin gila. Ngomong-ngomong, dulu ada orang hebat yang katanya bisa berkomunikasi dengan orang mati lewat telepati atau semacamnya ya.
- [242] >>230 Orang hebat zaman sekarang seperti Master Okawa juga bisa melakukan Itako kok.
- “Itako” adalah sebutan untuk dukun wanita di wilayah Tohoku, Jepang, yang dipercaya dapat memanggil roh orang mati dan menyampaikan kata-kata mereka.*
- [255] Tidakkah kalian takut setelah mati? Bahkan setelah kita mati, alam semesta akan terus berjalan selama puluhan, ratusan miliar tahun. Di mana akhirnya? Kita akan ada di mana selama itu? Apakah kita tidak akan pernah bisa lahir lagi? Menakutkan sekali.
[284] >>255 Justru karena ‘ketiadaan’ itulah, waktu yang terasa abadi itu pun tidak akan terasa.
- [302] >>284 Setelah mati memang begitu, tapi selagi masih hidup rasanya menakutkan ya…
- [524] >>255 Saya paham karena saya juga takut akan hal ini.
- [270] Begini saja sudah cukup.

- [273] Teori bahwa ingatan manusia di-backup di suatu tempat.
- [276] Mungkin setelah mati kita akan diberi tahu, “Pengalaman di dunia ini tetap ada, sekarang mulai stage 2.”
- [287] >>276 “Oke, selanjutnya dimensi 4,” gitu ya.
- [317] >>287 Iya iya wkwk, bonus penyelesaian awal stage 1-nya gila-gilaan gitu.
- [298] Katanya kalau tanya anak umur 3 tahunan tentang sebelum lahir, mereka semua bilang ada di atas langit dan memilih ibunya ya.